Dua puluh Lima

53 5 0
                                    

⚠️PERTEMUAN⚠️

Hari yang di tunggu-tunggu oleh seluruh anggota Bloody Dove termasuk Zaufa pun tiba.

Hari ini hari pertemuan seluruh anggota Bloody Dove yang dilaksanakan di Markas pusat BD.

Tampak markas besar BD yang mampu menampung hingga ribuan orang itu, perlahan mulai ramai dengan kedatangan pada anggota yang lain. Khusus yang berada di indonesia.

"Gila, besar banget ni markas," Ucap Faro terkagum-kagum.

"Yoi bro," Balas Magra menimpali

"Fian, Lo masuk ke ruangan yang di lantai 3. Dan yang lainya ikut gue," Ucap Juna pada yang lainnya.

Di Sana terdapat dua ruangan besar, dimana yang di lantai tiga adalah ruangan pertemuan untuk para Leader. Sedangkan yang di lantai dua untuk para anggota.

Fian yang kini sudah berada di tempat pertemuan, bertemu dengan leader-leader di sana. Mereka saling berkenalan, dan saling bertegur sapa dengan ramah. Walau terlihat sangar namun mereka selalu mengeratkan tali persaudaraan, namun jika ada yang berkhianat maka tidak akan ada yang namnya rasa belas kasihan.

"Gue Gevaldo pratama, panggil aja Aldo, Lo?" Tanya orang di sebelah Fian.

"Zefian Raskaranze, Fian," Balas  Fian.
Keduanya pun berjabat tangan.

"UNTUK SEMUA, TAMU UNDANGAN SILAHKAN BERDIRI KITA AKAN MENYAMBUT KEDATANGAN LOST DOVE." Serentak mereka semua pun berdiri, kini tatapan semua orang tertuju pada pintu masuk.

Beberapa detik Kemudian Terlihat seseorang melangkah masuk dari ambang pintu.

Netra hitam legam Fian bertemu dengan netra hitam teduh milik orang itu.

Degh...

Fian mematung seketika, tubuhnya serasa kaku mulutnya terasa kelu untuk mengucapakan sepatah kata.

Orang itu berjalan menuju tempat yang sudah di sediakan. Ruang rapat ada sebuah meja bundar besar, mereka duduk di kursi yang sudah di siapkan. Dan orang itu posisinya berada di paling depan dengan kursi berlapis perak yang terlihat mewah.

"PARA TAMU DI PERSILAHKAN DUDUK KEMBALI." Mereka pun kembali terduduk, termasuk Fian. Namun sedari tadi tatapan Fian tidak pernah putus dari orang itu.

Orang yang tadi masuk masih dalam posisi berdiri.

"Kenalin diri lo," Ucap seorang gadis yang berada di sisi kanan orang itu. Sedangkan di sisi kiri berdiri seorang cowok dengan perawakan tinggi dan tubuh tegap.

Orang itu, selangkah maju ke depan, agar posisi nya tidak sejajar dengan orang yang berada di sisi kanan dan kirinya tadi.

"PERKENALAN SAYA, ZAUFA KRAULIA AKBAR, CUCU DARI EXSELIO BIRMANTARA AKBAR, SEKALIGUS PENERUS BLOODY DOVE." Dengan sura lantang Zaufa memperkenalkan dirinya di depan para Leader.

Orang itu adalah Zaufa, gadis itu kini memakai baju hitam, jaket kulit yang di belakangnya bertuliskan Bloody Dove, sedangkan di depan ada name tag bertuliskan QUEEN. Sementara orang yang berada di sisi kanan dan kiri Zaufa adalah, Lintang dan juga Azka.

Lintang kini menatap puasa wajah terkejut Fian, Lintang tersenyum miring melihat itu.

Sementara Fian, hanya bisa diam kaku, menatap gadis di depannya ini.

"Nggak mungkin!" Fian bangkit dari duduknya.

Mendengar itu, Zaufa menatap Fian sambil mengangkat satu alisnya.

"Kenapa tidak mungkin? Tuan Zefian Laskaranze?" Tanya Zaufa sambil menyebut nama lengkap cowok itu.

"Lo nggak mungkin Lost Dove, gak mungkin!" Ucap Fian dengan lantang.
Sementara orang-orang di sana, menatap Fian dengan tatapan aneh, dan menggeleng kan kepala.

"Berani sekali dia," Batin Aldo sambil menatap ke arah Fian.

"Tapi kenyataannya Gue memeng Lost Dove," Jawab Zaufa sambil tersenyum sedikit menyeringai.

