Sepuluh

48 10 0
                                    

"Akan diberitahukan di tempat, Queen," Ucap orang itu

Zaufa menghembuskan nafas kasar, lalu mengangguk singkat.

"Zaufa mau nanya, tentang..." Zaufa sedikit ragu menanyakan hal yang ia fikirkan.

"Tentang apa Quee?" Tanya orang itu, saat Zaufa mengantungkan ucapannya.

"Hm.. Lupakan," Zaufa memutuskan untuk tidak jadi bertanya, pada pria itu.

Pria tadi heran, sebenernya apa yang ingin ditanyakan oleh Queen nya itu. Namun sang pria berfikir mungkin itu hal yang tidak penting.

"Baiklah, namun Jika ingin menanyakan sesuatu tanyakan saja Queen," Ucap pria itu dengan nada sopan.

Zaufa hanya diam tanpa menanggapi.

Bebarapa menit, setelah perjalanan, Zaufa sampai di tempat tujuan. Zaufa berada di sebuah bangunan yang menjulang tinggi, bangunan khas seperti kantor" Di kota-kota besar.

Sesampainya di salah satu ruangan, dengan meja panjang dan juga dengan beberapa orang di sana. Zaufa dijelaskan tentang masalah yang terjadi, masalah yang tidak terlalu berat namun berpengaruh terhadap, perusahaannya.

Perusahaan? Ya, Zaufa gadis manis yang kekanakan itu, merupakan CEO, dari sebuah perusahaan... Perusahaan apa? Kalian akan tau nantinya.

.
.
.
.

Di sore ini, Zaufa dan Fian berada di sebuah taman,, dimana di samping taman itu ada sebuah danau dan juga rumah pohon.

Fian dan Zaufa tengah menikmati, matahari yang tengelam, yang bagi sebagian besar orang menyebutnya 'SENJA'.

"Indah ya Senjanya, Zaufa suka," Ucap Zaufa pada Fian yang duduk di sebelahnya. Tepatnya di sebelah kanannya.

"Fian juga suka senja?" Tanya Zaufa
Kedua kekasih itu, kini sedang duduk dan terlihat begitu mesra. Siapapun yang melihat pasti akan iri.

"Nggak suka senja, sukanya kamu," Ucap Fian dengan gobalan yang mampu membuat kedua pipi chubby Zaufa merona.

Melihat pipi Zaufa yang memerah seperti kepiting rebus, membuat Fian terkekeh kecil. Tangan Fian beralih, menyingkirkan helaian rambut yang menutupi pipi merah Zaufa.

Drit..
Drit...

Tiba-tiba HP Fian berdering, menandakan sebuah panggilan masuk.

"Halo Fian," Ucap orang dari sebrang.

"Ya kenapa Manda?" Tanya Fian.

Zaufa yang mendengar nama manda, raut wajah zaufa berubah masam.
Fian yang melihat perubahan raut wajah Zaufa tersenyum kecil. Hingga tiba-tiba terlintas sebuah ide jahil di benak Fian.

"Ya kenapa manda cantik, ada yang bisa gue bantu?" Ucap Fian pada orang di sebrang

Sedangkan orang yang dari sebrang, menampilkan raut bingung dan jijik.
Orang itu beralih mengecek nama kontak yang Ia telpon.

"Beneran kontaknya Fian," Gumam orang itu.

"Kayaknya si Fian udah gila," Gumam orang itu lagi.

"Owh gitu ya," Ucap Fian

"Ya manda cantik siap, apa sih yang gak buat manda," Ucap Fian.

"Beneran si Fian gila," Ucap orang dari sebrang dengan segera dia mematikan sambungan telepon itu.

Fian kini beralih menatap Zaufa, yang menatapnya tajam.

"Tuan putri kenapa? Cemburu ya?" Tanya Fian.

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang