twenty-five

362 42 13
                                    

Happy reading

*****

"Apa maksudnya ini?hah?"suara bentakan keras terdengar di ruangan berbentuk persegi panjang itu dengan meja panjang di tengah dan dikelilingi oleh kursi, itu adalah ruang meeting.

"Bagaimana bisa perusahaan di ilsan tidak bisa di akses?"Taehyung berucap marah karena kelalaian para karyawan nya.

"Park bogum aku tidak memberi mu gaji hanya untuk kau berdiam diri seperti itu"matanya yang tajam mengunus pada Bogum yang tertunduk.

"Tenang lah sajangnim,kami juga belum mengetahui penyebab nya, tapi tiba-tiba perusahaan di ilsan tidak bisa kami akses ataupun melakukan kontak ,kami akan usahakan yang terbaik". Namjoon buka suara di saat mereka semua takut akan kemarahan bos mereka.

"Sialan"desis Taehyung kesal,lalu menghempaskan tubuhnya di kursi, tangannya memijit pelipisnya yang berdenyut.

Bagaimana ia tidak marah di saat salah satu cabang perusahaan miliknya di ilsan tidak bisa di akses, bahkan data yang biasa terkirim setiap bulannya tidak masuk di komputer nya entah sejak kapan.

"Aku tidak ingin mendengar ke gagalan kalian,urus semuanya secepatnya "setelah berkata seperti itu Taehyung keluar ruangan dengan bantingan pintu yang keras meninggalkan suasana di dalam sana masih tegang dan sesak.

Tiba di ruangannya Taehyung menghempaskan tubuhnya di sofa dengan kasar,dia tidak habis pikir, bagaimana mana bisa perusahaan yang di bawah naungan nya bisa putus kontak begitu saja,ada yang tidak beres disini dan dia tidak tahu apa itu.

"Sssh"Taehyung meringis saat pusing menyerang kepalanya.

"Sialan"

                                             ***

"Apa kau dengar? sajangnim marah besar di ruang meeting, katanya ada terjadi sesuatu"bisik-bisik terdengar di lorong perusahaan.

Jimin yang ingin ke ruangan Taehyung memelankan langkahnya.

"Aku juga dengar seperti itu,kau lihat tadi? ekspresi nya sangat menakutkan"balas salah satu dengan mimik wajah merinding.

"Kau benar itu menakutkan"

Jimin terdiam, berpikir apa yang membuat Taehyung semarah itu? seharusnya itu tidak terjadi saat rencana nya belum di mulai, setidaknya belum.

Tanpa mengetuk pintu, Jimin langsung masuk ke ruang Taehyung begitu saja, dapat dia lihat Taehyung yang duduk di sofa sambil memejamkan mata.

"Taehyung hyung, sesuatu telah terjadi?"

Mendengar suara Jimin, Taehyung membuka mata, menegakkan tubuhnya dengan kening berkerut.

"Kapan kau datang?"

"Baru saja, hyung ada apa?"Jimin bertanya lembut, memutari sofa berdiri di belakang untuk memijat bahu lebar Taehyung dengan pelan.

"Terima kasih,ada sedikit masalah tadi"Taehyung kembali memejamkan matanya menikmati pijatan tangan dari Jimin.

"Masalah?! masalah apa?"tanya Jimin,lagi.

Menghela nafas Taehyung menjawab "anak perusahaan di ilsan, kita kehilangan kontak dengan nya."

Mendengar itu tubuh Jimin terasa kaku, bahkan pijatan tangan itu terhenti membuat Taehyung menoleh menatapnya bingung, alisnya mengerut saat melihat wajah Jimin yang terlihat pucat.

"Ada apa?kau baik-baik saja?"

"A-aku baik hyung,emm se-semoga perusahaan mu kembali normal"tuturnya gugup menghindari kontak mata langsung dengan namja tampan itu.

Painful Love (Vhope)#REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang