part 8

61 8 1
                                    

Fian segera menuju bagasi, Ia menyalakan motornya, dan keluar dari perkarangan rumah, menuju ke markas. Fian melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di markas, keadaan di sana sudah berantakan, banyak anggota yang terluka. Ia melihat Anggota nya yang terluka itu satu persatu. Fian mengepalkan tangannya kuat, karena tak hanya, para Anggota nya, benda-benda seperti meja dan lainya yang ada di sana juga banyak yang rusak.

"Siapa yang berani menyerang kalian!" Teriak Fian

"Gue, kenapa!?" Tiba-tiba seseorang muncul di balik tembok, orang itu adalah kelvin, dan ya, kelvin lah yang menyerang markas BD. Bersama dengan ke empat rekannya.

"Ck lemah, empat lawan Sepuluh orang, ck-ck," Ucap Kelvin dengan nada sombongnya.

Mendengar itu Fian tertawa keras.

"Terjebak!" Ucap Fian, pelan namun terdengar dingin.

"BD! bawa ke ruang eksekusi!" Teriak Fian, para anggota pun segera menangkap ke lima orang itu.

"Apa-apaan ini, lepasin Gue!"  Teriak Kelvin, ke lima orang itu, dibawa ke ruang bawah tanah, ruangan yang terlihat redup karena sinar kecil dari sebuah bola lampu berwarna kuning keemasan, dan ditambah ruangan terasa lembab, membuat suasana jadi mencekam.

Ke limanya di ikatan, tangan dan kakinya menggunakan tali dengan kuat, meraka tidak bisa melepas ikatan itu.

Fian mendekat ke arah Kelvin yang melihat ke arahnya dengan tatapan marah.

Fian mengeluarkan sebuah pisau lipat di dalam saku celananya. Fisai yang mengkilat dan tajam itu, Fian dekatkan ke arah Kelvin dan...

Sreettt....

Sebuah sayatan yang terdengar ngilu mendarat di rahang Kelvin. Kelvin meringis akibat sayatan itu.

"Anj***" Teriak Kelvin, Kelvin berusaha memberontak.

"Mulut lo, kayaknya perlu sedikit di rias." Suara Fian terdengar dingin.

"Lepasin Gu..." Belum sempat menyelesaikan ucapannya, dengan sepat Fian kembali menyayat bibir Kelvin, hingga mengeluarkan banyak darah.

Sreet..

"Ck lemah! Kemana perginya kata-kata lo tadi hah! Sekarang siapa yang lemah hm?," Ucap Fian dengan suara sedikit meninggi.

"Jangan pernah cari gara-gara sama gue, kalo lo masih sayang nyawa lo!" Ucap Fian berbisik di telinga Kelvin.

Belum puas dengan dua luka yang dibuat Fian di, Fian kembali menggores wajah Kelvin tepatnya di pipi bagian kanan, Fian membuat tanda sialang di sana.

"Sempurna," Ucap Fian dengan pelan

"Bebasin mereka!" Ucap Fian, Fian pun pergi dari ruangan itu.

Setelah selesai, Fian pun beristirahat di markas, rencananya kini Ia kan menginap di sana. Sementara itu Kelvin dan juga ke empat temanya sudah di bawa ke luar markas semenjak satu jam lalu.

"Kapan Lo jalanin aksi Lo?," Tanya Juna tiba-tiba.

"Liat kalender," Ucap Fian. Juna pun mengambil kalender dan memberikannya pada Fian.

Fian kemudian melingkari, angka dua puluh di bulan itu dengan spidol yang bertinta berwarna merah.

"Satu minggu lagi," Ucap Fian. Mendengar itu, Juna pun mengangguk sambil sedikit tersenyum kecil.
.
.
.
.

Pagi harinya pun tiba, pagi ini, Fian sudah berada di depan rumah Zaufa untuk menjemput gadis itu. Tidak seperti hari biasanya, Fian kini menjemput Zaufa dengan menggunakan mobil pemberian Ayahnya.

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang