iya. aku inget banget, aku nulis draft ini waktu dengerin lagu toothbrush - DNCE.
.
Jimin berkedip, menyesuaikan bias cahaya yang masuk dari celah ventilasi kamarnya. Iris jelaga itu bergerak ke atas, mengamati jam dinding yang menunjukkan pukul nyaris 11 siang.
Menjadi rekor bangun tersiangnya omong-omong. Tapi, pria tampan itu sama sekali tidak menyesal telah terjaga sampai dini hari sebelumnya.
Oh, berbicara tentang itu, netra Jimin kembali bergulir, mencari sosok yang menemaninya terjaga semalaman. Dan dia mendapati pintu kamar mandinya tidak tertutup, menampilkan siluet seseorang yang sedang beraktivitas di depan cermin.
"Yoongi?"
Suara serak bangun tidur, namun cukup lantang untuk membuat sosok di dalam kamar mandi itu melangkah ke ambang pintu.
"Mm?"
Jimin tersenyum, mengganti posisi untuk duduk bersandar pada headbed. Yoongi sedang menyikat gigi, jadi pria manis itu hanya bertanya 'kenapa' dengan gerakan alis.
"Nothing. Why you're so sexy?"
Yoongi merotasi bola mata, kembali masuk ke kamar mandi untuk menyelesaikan kegiatan menyikat giginya.
"Jimin, aku tidak menemukan celanaku."
Jimin mengamati sekitar. Kondisi kamar tidurnya nyaris seperti kapal pecah. Heran. Seliar apa dia semalam?
"Tidak usah pakai celana kalau begitu," sahut Jimin kurang ajar. "Aku suka melihatmu memakai kaosku seperti itu."
Yoongi mendengus kecil. Lalu kakinya merangkak, naik ke atas tempat tidur. Tidak berhenti di sana, Yoongi memposisikan diri untuk duduk menghadap di atas pangkuan Jimin.
Jimin tersenyum, melarikan jemarinya untuk mengusap masing-masing paha telanjang Yoongi.
"Ayo, antar aku pulang, Jimin."
"Sekarang?"
"Iya. Jam 1 nanti aku ada kelas."
Tangan Jimin merambat ke belakang, mengusap pipi pantat Yoongi yang hanya berlapis underwear.
"Masih lama. Kenapa buru-buru, sayang? Temani aku dulu di sini."
"Aku sudah semalaman di sini kalau kau lupa."
Jimin mengajukan wajah, mengecup ranum lembut milik Yoongi yang begitu dekat dengannya.
"Baby," Jimin berujar lembut, seirama dengan gerakan tangannya yang masih mengusap bagian bawah sana, "you know you can leave a toothbrush at my place."
"Dan menurutimu untuk bercinta setiap malam? Tidak, sayangku. Terima kasih."
Jimin mengerut kening, "Kau tidak suka bercinta denganku? Padahal teriakanmu semalam berkata sebaliknya."
"Jimin. Kau tau kau bisa membuatku pingsan jika harus melakukannya setiap hari."
Jimin terkekeh. Pantat sintal Yoongi dalam tangkupannya segera diremas gemas.
"Baiklah, tidak setiap hari. Tapi tinggal lah di sini, please?"
Yoongi tersenyum centil, membawa jari-jarinya bermain di rahang tegas pria yang tengah memangkunya.
"Dan bersiap ditendang istrimu kemudian?"
Jimin berdecak. Tidak suka dengan topik yang disinggung. Yoongi memang sengaja. Dia ingin dengar respon seperti apa yang akan dikeluarkan oleh pria beristri itu.
"Dia tidak akan berani datang ke apartemen ini, sayang. Aku menjaminnya," kata Jimin tegas. "Dan lagi, aku tidak mungkin membiarkannya mengusirmu seperti itu."
Yoongi tertawa kecil. Lalu mengecup bibir Jimin satu kali.
"Baiklah, pacarku. Aku menuruti apapun maumu."
"Apapun?"
"Mm."
"Bagaimana dengan satu sesi cinta lagi?"
Yoongi kembali tertawa, "lakukanlah semaumu. Sampai aku pingsan pun tidak masalah."
"Fuck, Min Yoongi!"
