Draft 19

168 15 5
                                    

Sejak kecil, Jimin begitu mengagumi sosok Yoongi. Sosok yang lebih tua 2 tahun darinya itu, tampak tidak pernah takut dengan apapun dan siapapun.

Yoongi selalu menjadi garda terdepan, saat beberapa orang berusaha melukai Jimin. Selalu muncul di waktu yang tepat, saat Jimin membutuhkan bantuannya.

Jimin kecil memang sangat lembut. Dia tidak pernah berusaha untuk melawan ataupun sekedar meninggikan nada bicaranya pada orang lain. Karena itu, Jimin kecil selalu jadi bulan-bulanan anak-anak nakal di sekolah. Menganggap bahwa Jimin lemah dan payah.

Padahal Jimin lahir dari pasangan Alpha yang kuat. Sepasang suami istri yang memiliki kedudukan tinggi di pack mereka. Tetapi yang orang lain tidak tau, pasangan suami istri itu justru berharap mereka punya omega dalam keluarga. Berharap seorang healer datang untuk melengkapi pack mereka yang seluruhnya hanyalah seorang Alpha.

Karena itu, Jimin kecil selalu diperlakukan dengan manis dan lembut. Orang tua Park membesarkan Jimin sembari setengah berharap jika putra semata wayangnya itu akan mendapatkan status omega saat dia berusia 17 tahun nanti. Mereka percaya, bahwa dewa bulan pasti tau betapa mereka menginginkan Jimin menjadi omega pertama di keluarga.

"Mungkin orang tuamu bisa mengangkatku sebagai anak."

Yoongi berucap pelan, sembari melipat kertas dengan logo kerajaan yang terpampang jelas di bagian atas. Jimin yang duduk di samping segera menaut alis, menatap Yoongi untuk menanyakan maksudnya.

"Omega. Healer," Yoongi mengangkat bahu sekilas. "Orang tuamu menginginkan itu, bukan?"

Jimin membulatkan matanya, "K-kau omega?"

"Yah. Di sini tertulis seperti itu," sahut Yoongi santai. "Lagipula dewa bulan dan orang-orang kerajaan tidak mungkin membuat kesalahan, kan?"

Daripada Yoongi, Jimin justru terlihat lebih shock dengan fakta itu. Bukan sesuatu yang mengecewakan, tetapi lebih seperti perasaan kalut.

Sosok yang melindunginya selama ini, yang selalu memenangkan adu fisik, yang selalu melawan para pengganggu itu justru seorang omega?

Jimin kalut. Dia benar-benar diliputi perasaan gelisah. Bagaimana jika nanti dirinya benar-benar diberi status omega seperti yang selalu diinginkan orang tua Park?

Bukankah, omega tidak bisa menikah dengan sesama omega?

"Kenapa memasang ekspresi seperti itu?"

Yoongi menyenggol pelan bahu Jimin, lalu tertawa renyah sebelum kembali berujar. "Tenang saja, aku yakin aku masih pandai berkelahi," katanya. "Aku masih bisa melindungimu sampai kau mendapatkan statusmu nanti."

"Aku bisa menjaga diriku sendiri, Kak," ucap Jimin, tersenyum tipis. "Kurasa akan sulit bagimu untuk melawan, karena sekarang kau telah memiliki feromon."

"Aish, benar juga."

Yoongi mengangkat lengan, berusaha mengendusi wangi tubuhnya sendiri. "Kira-kira apa wanginya, ya? Apa terlihat sekali kalau aku seorang omega?"

Jimin terkekeh, lalu mencondongkan tubuh untuk mengendus bagian perpotongan leher Yoongi. Namun tindakan itu entah mengapa membuat Yoongi membeku di tempat. Jimin yang berjarak sangat dekat di area lehernya tiba-tiba saja memicu degup jantung untuk berdetak lebih cepat.

Aneh. Biasanya tidak pernah seperti ini.

"Aku tidak tau, Kak," ucap Jimin, kembali menegakkan punggung. "Aku belum bisa mencium feromon."

Yoongi berkedip gugup. Dia tidak mungkin mengatakan pada Jimin apa yang baru saja dia rasakan. Jadi alih-alih menjawab, Yoongi hanya mengangguk saja, lalu melempar pandang ke arah lain.

9593 TrackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang