Enam

55 11 0
                                    


Dia laki laki misterius yang ku kagumi
Mendengar namanya saja, sudah membuat ku jatuh cinta..
Dia laki-laki dingin, yang membuatku ingin mencairkannya. Jatuh cinta dengannya bukan sebuah pilihan, namun takdir Tuhan.. Namanya Arga, Ya nama itu yang mampu membuat ku jatuh cinta.

.
.

Fian kembali mem membuka halaman lain, namun 3 halaman kosong, hinga kini Fian membuka halaman ke 4


Entah mengapa, setelah membaca itu, Fian mengantuk, dan memutuskan untuk tidur.

Skip

Pagi ini, Fian sudah berada di rumah Zaufa. Sembari menunggu Zaufa yang tengah bersiap-siap di dalam. Fian mengobrol santai sambil bermain catur bersama dengan Ayah Zaufa.

"Ayah kalah lagi," Ucap Fian diselingi dengan tawa.

Peria paru baya, yang merupakan Ayah Zaufa itu, menatap sinis kearah Fian yang mengejeknya.

"Ck. Kamu ini, selalu saja ngalahin Ayah, Lama-lama, Ayah gak restuin kamu sama Zaufa!" Ucap Ayah Zaufa kesal, sambil mengancam Fian.

Fian yang mendengar itu, dengan cepat berucap

"Eh jangan gitu dong Yah, ya deh ulang, kali ini Fian ngalah, Fian akan kasih Ayah menang," Ucap Fian, sambil merayu Ayahnya Zaufa.

Ayah Zaufa yang mendengar itu, bersorak dalam hati.

Meraka pun mulai bermain lagi.

"Fian yuk berangkat," Ucap zaufa yang datang dari dalam rumah.

"Yaudah, Ayah. Fian sama Zaufa berangkat dulu, nanti kita lanjut main," Ucap Fian, kemudian keduanya pun berpamitan sambil menyalami tangan sang Ayah.

"Hati-hati, jangan sampai lecet Anak Ayah,ya Fian." Teriak sang Ayah ketika Fian dan Zaufa berjalan menjauh.

"Siap Ayah handa! Fian akan menjaga tuan putri dengan baik," Ucap Fian dengan sedikit berteriak. Mendengar itu lantas sangat Ayah tersenyum tipis. Ia lalu bergumam

"Saya harap kamu tidak menyakiti Zaufa Nak." Netral sangat Ayah terus memperhatikan pundak kedua Anak muda itu.

Setelah 30 menit di perjalan akhirnya,Fian dan Zaufa sampai di sekolah.

Kondisi sekolah saat ini tengah heboh dengan sebuah berita yang mengejutkan. Dimana para siswa-siswi sibuk membicarakan tentang luka-luka yang ada di kedua pipi Kiyana.

Zaufa dan Fian yang berjalan melewati kerumunan itu, hanya mendengar setiap cerita dari siswa-siswi di sana. Kedua nya hanya diam tanpa berucap apapun. Sedangkan Fian sibuk dengan pikirannya sendiri,Fian berfikir apakah, hal ini ada hubungannya dengan kemunculan Senior Bloody Dove. Entahlah jika memang ada hubungannya tentu gadis bernama Kiyana itu sudah membuat para seniornya marah.

"Fian gelamunin apa?" Tanya Zaufa membuka suara.

Seketika lamunan Fian buyar.

"Gak papa kok,oh ya. Nanti malem kita makan di restoran biasa yuk? Mau kan?" Tanya Fian sambil berusaha mengelak.

"Mau dong," Jawab Zaufa dengan semangat.

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang