Warning 15+
🌰🌰🌰
Kalivia baru saja menginjakkan kakinya ke dalam rumah saat Zintya menarik tangannya.
"Astaga, Kali. Mama telponin kamu dari tadi kenapa gak angkat?" tanyanya seraya meneliti Kalivia dari atas ke bawah. Seragam anak bungsunya itu lumayan kusut, tetapi sebentar kemudian kedua matanya menyipit.
"Ini leher kamu kenapa? Jujur sama Mama."
Kalivia buru-buru menjauh, sebuah respon yang kian menambah kecurigaan Zintya.
"Kali mau ketemu papa." ucap Kalivia berlalu meninggalkan Zintya yang terdiam menatap punggung anaknya rumit.
Memutuskan menyusul Kalivia, Zintya memilih tidak masuk dan berdiam di depan pintu masuk sembari mengamati interaksi sang suami dan putrinya yang bercengkerama.
"Meski Kali gak bisa di andelin dalam urusan nilai akademik, tapi Kali akan berusaha menjadi pelindung kalian. Terdengar mustahil tapi keselamatan kalian adalah yang utama."
Rei mengusap rambut Kalivia sayang, senyumnya terukir kecil.
"Papa ada mau beritahu kamu," ucap Rei beralih menggenggam tangan Kalivia lembut.
"Papa putusin agar kamu tinggal di kota yang sama dengan Galaxy dan juga Oliv." tukasnya.
Atas ungkapan itu, Kalivia segera bangkit. Selain mengingat ancaman Zean, juga Kalivia tentu tak akan berada dekat dengan kakak-kakaknya. Yang ada Kalivia tambah tak karuan.
"Gak usah, Pa. Lagian Kali udah putusin buat tinggal di sini. Gak usah pindah sekolah." paparnya mengulas senyum lebar andalannya.
"Kali,"
"Kali udah yakin bakal di sini. Jauh dari kalian hanya akan buat Kali rindu." putusnya dengan sorot tekad. Rei dan Zintya saling lempar pandang, keduanya tak mengerti akan jalan pikiran Kalivia padahal ini demi kebaikannya juga.
"Apa sesuatu terjadi di sekolah? Apa kamu bertemu Zean?" pertanyaan Zintya yang mana semua pertanyaan itu memiliki jawaban.
Kalivia meredupkan pandangannya, kali ini dia akan menanam dusta demi melindungi orang tuanya.
"Gak kok. Buktinya Kali baik-baik aja nih. Emm, Kali ke kamar dulu." pamitnya meninggalkan kamar orang tuanya yang sedari tadi mengamatinya.
🌰🌰🌰
Pagi harinya, Kalivia sudah dibuat terkejut lantaran sudah mendapati Zean berdiri di depan pintu rumahnya. Beruntung Rei pagi-pagi sekali sudah berangkat ke kantor sedangkan Zintya ikut sang suami.
"Pagi, Sayang." sapanya tersenyum lebar yang dibalas Kalivia canggung.
"P-Pagi."
Zean maju beberap senti lalu meraih tangan Kalivia untuk dai genggam. Tentulah tindakannya mendapat serangan terkejut dari Kalivia.
Keduanya masuk ke dalam mobil bahkan Zean dengan gantle-nya membukakan Kalivia pintu.
"Gue ada bawa nasi goreng. Lo makan sekarang." katanya menyerahkan kotak bekal hijau ke pangkuan Kalivia. Zean tau Kalivia tidak suka sarapan pagi, dan kebiasaannya itu akan Zean ubah.
"Tapi, aku gak bisa sarapan pagi. Mual." terangnya memang benar. Kalivia jarang makan pagi di bawah jam 7 terkecuali bila selembar roti dan segelas susu putih hangat. Itupun perutnya masih bergejolak sedikit.

KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Dream
FantastikSPIN OFF BINAR REMBULAN~ "Yang gue denger nih ya, si doi lebih suka cewek anggun, kalem, dan yang paling penting harus pintar," "Trus?" Kalivia menatap sahabatnya itu tidak mengerti. "Nah, kalo mau pertunangan lo berakhir maka lo harus menjadi keba...