note :tolong tinggal jejak? even it just 'P' in a comment section. soalnya kalau nggak ada notif wattpad aku kadang lupa buat post draftnya.
.
.
Jimin dan Yoongi itu pasangan paling fenomenal di kampus. Semua tau itu. Padahal bukan satu fakultas, tapi hampir sebagian warga kampus mengenal mereka.
Alasannya karena mereka berdua itu sempurna. Baik dari masing-masing individu, maupun dari hubungan keduanya. Mulus saja, nyaris tidak ada masalah apalagi gosip miring.
Bisa dibilang, Jimin paling dikenal. Good looking, datang dari keluarga old money, ditambah seorang ketua klub basket fakultas. Terkadang, si Park itu memang sengaja menebar pesona. Dia suka sekali menjadi pusat perhatian. Orang yang terang-terangan mengklaim diri sebagai penggemarnya sudah sangat banyak, apalagi yang diam-diam suka memberinya hadiah.
Tapi Jimin tidak benar-benar merespon mereka. Jimin hanya suka perhatian, bukan ingin dicap playboy. Dia pria yang setia, apalagi jika pasangannya seorang Min Yoongi. Pemuda manis nan pendiam. Tutur katanya lembut dan sikapnya anggun. Nyaris berkebalikan dengan sifat Jimin yang terlalu social butterfly.
Namun hal tersebut tidak pernah menjadi masalah. Sama sekali.
Min Yoongi tidak pernah terganggu dengan para penggemar Jimin. Tidak pernah kesal jika kekasihnya itu menerima hadiah dari orang lain. Bahkan Yoongi tidak mau merepotkan diri untuk bermain sosial media, dimana Jimin nyaris selevel dengan artis di dunia sana.
Tapi, akhir-akhir ini, ketidak masalahan itulah yang menjadi masalah.
Jimin agaknya terbebani pikirannya sendiri. Muncul dari asumsi orang-orang di sekitar bahwa Yoongi mungkin saja tidak benar-benar serius menyayanginya. Sudah beberapa kali denial, tapi Jimin tidak bisa bohong jika pikiran itu mengganggunya.
"Kemarin Yuri kasih kamu cokelat, kan?"
Jimin menoleh pada Taehyung, "memang kenapa?"
"Yoongi tau?"
"Tau," sahut Jimin dengan anggukan. "Yoongi ada tunggu aku di mobil."
"Dia kesal tidak?"
Jimin menggeleng ragu, "tidak ada yang berbeda dengannya setelah itu. Dia masih tersenyum, masih berbincang banyak, juga masih beri kalimat cinta setelah aku mengantarnya sampai depan rumah kok."
"Aneh."
"Bagian mana yang aneh?"
"Normalnya, pasangan yang melihat hal seperti itu akan cemburu," kata Taehyung. "Paling tidak dia akan diam sepanjang jalan."
Jimin terdiam sebentar. Berpikir kearah menyetujui. Lagipula kalimat Taehyung ada benarnya juga. Kenapa Yoongi tidak pernah cemburu?
"Yoongi tidak pernah cemburu."
"Sama sekali?"
Jimin mengangguk dua kali.
"Katakan Yoongi adalah tipe yang sulit mengungkapkan perasaan itu dengan gamblang," ujar Taehyung, "tapi seharusnya dia bisa tunjukkan dengan sedikit emosi, kan?"
"Aku tidak tau," sahut Jimin, agaknya mulai resah. "Aku tidak pernah berpikir sampai ke sana. Kupikir memang selama ini hubunganku dengan Yoongi baik-baik saja dan itu sudah cukup."
Taehyung mendesah pelan. Mungkin dia telah mencerca berlebihan. Dia jadi merasa bersalah.
"Kamu bicarakan dulu saja dengan Yoongi," kata Taehyung kemudian. "Aku tidak mau kamu menebak-nebak dan membuat hubungan kalian bermasalah."
