thirty-seven

467 29 10
                                    

Pagi ini berita yang menggemparkan, berita pagi yang menayangkan mengenai perusahaan Kim yang tiba-tiba melakukan konsesi pers(bener g sih tulisan nya?) untuk mengungkapkan kejahatan yang di lakukan perusahaan Lee, perusahaan yang di pimpin oleh Lee Jung-seuk,di layar datar tersebut memperlihatkan Jung-seuk yang mengamuk ingin menyingkirkan kamera yang menyoroti nya, kakinya pincang saat melangkah karena sebuah peluru yang menembus kulit nya, terdapat beberapa lebam di wajah yang biasanya angkuh itu.

Sedikit bergeser terdapat Jimin di sana, dengan wajah yang pucat pasi seakan nyawanya telah meninggalkan raga,mata yang bergerak gelisah akibat kerumunan orang yang mengelilinginya, tubuh yang semakin mengurus seperti orang yang tidak pernah terawat.

Di atas podium Taehyung berdiri dengan dagu terangkat tinggi, memperlihatkan betapa berkuasanya ia,wajah datar dengan suara yang dingin dan tegas,cengkungan mata yang semakin dalam dan menghitam, Hoseok melihat semua itu dengan datar, hanya diam tanpa ekspresi yang berarti,layar yang tadi menampilkan berita kini gelap dalam keadaan mati, Hoseok menoleh dan mendapati ayahnya sang pelaku mematikan tv tersebut.

Tersenyum lembut padanya menghantarkan rasa hangat yang menyenangkan, kedua sudut bibir itu tertarik, mengulas senyuman simpul,mata Hoseok terpejam saat ayahnya menepuk kepala nya pelan,meresapi perasaan yang terasa aman dan nyaman, Hoseok memandang tuan Jung.

"Apa kau sudah siap?"tanya tuan Jung, yang di balas anggukkan kecil oleh Hoseok"Tidak ada yang tertinggal bukan?"

"Eum tidak ada"

"Baiklah mari kita berangkat,ini sudah waktunya "mengulurkan tangan untuk menggandeng tangan sang anak, Hoseok menerima uluran tersebut, pandangan nya menyapu seluruh isi rumah ini, tempat ia tumbuh besar dengan kedua orang yang sangat ia sayangi, walau satu di antara mereka tuhan lebih menyayanginya sehingga mengambil nya begitu cepat,mengenang semua yang telah terjadi di masa lalu dalam benaknya, setidaknya untuk terakhir kalinya.

Berjalan keluar rumah,di depan sana sang supir telah menunggu mereka dengan setia, barang bawaan telah siap, berterima kasih untuk para pelayan yang membantu mereka dengan cakap, mereka berkumpul untuk mengantar kepergian sang majikan.

Dalam perjalanan Hoseok tersenyum, menatap luar melalui jendela mobil, entah kenapa hari ini terasa ringan, tidak seperti biasanya yang selalu terasa berat, tapi kali ini berbeda seakan beban du pundak nya selama ini hilang bersamaan dengan tubuhnya yang di bawa terbang oleh burung besi buatan manusia, meninggalkan semuanya tanpa harus menoleh ke belakang, menutupi masa lalu untuk membuka lembaran baru.

Dengan begitu Hoseok berharap kedepannya menjadi lebih baik dari hari-hari yang telah terlewati.

.

.

.

.

.

.

.

Beberapa tahun kemudian





Yoongi duduk di studionya, entah sudah berapa hari ia tidak pulang, tangan nya tidak henti-hentinya menulis lirik lagu, lembaran demi lembaran telah tertoreh tulisan tangan nya, menyampaikan perasaan dan ekspresi melalui sebuah nada lagu,rambut yang telah memanjang menutupi tengkuk, menyandarkan tubuhnya di punggung kursi, menghela nafas berat entah keberapa kali hari ini.

Menyugar rambut nya dengan mata terpejam, semuanya terasa membosankan,terasa kosong dan hampa, tidak ada gairah untuk menjalankan kehidupan,menatap langit-langit dengan pandangan dalam, terbayang wajah seseorang yang sangat ia rindukan,sosok yang pergi tanpa berpamitan, hanya mengirim pesan singkat dengan kata "maaf"yang mana membuat nya frustasi.

Painful Love (Vhope)#REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang