"Lo ada waktu? Kita ke rumah. Nyokap pengen ketemu."
Pesan Zean beberapa menit lalu masih Kalivia pandang dengan dilema di hatinya. Menurut Irena, langkah selanjutnya agar misinya berjalan adalah dengan menjauhi keluarga Zean.
Dengan ragu-ragu Kalivia mengetik balasan.
"Sori, Zean. Aku lagi gak enak badan. Tadi malam aku meriang."
Kalivia tanpa sadar menahan napas selama mengetik pesan balasan Zean.
Selama berstatus tunangan, ini merupakan kali pertama Kalivia berbohong."Oke. Gws."
Balasan balik Zean hanya dibalas Kalivia sebuah emot jempol.
Menilik pantulannya dalam cermin, Kalivia membenahi pakaiannya. Weekend ini ia ada janji bersama Irena. Keduanya akan berburu novel yang katanya sedang diskon.
"Pake kacamata gak, ya?" gumamnya melirik benda yang telah menemaninya selama masa remaja. Kalivia terbiasa memakai kacamata baik bepergian maupun membaca. Satu lagi, dia penderita rabun jauh.
"Bawa aja deh." putusnya memasukan kacamatanya kedalam tas. Setelahnya Kalivia merapikan tatanan rambutnya dikepang samping.
🌰🌰🌰
"Tuh kan gue bilang juga apa. Si Voe udah dari sononya aneh." celetuk Irena dengan langkah mulai keluar dari toko buku. Kalivia yang berjalan bersisian, hanya menggumam.
"Tapi, dia itu manis loh. Cowo manis kebanyakan gak bosen dipandang." balas Kalivia seraya menggoyang-goyangkan paper bag di tangannya.
"Ooo, jadi ini yang buat lo berpaling ama si Zean." selidik Irena yang mana suskes menghentikan langkah Kalivia. Karena kesal, Kalivia memukul kepala Irena, tidak kencang hanya saja tampang kesal Irena sangat puas bagi Kalivia.
"Ngomongnya ngasal bener. Kan lo tau alasan gue." dumelnya berjalan meninggalkan Irena yang sedang mencebik di belakang sana.
"Kali, tunggu!" Irena menyusul Kalivia cepat. Saat tiba di samping gadis itu, Irena merangkulnya.
"Gue ada kebetulan mau ketemu cowok. Gue bilang ama dia mau gue kenalin ama lo. Mau ya?"
Kalivia yang tengah asik mengamati sekitarnya, seketika menoleh cepat. "Jadi alasan lo maksa gue tampil gini karena mau comblangin gue! Mana bohongin perihal diskon lagi."
Irena meringis saat Kalivia membaca maksud terselubungnya mengajak membeli novel yang sedang diskon padahal nyatanya tidak.
"Tapi, ganteng gak." sesaat wajah galaknya berganti dengan wajah sumringah. Irena hanya mencebik kecil.
"Ganteng lah. Terus manis juga."
"Kira-kira bakal tertarik ga ya sama gue?" Kalivia bertanya-tanya, secara dia ini tidak cantik-cantik amat tapi banyak yang bilang dia ini manis dan imut.
"Tenang aja, kenalan gue ini gak mandang fisik. Terpenting lo buat dia nyaman semuanya pasti aman," celetuk Irena penuh semangat. "Nah, tanpa menunggu waktu, mending kita ketemu langsung aja sama orangnya."
Kalivia hanya pasrah mengikuti tarikan Irena di tangannya.
Memang benar apa yang Irena katakan, cowok yang hendak diperkenalkan terlihat tidak neko-neko. Dimulai dari penampilan, pembawaan, dan tutur kata yang sopan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Dream
FantasySPIN OFF BINAR REMBULAN~ "Yang gue denger nih ya, si doi lebih suka cewek anggun, kalem, dan yang paling penting harus pintar," "Trus?" Kalivia menatap sahabatnya itu tidak mengerti. "Nah, kalo mau pertunangan lo berakhir maka lo harus menjadi keba...