Happy reading yeorobundul
********
Memandang lantai dengan tatapan kosong, perasaan kecewa, sakit, amarah, bercampur aduk membuat kepalanya semakin pusing, sekali lagi meringis kesakitan pada bagian perutnya mencoba untuk bangkit dengan perlahan, tidak mungkin bukan jika ia diam saja disana, berpegangan pada dinding agar menahan tubuhnya yang lemas dan terasa remuk redam , melangkah dengan perlahan untuk bisa menuju kamarnya yang tidak jauh darinya, hanya terpisah beberapa ruangan , baru beberapa langkah seseorang yang memanggil.
"Tuan Hoseok"seseorang itu Kim Suho, datang membawa dua cangkir teh diatas nampan dengan beberapa cemilan, berjalan sedikit cepat menuju Hoseok yang terdiam "astaga, tanganmu biarkan aku membantu mengobatinya"tawarnya dengan khawatir melihat darah dipergelangan tangan yang lebih kecil meskipun tidak banyak.
"Tidak perlu hyung, aku bisa sendiri"ucapnya tanpa melihat yang diajak berbicara.
"Tapi kau ti-"
"Kumohon hyung biarkan aku sendiri, aku butuh waktu dan aku baik baik saja"
Tanpa menunggu jawaban dari Suho, Hoseok melangkah menjauh membiarkan sosok yang tertinggal memandang dalam diam dengan pandangan sendu,ia tak habis pikir kenapa tuan kim bisa memperlakukan istrinya seperti ini,ya walaupun Hoseok seorang namja,namun disini posisinya sebagai seorang istri, hampir seluruh pekerja mansion ini mengetahui bagaimana tidak harmonisnya keluarga tuanya selama menjalani hidup berumah tangga, namun tidak ada berani ikut campur dalam urusan suami istri itu, selain mereka takut dipecat itu juga bukan urusan mereka, menghela nafas Suho berbalik arah untuk turun kebawah memanggil maid membersih ruangan tuan Kim.
***********
Menutup pintu dengan pelan Hoseok merosot dibaliknya,air mata yang sedari tadi ditahannya perlahan turun menganak sungai di pipinya yang memerah 'aku hanya ingin melihatmu,itu saja ' batinnya pilu,memeluk lututnya dan menenggelamkan wajahnya diantara lipatan tangan.
Bahunya bergetar dengan suara isakan perlahan muncul, apakah ini yang ia dapatkan setelah semuanya,tiga tahun usia rumah tangga mereka, apa tidak ada perubahan yang terjadi, tidak ada kemajuan dalam hubungan mereka,selalu seperti ini, Kim Taehyung suaminya selama tiga tahun ini, tidak pernah melihatnya bahkan meliriknya pun enggan, tinggal disatu atap walaupun mereka berada ditempat masing-masing, tapi mereka bagaikan orang asing yang kebetulan tinggal di tempat yang sama, saling mengabaikan satu sama lainnya,ah tidak lebih tepatnya hanya Taehyung yang melakukan, tidak akan saling menyapa jika tidak ada keperluan , bukan Hoseok tidak berusaha memperbaiki semuanya, namun apa?tidak ada hasilnya dan ia sudah tidak tahu bagaimana cara lagi,itu membuatnya frustasi.
Apakah ini alasan pada hari pernikahan mereka? Taehyung tidak menjawab saat ditanya sang pastur? apakah tidak harapan untuknya bisa melihat binaran cinta dari manik Taehyung saat menatanya?, sungguh miris,inikah yang diperjuangkan selama ini? semuanya terasa sia-sia, seolah-olah takdir tidak berpihak padanya.
Bangkit berjalan dengan terseok menuju ranjang king size berlapis kain berwarna biru langit, naik secara perlahan dan meringkuk seperti janin, air mata senantiasa mengalir tanpa suara, menatap dinding kamarnya dengan kosong, seperti seseorang patah harapan, perlahan tapi pasti mata sipit itu menenggelamkan manik berwarna coklat gelap miliknya.
"Kim Taehyung bersediakah kau menjadi pendamping hidup dari pasanganmu, Jung hoseok, mencintainya sampai mati, menjaganya dan tetap disampingnya, mendampinginya dikala bahagia ataupun sedih, senang ataupun susah sehat ataupun sakit hingga nafas terakhirmu sebagai seorang suami?"
Pastur membacakan sumpah pernikahan tanpa mendapat jawaban dari mempelai namja didepannya, sosok mungil di sebelahnya menunduk dengan gelisah, bisik-bisik para tamu memenuhi gedung yang telah dihias menjadi sangat indah, menunggu kenapa sang mempelai tak kunjung menjawab pastur .
"Kim Taehyung -ssi?"panggil pastur itu sekali lagi, tanpa menjawab Taehyung mengambil cincin yang tersedia didepannya dan langsung memasangkan pada jari manis Hoseok dalam diam, mulutnya masih tertutup rapat tanpa berniat mengeluarkan suara,riuh tepuk tangan dari para tamu memenuhi gedung setelah bertukaran cincin selesai, pernikahan berjalan bagitu saja tanpa senyuman bahagia tersungging dari bibir sang mempelai, tanpa perasaan yang mendasar dari satu pihak dan pernikahan tanpa ciuman manis.
pernikahan telah selesai beberapa menit lalu dan kini kedua mempelai barada disebuah kamar indah dipenuhi bunga mawar, Hoseok berdiri menundukkan kepala, dihadapannya Taehyung berdiri menjulang tinggi dengan tangan dalam saku celana menatapnya tajam sedari tadi, tidak ada yang membuka suara terlebih dahulu sampai suara berat terdengar.
"Apa kau senang?"Hoseok mendongak takut-takut menatap Taehyung"kutanya apa kau senang dengan pernikahan ini?,jika iya sayang sekali aku, tidak"
Hoseok terdiam tidak tahu harus menjawab apa, tidak lebih tepatnya takut untuk menjawab"dengar jangan mengharapkan apapun dari pernikahan ini,jika bukan eomma yang memaksaku, kau pasti tahu pernikahan ini tidak akan pernah bisa terjadi "ucapnya penuh penekanan.
Giginya bergemeletuk menahan amarah mengingat ia telah menikahi namja mungil didepannya ini"disaat acara pernikahan pastur bertanya apakah aku bersedia?, akan diberitahu padamu jawabannya "barjalan beberapa langkah mendekati Hoseok yang masih terdiam ditempatnya, membungkuk sedikit tubuhnya membawa bibirnya tepat pada telinga yang lebih mungil.
"Aku tidak bersedia "lalu berlalu pergi dengan bantingan pintu.
Hoseok masih terdiam terpaku, dadanya mencelos sakit mendengar jawaban Taehyung yang kini sudah sah menjadi suaminya, kenapa? kenapa Taehyung sangat tega padanya? seharusnya ini hari yang bahagia yang notabenenya hari pernikahan mereka,tak bisakah Taehyung membiarkannya senang, walaupun hari ini saja, pernikahan ini terjadi diluar ekspektasi dan semua berakhir dengan rasa sakit.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love (Vhope)#REVISI
Teen Fiction"Jangan pernah membayangkan ada setitik cinta untukmu" Jika penasaran langsung baca ya 😁