Fian masih tidak percaya dengan apa yang terjadi.

"RAPAT AKAN DI MULAI DIMOHON UNTUK TENANG DAN DUDUK KEMBALI"

Fian pun duduk kembali, namun pikirannya masih menolak untuk percaya.

"Saya mengumpulkan kalian di sini, tidak lebih agar saya bisa melihat kalian secara langsung," Ucap Zaufa kini Zaufa duduk di kursi yang sudah di siapkan khusus untuk nya. Kursi yang dulunya di duduki oleh almarhum kakeknya.

"-Bloody Dove merupakan Geng motor yang tidak pernah membuat onar dan merugikan orang lain yang tidak bersalah, namun Bloody Dove itu bertindak kejam jika ada orang yang mencari masalah dengannya. Selalu ingat janji seorang anggota sejati 'Tidak bertidak rendahan dengan menindas orang kecil dan tidak bersalah, Kekuasaan di pergunakan hanya untuk menghukum orang-orang yang menganggu ketenangan. Takut dengan dunia?lebih baik mati'." Lanjut Zaufa lagi, Zaufa menatap satu persatu dari mereka secara bergiliran.

Fian masih terdiam, dia masih sangat tidak menyangka Zaufa gadis polos, gadis yang dipikirnya Bodoh dan lemah ternyata merupakan penerus dari Bloody Dove, geng motor tempat Fian bernaung selama ini.

"Cantik ya, pemimpin kita, imut lagi mukanya," Ucap salah satu dari mereka. Mendengar itu beberapa dari mereka pun nyeletuk membenarkan.

"Queen Zaufa masih jomblo gak ya? Kalo masih gue boleh kali daftar," Ucap salah satu dari mereka lagi.

"Pasti beruntung orang yang di cintai oleh Queen," Timpal yang lain.

"Orang yang pernah nyakitin Queen, pasti kena mental," Balas yang lain.

Fian yang mendengar itu, menundukkan kepala.

"G-gue salah? Tapi dendam gue? Apa gue harus tetap balas dendam? Sementara selama ini gue dan keluarga gue bisa se tentram ini akibat naungan dari bloody dove?" Batin Fian.

Fian kini bingung apa yang harus ia lakukan, apakah ia harus meneruskan misinya untuk balas dendam? Apa ia harus melupakan dendam itu.

Fian kini butuh ketenangan untuk bisa mencerna semua yang terjadi, Fian sangat bingung.

"INTRUPSI! Saya izin ke kamar mandi," Ucap Fian pada? Ya tentunya pada sang Queen yaitu Zaufa.

Zaufa yang mendengar itu, dengan tatapan datarnya menganggukkan kepala.

Mendapatkan izin, Fian pun pergi keluar.

"Gue ke luar dulu," Ucap Azka. Dia pun bergegas pergi ke luar.

Tujuan Azka keluar adalah menyusul Fian, Azka ingin menyampaikan suatu hal pada cowok itu.

Sesampainya di luar, Azka sedikit berlari mensejajarkan langkah dengan Fian, setelah langkah mereka sejajar Azka mencekal tangan Fian agar berhenti.

Fian berhenti, sambil menatap dingin ke arah Azka.

"Gue buru-buru minggir!" Tegas Fian sambil berusaha melepaskan tangan Azka dari lengannya.

"Sebentar," Balas Azka, wajah Azka terlihat datar tanpa ekspresi.

"-ikut Gue, penting. Ini soal Almarhum kakak lo," Ucap Azka.

Mendengar itu, Fian yang tadinya memberontak. Kini terdiam sambil menatap ke arah Azka.

Haruskah Fian percaya pada cowok itu? Apakah ini jebakan? Pikir Fian

"Bukan jebakan, Gue serius." Seakan tau dengan isi pikiran Fian, Azka berbicara seperti itu sambil menatap ke arah Fian berusaha meyakinkan. Walupun tatapan Azka terlihat datar namun sorot matanya bisa mempengaruhi seseorang untuk percaya terhadap nya.

Dengan sedikit ragu, akhirnya Fian memutuskan untuk ikut. Fian mengikuti langkah Azka menuju ke arah sebuah ruangan yang berada di ujung lantai tiga.

Sesampainya di ruangan yang terlihat seperti kantor itu, hal itu karena banyak berkas-berkas di sana.

Keduanya kini duduk saling berhadapan namun terhalang oleh meja yang berada di depan mereka berdua.

"Lo harus tau hal yang terjadi....."



......

Next?

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang