Tigapuluh

40 4 0
                                    

Jatuh cinta? Bukankah jatuh itu sakit? Ya.. Buktinya aku sudah jatuh berkali-kali, dan itu menyakitkan.
Cinta itu indah kata banyak orang. Tapi...menurutku tidak!
Mungkin salahku, karena terlalu bodoh dan terlalu cepat menjatuhkan rasa pada orang yang salah.
Zefian Raskaranze, jatuh cinta dengan mu adalah kesalahan.

_Zaufa _

..........

Jatuh cinta dengan mu adalah kesalahan, dan itu nyata adanya. Tapi rasa cinta ini masih membekas, dan entah bagaimana cara menghilangkan nya. Tidak semudah itu mengubah rasa cinta menjadi rasa dendam seutuhnya.


....

Sesampainya di gerbang sekolah, Zaufa dan Revalion tentunya menjadi pusat perhatian para siswa-siswi di sana.

Termasuk tidak lepas juga dari perhatian 'Fian', Fian yang sengaja menunggu Zaufa di parkiran melihat kedatangan Zaufa bersama laki-laki lain membuat Fian mengeram emosi.

Setelah Zaufa turun dari motor, Fian dengan segera menghampiri Zaufa dan menarik tangan gadis itu.

"Ikut gue!" Tegas Fian, namun bak pahlawan kesiangan Revalion menghentikan langkah Fian.

"Mau lo bawa ke mana Zaufa hah? Lo udah nyakitin sahabat gue! Gue gak bakal biarin Zaufa deket-deket sama cowok brengsek kayak Lo!" Bentak Cowok itu tepat di depan wajah Fian.

Mendengar kata 'sahabat' membuat Fian tersenyum miring.

"Sejak kapan lo bersahabat dengan Zaufa hm?" Tanya Fian sambil menatap tajam Revalion.

"Gue sahabatan sama dia sejak kecil," Balas Revalion tajam.

Zaufa yang sedari tadi di sna hanya terdiam mabil berusaha melepas cengkraman tangan Fian.

"Lo hanya sebatas SAHABAT dan dia." Sambil melihat Zaufa "MILIK GUE, DAN GUE GAK SUKA MILIK GUE DI SENTUH SIAPAPUN!" Bentak Fian.

Degh....

Mendengar itu, Zaufa terdiam membisu, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Fian menarik tangan Zaufa untuk mengikuti nya, Revalion sempat ingin mengejar namaun Zaufa memberi kode untuk tidak ikut campur masalahnya.

Fian membawa Zaufa ke rooftop sekolah.

"Lo mau apa lagi sih!?" Terlihat wajah Zaufa memerah padam menahan emosi.

"Mau Lo," Balas Fian dengan kekehan kecil.

"Ck apan sih lo," Ucap Zaufa. Kini Zaufa terlihat sedang mengumpat dalam hati.

"Siapa yang ajarin Lo mengumpat Hm? Tuan putri ternyata Lo mulai nakal," Ucap Fian, Fian memajukan wajahnya ke depan wajah Zaufa.

Tidak bisa di pungkiri kini jantung Zaufa berdetak kencang.

Tuk..

Fian menyentil jidat Zaufa, hingga membuat sang empu meringis.

"Fa.." Suara Fian kini terdengar serak dan berat.

"Kata maaf itu masih ada?" Fian mengambil kedua tangan Zaufa dan mengenggam nya erat. "Bunuh gue kalo itu buat rasa benci lo hilang Fa, gue rela mati di depan lo karena a
Ayah dan kakak lo, tapi janji setelahnya lo maafin gue." Air mata Fian turun membasahi pipinya.

Cowok itu menangis? Apa itu tulus? Apa tangisan itu murni tanpa rekayasa? Jujur selama Zaufa berpacaran dengan Fian Zaufa tidak pernah melihat Fian menangis sama sekali, tapi sekarang apa? Cowok itu menangis di hadapannya.

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang