Genre : Fluff
Casts : Jimin, Yoongi
Tag(s) : Friend to Lover, Fast forward plot
Audience : Teenager
Written by : AliceSeoul, March 5th 2023
"Yoon!"
Yoongi menjeda obrolannya dengan beberapa teman kelas, menoleh sekilas pada sosok yang sedang melambai semangat di ujung koridor. Senyumnya mengembang tipis, sebelum kembali berbicara pada teman-temannya dan mengatakan bahwa dia harus segera pergi.
Setelah teman-temannya berucap hati-hati, Yoongi beranjak, menuju seseorang yang telah menantinya sembari bersandar pada dinding. Jika Yoongi tidak mengenalnya dengan baik, bisa dipastikan Yoongi akan jengah dengan penampilan sosok itu sekarang.
Kancing kemeja seragam sudah seluruhnya terlepas, memperlihatkan kaus putih polos yang tidak dimasukkan ke dalam celana. Ditambah surai kelamnya yang berantakan, menunjukkan bahwa sosok itu benar-benar hyperactive.
"Jimin! Kamu bolos kelas lagi?"
Yoongi bertanya tanpa basa-basi, begitu dia tiba di hadapan Jimin. Satu lengannya secara otomatis dibawa naik, untuk merapikan helaian rambut berantakan sahabatnya itu.
"Enak aja. Kelas terakhirku tadi quiz," sahut Jimin, tidak terganggu sama sekali dengan perlakuan Yoongi padanya. "Karna yang udah selesai boleh keluar duluan, jadi aku keluar deh."
"Ish. Iya iya, sombongnya si juara kelas."
Yoongi menarik tangannya, berkacak pinggang menatap Jimin dengan sedikit dongak. "Kalau gitu, ajarin aku soal latihan matematika yang terakhir dong. Aku nggak paham-paham sama pengembangan rumusnya."
Jimin tersenyum, menepuk pucuk kepala Yoongi dengan gerakan lembut. "Boleh. Di rumahmu, ya? Sekalian numpang makan hehe."
Yoongi mendengus, mencubit ujung hidung Jimin main-main.
"Aduh, Yoon!"
"Lama-lama aku kasih bill ke kamu, Jimin."
"Kasih aja, aku pasti bayar," sahut Jimin, sembari merangkul pundak Yoongi untuk beranjak dari sana. "Kamu suruh aku penuhin kebutuhanmu seumur hidup aja aku pasti mau."
"Ih. Hati-hati sama omonganmu!" hardik Yoongi, menyikut pelan perut Jimin. "Nanti kalo Tuhan beneran ngasih kamu tanggung jawab gitu gimana?"
"Lho. Ya, nggak apa-apa. Emang kenapa?"
"Ngaco deh. Yang harus kamu hidupi nanti itu anak istrimu," sahut Yoongi, jelas tidak paham arah pembicaraan Jimin. "Kan kita belum tau itu siapa."
Jimin tersenyum kecut, pilih untuk tidak menanggapi apa-apa. Di dalam hati dia berkata, bahwa yang dia harapkan untuk menjadi pendampingnya nanti adalah Yoongi.
Hanya Yoongi.
• 18 •
"Jimin. Kita akhirnya lulus!"
Jimin tersenyum lebar, merentangkan dua tangannya sebagai gestur agar Yoongi datang kepelukan. Dan tentu saja Yoongi menyambutnya dengan baik. Dua adam itu berpelukan erat dengan seragam almamater kebanggaan pada hari kelulusan mereka.
"Selamat ya, Yoon. Peringkat kedua lulusan terbaik, loh?"
Yoongi tersenyum lebar, menampakkan gusi merah mudanya yang manis. "Iya! Keren, ya?" sahutnya sambil terkikik. "Kamu juga selamat ya, si selalu juara satu!"
