cw: sex scene, spank, rape 🙏🏻
Dalam mimpi buruknya, Jaemin tengah berlari di kegelapan. Tersenggal-senggal dengan kaki telanjang dan napas yang tidak beraturan menjauhi bayangan hitam yang tidak tahu mengapa selalu mengejarnya. Tenaganya sudah akan habis, tapi tempat yang ia pikir hutan belantara itu tak kunjung memberikan secercah cahaya. Seoalah membiarkan dirinya terjebak tanpa jalan keluar. Kakinya telah basah, dan sedikit demi sedikit tubuhnya mulai dihinggapi kesakitan seperti ditusuk duri. Walau begitu Jaemin tetap mencoba melarikan diri dan itu membuat Sang bayangan hitam marah hingga lekas mencekik lehernya dengan kuat.
"Suka dengan tempat barumu honey?"
"M-mark?" Sial. Mimpi yang tidak main-main nyatanya, bahkan lebih buruk dari dugaannya.
Melihat kedua tangannya telah diikat pada ranjang besar, juga kaki yang masing-masing lebarkan dan ditali simpul ujung ranjang. Tujuannya memang membatasinya untuk bergerak. Jaemin masih memandangi sekelilingnya, dimana kamar yang luas dengan Mark di depannya yang sedang menikmati wine secara perlahan. Ia terlalu sering menuruti Mark dengan berbagai macam fetish yang mengganggu. Tapi melihat kenyataan bahwa di ruangan ini mereka tidak hanya berdua, melainkan ada sosok lain yang sedang terkapar tak berdaya di pojok ruangan dengan tubuh dipenuhi darah.
Kedua tangan dan kakinya juga terikat, hanya saja berbeda dengan Jaemin yang berada di ranjang, seolah dia memang diperuntukan menjadi saksi pembantaian. Tidak butuh waktu lama bagi Jaemin untuk mengenal wajah itu dengan air mata yang reflek turun di pipi nya.
"Je-no...?"
Entah minuman apa yang baru saja mereka teguk. Karena sepengingat Jaemin, mereka baru saja bersama-sama mengadakan pesta barbeque di tepi pantai. Ia juga masih mengingat wajah tersenyum Jeno kepadanya sebelum wajah teduh itu berubah dengan lumuran darah seperti ini. Oh, nyatanya Mark tidak sendirian, Hyunjin pun juga rupanya menjadi dalang ini semua mengingat sosoknya yang hadir memegang tali pada Jeno. Sempat-sempatnya bajingan itu melayangkan sapaan hai disertai senyum kemenangan terhadapnya.
"Tak ku sangkah adikku yang manis dan penurut sekarang sudah bisa bermain-main denganku."
Siaga satu. Mark berjalan mendekati Jaemin. Bunyi dari langkah sepatunya seolah membawakan gemuruh atas balasan yang sebentar lagi menimpahnya. Kiamat. Pada detik ini Jaemin tahu bahwa segalanya telah usai.
"Kakak pleasee...?" Tangis Jaemin ketika tangan besar itu menyentuh wajahnya yang sudah dipenuhi air mata ketakutan.
"Menangisinya?" Mark menatapnya tak suka. "Bisa-bisanya kau menangisi bajingan seperti dia selagi ada aku dihadapanmu?"
PLAKKK...!!
Tamparan pertama dalam hidupnya yang dia layangkan kepada adiknya. Jaemin merasakan pusing yang teramat sangat. Pipinya seketika merah padam ditambah rasa anyir yang memenuhi bibirnya karena darah. Walau begitu Mark tidak berhenti melepaskan cengkraman dirahangnya.
"Berapa lama?" Pertanyaan yang sejujurnya tidak begitu penting. Tapi Mark ingin adiknya menjawab soal sudah berapa lama dirinya menghianatinya. "Katakan, Na?"
"Ti-tiga bulan."
"Tiga bulan dan kau membiarkan dirimu ditidurinya?" Amarah seolah sudah menguasai seluruh jiwanya. Sambil menatap sosok yang tak berdaya di pojok ruangan, kemarahan Mark sudah tidak bisa dibendung.
"Aahh tentu saja jawabannya adalah kau menyerahkan dirimu untuk ditidurinya."
Soal ini Mark yakin 100 persen mengingat betapa agresifnya Jaemin akhir-akhir ini. Ditambah Jeno mungkin berpura-pura polos soal itu. Membayangkan kemungkinannya Jaemin lah yang menghasut Jeno untuk bekerja sama dengannya dengan bayaran tubuhnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ANIMAL - NOMIN MARKMIN
FanfictionThe Panther adalah sindikat perdagangan narkoba yang diketuai oleh Mark dengan beberapa antek-anteknya. Selama ini dia menjalani kehidupan selayaknya binatang: merusak, membuat kekacauanbahkan terparah menggumuli adiknya sendiri, -Jaemin. Sampai ia...