Pagi ini semua orang di sana terdiam, berpasang mata menatap Hoseok yang melangkah masuk ke dalam butik,sudah lama tidak muncul di sana membuat para karyawan butik terdiam, melihat sang pemilik butik kembali dengan tampang yang sama ramahnya namun tubuh yang lebih kurus?.
Irene yang selaku bertanggung jawab selama Hoseok tidak ada,membatu seperti orang dungu,mata yang melebar tersentak saat menyadari bahwa yang menjadi objek keterbengongan nya berjalan mendekati nya, Irene gelagapan,menaruh kain yang ia pegang dari tadi dengan tergesa, merapikan sedikit penampilannya sebelum membungkuk hormat.
"Selamat datang kembali Sajangnim"salamnya hormat sambil membungkuk di ikuti karyawan lainnya.
Hoseok tersenyum ramah seperti biasanya,ia mengangguk sebagai jawaban, melihat sekeliling tidak ada perubahan di butik ini, setidaknya tidak banyak,yang berubah hanya tatanan kain dan beberapa pakaian serta model-model yang berganti setiap harinya, Hoseok menatap Irene.
"Lama tidak bertemu Irene"sapanya sambil tersenyum, Irene mengangguk menahan senyum, tidak di pungkiri mereka merindukan bos seperti Hoseok,baik hati dan juga ramah, siapapun akan betah bekerja dengan nya.
"Bisakah kau ikut ke ruangan ku? untuk membahas pekerjaan"
"Tentu saja Sajangnim"mereka berdua berlalu pergi ke ruangan Hoseok, beberapa karyawan yang tadi ikut menyapa kembali pekerjaan mereka yang sempat tertunda.
"Baiklah terima kasih atas kerja kerasnya Irene"ucap Hoseok setelah mendengar penjelasan Irene mengenai butik.
"Tidak Sajangnim, itu memang tugas ku"Irene membungkuk hormat merasa sungkan pada Hoseok.
Tersenyum kecil lalu mengangguk"hm kau bisa kembali "
"Saya pamit Sajangnim"
"Oh tunggu sebentar Irene, nanti malam aku akan mengirim mu pesan, pastikan untuk membacanya, itu penting "kata Hoseok, sebenarnya Irene sedikit bingung namun ia tetap mengangguk.
"Baik saya mengerti "
Setelah kepergian Irene, Hoseok menghela nafas merasa bebannya terangkat sedikit, sebenarnya ayah nya tidak mengijinkannya untuk kembali bekerja, karena kondisi nya yang belum memungkinkan, dan tanpa sepengetahuan sang ayah, Hoseok nekat ke sini untuk memeriksa keadaan butik, setidaknya satu kali ini sebelum ia pergi.
Menatap sketsa pakaian yang baru setengah jadi di depan nya, Hoseok tidak ingat kapan terakhir kali ia menggambar,mengamati gambar tersebut,ia sudah lupa rancangan dan bentuk nya seperti apa, sekali lagi Hoseok menghela nafas, entah kenapa ada sedikit penyesalan dan kecewa yang terasa di kala melihat gambar itu, Hoseok tidak tahu kenapa.
Mengambil kertas baru dan alat untuk menggambar, Hoseok fokus sambil memikirkan model apa yang harus ia buat, tangan yang sudah lama tidak memegang alat gambar terasa kaku saat di gerakkan, dengan gerakan yang meleset membuat gambar itu tercoreng, Hoseok terdiam menatap gambar nya yang gagal, Hoseok membayangkan kertas putih itu ternoda karena ulahnya sendiri,ini seperti kehidupan nya,menghela nafas panjang dan menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi.
"Ada apa dengan ku?"gumamnya pelan.
********
Mobil hitam itu terus melaju kencang tanpa berhenti sedetik pun, kembali membelah jalanan dengan kecepatan tinggi, Taehyung, masih dengan mengenakan pakaian kemarin, tanpa makan dan minum, walaupun ia sempat nginap di hotel terdekat, pikiran yang gundah membuat nya tidak nafsu makan walau seteguk air.
Kemarin malam Namjoon menelpon berkata Jimin jatuh pingsan dan sakit, namun Taehyung dengan cuek memutuskan panggilan tersebut, tidak ingin peduli lagi apapun yang berhubungan dengan Jimin, perasaan nya telah mati untuk namja itu, tidak ingin di bodohi lagi dengan tampang polos dan mulut manis nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Painful Love (Vhope)#REVISI
Ficção Adolescente"Jangan pernah membayangkan ada setitik cinta untukmu" Jika penasaran langsung baca ya 😁