Seperti biasa tidak ada yang nambah votmen nya 😴
*******
Terhitung sepuluh hari telah berlalu, keadaan Hoseok sudah mulai membaik, tidak seperti hari-hari sebelumnya kini ia bisa menerima keberadaan orang di sekitar nya, tidak akan berteriak ketakutan ataupun menangis, namun namja itu kini lebih banyak diam, melamun seperti orang yang memiliki beban pikiran yang berat.
Seorang diri di ruangan serba putih dan berbau obat itu,tadi dia tidak sendiri, ada ayahnya serta nyonya Kim, mungkin keduanya ada perlu dan berpamitan untuk pergi dan tinggallah Hoseok seorang diri,jika diingat-ingat entah sudah berapa kali ia masuk keluar rumah sakit sejak menikah dengan Taehyung, seperti orang penyakitan.
Suara pintu terbuka tanpa ketukan membuat Hoseok yang berada di dalam menoleh dan saat itu juga nafasnya tercekat, Taehyung berdiri menjulang di depan pintu, menatapnya tajam seolah-olah ingin membunuhnya dengan tatapan itu, Hoseok meremat selimut yang ia kenakan untuk mengendalikan diri agar tidak menangis.
Suara ketukan dari sepatu pantofel yang Taehyung kenakan bagai alarm bahaya bagi Hoseok, perasaan cemas dan takut ia tahan tidak ingin menunjukkan nya pada Namja itu.
"Kau terlihat baik-baik saja"Taehyung buka suara untuk pertama kalinya, Hoseok tetap diam dan tidak menatap Taehyung.
"Gara-gara dirimu, eomma tidak mengizinkan ku untuk berangkat kerja dan harus menjaga dirimu yang memiliki penyakit mental"
Perkataan Taehyung menusuk telak di ulu hati nya, segampang itu dia mengatakan hal yang sensitif, siapa yang ingin memiliki mental yang sakit? tentu saja tidak ada, begitu pula Hoseok dan penyakit ini tidak akan ada jika Hoseok tidak datang untuk menyelamatkan nya.
"Tidakkah otak mu berpikir bahwa kau membawa kesialan di hidup ku? tidak berguna dan hanya menyusahkan orang lain -"
"Cukup!sudah cukup "Hoseok menatap Taehyung sambil menahan tangis.
"Apakah kau juga tahu bahwa perkataan mu sudah keterlaluan?ya aku memang memiliki mental yang sakit,tapi apa kau tau siapa yang menyebabkan aku seperti ini hah?hiks "
Satu isakan lolos begitu saja tapi dengan cepat Hoseok menghapus air mata yang mengalir.
"Itu semua karena dirimu, karena seseorang yang tidak tahu apa itu balas budi dan perasaan seperti mu"tekan Hoseok dengan tatapan yang mengandung perasaan campur aduk.
"Apa maksud mu?apa yang kau katakan? Jangan mengarang cerita!"Taehyung bingung dengan perkataan Hoseok namun sepertinya namja itu tidak berniat untuk menjelaskannya.
"Aku ingin bercerai "
Deg.
Kalimat itu membuat jantung Taehyung seakan terhenti berdetak saat itu juga.
"A-apa?"Taehyung tergagap di buatnya, tidak menyangka kalimat itu akan keluar dari mulut orang yang selalu menentang perceraian mereka.
"Bukankah itu yang kau inginkan?"Hoseok menatap Taehyung dengan pandangan kosong.
"Makanya kini aku mewujudkan keinginan mu,besok berikan aku suratnya,kau boleh pergi "Hoseok membaringkan tubuhnya, membelakangi Taehyung yang masih berdiri mematung.
Tidak,ini seharusnya menjadi hal yang membahagiakan baginya, tapi kenapa perasaan sesak mengapit dadanya, Taehyung tidak suka perasaan janggal yang saat ini mendera nya,dia seakan tidak menerima perceraian ini terjadi,ia tidak rela.
"Sa-saat ini kau sedang sakit "suara nya sedikit bergetar, Taehyung menelan ludah nya dengan susah payah seperti ada benjolan di tenggorokan nya.
"Aku sarankan kau memikirkan nya dengan baik, a-aku pergi "setelah berkata demikian Taehyung bergegas pergi Dengan membawa perasaannya yang terluka tanpa di sadari sang empu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love (Vhope)#REVISI
Fiksi Remaja"Jangan pernah membayangkan ada setitik cinta untukmu" Jika penasaran langsung baca ya 😁