🌰end

18.2K 1.1K 175
                                    

Kalivia menatap Zean yang nampak hari ini berbeda.

Terhitung, sudah beberapa kali dirinya mendapati pria itu melamun sampai akhirnya Kalivia tidak tahan untuk bertanya.

"Zean, kamu lagi ada masalah?"

Yang ditanya mengangkat kepalanya, Zean tersenyum singkat sambil menarik pinggang Kalivia dan detik berikutnya mendudukannya pada pangkuannya.

"Aku sedang berpikir." katanya dengan mulai mengelus perut Kalivia. Mengetahui ada darah dagingnya yang tumbuh di sana, Zean tidak bisa tidak untuk merasakan getaran di hatinya.

"Apa?" Kalivia bertanya di sela itu juga mulai menikmati kegiatan tangan Zean di perutnya.

"Aku orang yang cukup kotor. Rasanya, tangan ini sudah tidak terhitung melakukan segala kejahatan. Aku, apa pantas mendapat ampunan?" tanyanya dengan nada menggantung menjadikan Kalivia yang mendengarnya termenung.

Apa benar Zean serius dengan perkataannya barusan? Penyesalannya perihal apa yang telah dia lakukan kepada orang-orang tak bersalah.

"Aku tidak ingin menjadi ayah yang jahat. Aku ingin menebus semuanya. Tapi aku bingung ingin memulainya dari mana." tambah Zean kali ini menyenderkan dagunya di pundak Kalivia.

"Zean..." Kalivia mengelus tangan Zean yang melingkar di sekitar perutnya. Dia masih speechless perihal apa yang didengarnya hari ini.

"Aku mendukung sepenuhnya bila memang kamu ingin menebus semuanya. Tapi Zean, itu tak segampang yang kamu kira. Kamu harus keluar dari zona yang selama ini mengurungmu. Kamu paham kan apa yang aku katakan?" tanyanya di kalimat terakhir.

Dan beruntung Zean memberi anggukan.

"Dengan kata lain aku harus keluar dari dunia gelapku. Meninggalkannya tanpa jejak dan berbuat kebaikan pada keluarga yang ku renggut salah satu anggotanya serta membantu pada sesama yang membutuhkan." paparnya menatap Kalivia tanpa kedip.

Kalivia bertepuk tangan riang, ia tak menyangka Zean mau mencoba keluar dari zona nyamannya.

"Hu'um, kamu bisa kok. Kalau misal belum mampu, nanti aku bantu pelan-pelan."

Zean mengangguk paham lalu menghirup aroma khas Kalivia dalam. Meski begitu kini pikirannya sedang ke mana-mana.

Semuanya sudah Zean perhitungkan, dan mungkin akan menjadi ujian dalam hidupnya.

🌰🌰🌰

Kalivia tak paham apa yang terjadi.

Dirinya linglung hingga membuatnya harus memegang sandaran kursi guna menopang tubuhnya yang nyaris ambruk.

Berita yang didapatnya beberapa saat lalu begitu mengguncang jiwanya. Tak lama kepalanya menggeleng, menolak menerima segala apa yang terjadi.

Ini salah, tetapi terasa benar menurutnya.

"Kali, kamu harus kuat. Demi anak kalian. Zean udah memilih jalan ini, Nak." sahut Zintya memeluk pundak Kalivia disertai derai airmata.

Siapapun yang berada di posisinya  pasti akan terguncang. Zintya saja bisa merasakan sesak yang Kalivia rasakan.

"Mah, ini, gak bener kan? Zean...." Kalivia menutup wajahnya dengan kedua bahu bergetar. Kepalanya menggeleng, menolak semua yang terjadi pada rumahtangganya di mana baru seumur jagung.

Padahal, beberapa waktu lalu Zean mengatakan akan mengubah segalanya. Tetapi perubahan ini bukanlah yang Kalivia inginkan.

"Sayang, jangan seperti ini. Kamu harus ingat bayi dalam kandungan kamu, Nak. Dan di banding menangis di sini, mending kamu temuin Zean."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 25, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Behind The DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang