Fourteen

280 37 1
                                    

                               Happy reading

                                  ***********

Taehyung termenung di balkon kamar sebuah apartemen,kini ia berada di apartemen milik Jimin, berdiri memandang pemandangan kota Seoul yang tidak pernah tidur, terlihat indah dengan berbagai cahaya lampu,tapi bukan itu yang membuat nya kepikiran, yang dipikirkan adalah kejadian beberapa jam lalu,itu sangat mengganggunya, kejadian itu tidak bisa hilang dari benaknya melihat kedekatan Hoseok dengan Yoongi membuat dadanya memanas.

Ia tidak suka melihat Hoseok yang terlihat berbinar ketika melihat Yoongi, terkekeh manis dan tertawa bebas bersama namja lain yang bahkan sikapnya yang seperti itu tidak pernah Hoseok tunjukkan padanya, entah kenapa ia merasa marah, takut, gelisah dan kecewa bercampur menjadi satu membuat nya bingung ,apa lagi saat Yoongi menatapnya hoseok seperti itu,ia sudah tahu perasaan Yoongi pada Hoseok, bagaimana Taehyung tahu? sudah dikatakan bukan jika mereka rival semasa sekolah?jadi apapun akan yang cari tahu tentang Yoongi untuk memudahkan menjatuhkan namja pucat itu.

Kembali mengingat itu membuat taehtyung kesal sendiri "ck sial,apa yang terjadi padaku?"ujarnya mengacak surainya kesal.

"Hyung "merasa terpanggil taehtyung menoleh kebelakang menatap Jimin yang baru selesai mandi, terbukti dari batrobe yang ia kenakan, berjalan mendekat kearah Taehyung  tanpa memperdulikan angin malam yang menusuk tulang menerpa tubuhnya, memeluk Taehyung erat.

"Apa yang kau pikirkan hm?apa kejadian beberapa saat lalu?"tanyanya "maaf ,seharusnya aku tidak memaksa mu untuk datang kerestoran itu,aku tidak tahu kalau ada Hoseok dan Yoongi disana, maafkan aku hyung karena itu, kau kepikiran sekarang "lanjutnya pelan menundukkan kepala.

Menghela nafas Taehyung menangkup wajah manis milik namja mungil itu yang kini terlihat sedih "hey itu bukan salah mu, okay? siapa yang tahu jika mereka berdua juga berada disana,kau dengar?"ucapnya menenangkan Jimin yang matanya berkaca-kaca .

"Tapi hyung-"

"Sstt tidak ada tapi-tapian, sudah kukatakan bukan jika Kau tidak bersalah,lalu kenapa kau menangis hm?"Taehyung menghapus air mata Jimin yang mengalir.

"A-aku merasa bersalah telah mengatakan hal seperti itu pada Hoseok, sehingga membuat mu semakin marah hiks maafkan aku"menundukkan kepala menangis dengan tangan menangkup wajah nya"ku mohon hyung jangan memarahi Hoseok lagi hiks, aku juga salah disini hiks, yang dia katakan benar hyung hiks.a-aku seperti jalang yang merebut suami orang hiks hiks"Jimin menangis sesenggukan

"Kenapa kau mengatakan hal seperti itu?!,kau bukan seperti yang dia katakan,kau sangat berharga bagi ku, dan satu hal lagi,ingatlah bahwa ia telah menyakitimu, dia memang pantas mendapatkan itu "membawa Jimin kedalam pelukannya mengelus punggung yang masih bergetar karena menangis.

"Hyung apa kita.... berpisah saja?"ucap Jimin lirih menuwai kemarahan dari Taehyung.

"Apa yang kau katakan??!,kau pikir aku menunggumu selama ini hanya untuk membiarkan mu pergi lagi dari ku?! itu tidak akan terjadi lagi,kau harus tetap disampingku Jimin, sampai kapan pun"mengeratkan pelukannya pada tubuh mungil Jimin.

"Kita tidak bisa hyung, bagaimana dengan Hoseok ?dia-"ujar Jimin memelas

"Dengar, kau milikku, hanya milikku park Jimin"ucapnya penuh penenakanan"dan jangan pikirkan tentangnya, dia masih memiliki banyak namja untuk menjaganya,terutama si Min brengsek Yoongi itu, dan jangan pernah kau mengatakan hal itu lagi"lanjutnya kesal.

Menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Taehyung,"maafkan aku telah mengatakan itu"cicitnya pelan"aku hanya...terbawa emosi"

"Hm ingat kau hanya milikku"

Painful Love (Vhope)#REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang