Tiga puluh satu

92 3 0
                                    

Dalam sejarah kita ada kata cinta
Dan sejarah kita juga ada luka
Dua sejarah itu sudah pernah kita rasakan
Sekarang? Apakah kita harus membuat sejarah baru tentang memperbaiki?

..........

"Besok kamu pindah ke luar negri, lanjutkan sekolah mu di sana sampai kuliah dan jangan pulang sebelum kamu wisuda," Ucap sang Ayah.

Dari banyaknya orang yang bercita-cita untuk bersekolah di luar negri, Zaufa bahkan tidak tertarik dengan hal itu. Jika aku pergi bukankah Zaufa menghindar dari permasalahan itu?

Namun Zaufa tidak tega dengan ayahnya yang memohon terus menerus padanya.

"Baiklah Zaufa ikuti keinginan Ayah," Balas Zaufa.

Walaupun ragu dan berat namun Zaufa akan mencobanya, lari dari masalah? Mungkin itu pilihan terbaik untuk saat ini.

"Aku akan pergi, jika kita bertemu kembali dan hati itu masih sama semoga kita bertemu dengan cinta yang baru melupakan dendam yang pernah timbul di benak kita masing-masing."

Pagi ini adalah pagi terakhir Zaufa menginjakan kaki di SMA Cakra Angkara.

Berita tentang Zaufa yang akan pindah ke luar negri sudah terdengar seluruh siswa dan guru begitupula dengan Fian.

Fian meminta bantuan teman kelas Zaufa untuk membawa gadis itu ke Rooftop sekolah.

"Ada apa lagi?" Tanya Zaufa pada Fian.

"Katakan alasan Lo pindah!" Sarkas laki-laki itu.

Zaufa terdiam sejenak, seraya menarik napas pelan kemudian berkata.

"Masalahnya apa ya sama lo?" Tanya Zaufa.

Jujur saja saat ini, Zaufa merasa berat jika harus mengatakan hal yang sebenarnya, terlebih lagi Zaufa akan menetap di negara lain dalam waktu yang terbilang tidak sebentar.

"GUE GAK IZINKAN LO PERGI!" Bentak Fian dengan nada tinggi.

Zaufa tersentak kaget dibuatnya, seketika Zaufa menjadi gelagapan.

"Gu-e, g-ue gak butuh izin dari lo," Balas Zaufa.

Entah ada angin apa, Fian berlari dan memeluk tubuh Zaufa  erat sembari terisak kecil.

Degh..

Zaufa tentu saja mematung, di berfikir Fian? Seorang leader BD menangis di pelukan nya? Yang benar saja.

"Please jangan pergi, lo boleh benci gue tapi jangan pergi Fa," Ucap Fian sembari terisak kecil.

"Lo nangis karena gue mau pergi?" Tanya Zaufa dengan heran.

Namun Fian tidak membalas ucapannya, Ia malah semakin mengeratkan pelukannya pada Zaufa.

"Sebenarnya gue gak mau pergi, tapi ayah yang minta gue untuk pindah ke Australia," Ucap Zaufa pada akhirnya.

"Sampai kapan?" Tanya Fian yang masih tetap pada posisinya.

Zaufa terdiam sejenak, entah mengapa bibirnya menjadi kelu untuk mengucapkan kata itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 05, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang