Delapanbelas

39 10 1
                                    

Luka yang telah reda, kembali menganga. Kedatangan Yanag ku pikir adalah perisai pelindung, kedatangan yang kupikir cinta. Seperti Halnya seorang putri kerjaan, yang di lindungi dan dicintai orang pangeran dengan tulus. Namun nyatanya kedatangannya tak lain hanya untuk membuka kembali luka yang telah kering menebasnya kembali, hingga tercipta luka yang lebih dalam.
...........

Zefian Raskaranze, Lo begitu lancang, masuk ke istana sang putri, dan meminta sang putri pada sang raja. Lo begitu lancang mengatakan, akan menjaga sang putri dengan sepenuh hati. Namun nyatanya lo hanya menjadikan sang putri sebagai tumbal dendam yang membutakan diri Lo sendiri.


Lo gak lebih dari seorang pangeran berhati busuk!

_Zaufa_

Pagi ini Zaufa memutuskan untuk tidak masuk sekolah, hal itu karena dia tidak ingin bertemu dengan Fian, yang akan membuat mood nya memburuk.

Tidak ada yang melarang Zaufa untuk tidak masuk sekolah, para abangnya hanya bisa mengiyakan perkataan adiknya, dari pihak sekolah pun tidak ada yang berani memberi surat teguran, kalian tau kenapa? Itu karena Ayah Zaufa merupakan pemegang saham terbesar di sekolah tempat Zaufa belajar.

Pagi ini, Zaufa memutuskan pergi ke taman dekat dengan markasnya tanpa di temani siapapun.

Sementara itu di sisi lain, Fian saat ini juga tidak masuk sekolah, dia memutuskan untuk berolahraga di taman bersama para anggota nya yang sedang bersamanya di markas pagi tadi.

Saat tengah berlari, tak sengaja mata Fian tertuju pada seorang gadis yang kini tengah duduk di bangku taman, dengan tas kecil yang bada di sampingnya, terlihat gadis itu tangah meminum sebotol air.

Tiba-tiba muncul, senyum aneh di bibir Fian.

"Bantu gue, kerjain gadis itu," Ucap Fian pada teman-temanya sambil menunjuk ke arah gadis itu.

"Itu Zaufa kan, gue gak ikutan. Lagian lo mau apa lagi sih Fian, belum cukup apa lo permalukan di di depan semua teman-teman lo di sekolah," Ucap Fero. Untung saja sekarang tidak ada Juna di sini, jika sampai mahluk satu itu ada di sini pasti dia akan lebih dulu menghasut Fian untuk tidak mendengarkannya.

"Belum, yang kemarin itu baru permulaan," Ucap Fian. Tanpa mempedulikan Faro lagi, Fian menyuruh yang lain untuk ikut bersamanya.

Sedangkan Faro kini menatap Fian sambil menggeleng kecil kan kepalanya.

"Mata lo udah tertutup sama dendam Fian, gue tau lo punya rasa sama Zaufa tapi lo tepis itu semua karena dendam lo yang udah terlalu dalam, oke jika begitu. Dan gue punya rencana untuk buktiin itu," Guama Faro sambil menatap lurus ke arah Fian yang menjauh dan semakin mendekat ke arah Zaufa.

Sesampainya di dekat kursi tempat Zaufa duduk, Fian dengan cepat mengambil tas Zaufa.

Zaufa yang kaget pun bangkit dari duduknya. Terlihat wajah Zaufa kini terlihat begitu kesal.

"Mau Lo apa sih! Balikin tas gue!," Ucap Zaufa sambil berusaha mengambil tas itu dari tangan Fain.

"Tangkap!" Fian melempar tas itu, magra, melihat itu Zaufa berusaha mengambil tas itu di Magra namun dengan cepat magra melempar tas itu pada Kenzi.

Zaufa berusaha mengambil tas itu dari tangan kenzi, tapi lagi-lagi tas itu di lempar kembali pada Fian.

Lima menit berlalu keadaan itu terus saja seperti itu, terdengar sura tawa yang menggelegar keluar dari mulut mereka semua termasuk Fian. Kini Zaufa sudah lelah Zaufa diam di tengah-tengah sambil menatap tajam ke arah Fian yang sedang memegang tasnya.

ZAUFIAN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang