11.|IZIN

100 12 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Guys yang udah baca sampe sini aku minta votenya si please. Apa susahnya si vote aja. Hargai disini yang nulis.

.

.

.

.

Jika disaat libur Difa kembali mengingat masa lalu, berbeda dengan Alfi yang sibuk refreshing diri agar tidak stres. Jika kalian mengira kalau Alfi healing di pantai, gunung atau bahkan menginap dihotel hotel mewah, jawaban nya salah. Karena saat ini Alfi juga ingin meluangkan waktu lebih untuk keluarga nya.

Pagi itu Alfi baru saja selesai sholat dhuha kemudian ia pergi ke teras depan yang berada dirumahnya. Tak lama kemudian umi menghampiri anak nya itu dan ikut duduk disebelah anaknya.

"Bagaimana perasaan kamu sekolah disekolah pada kebanyakan remaja nak? " Tanya Umi.

Alfi berdehem. "Emm sebenernya sama aja sih mi cuma yang beda itu orang-orang nya jujur Alfi sedikit risih gitu. "

Umi tersenyum mendengar penuturan Alfi. "Nak, menuntut ilmu di pesantren dan di sekolah biasa itu berbeda. Yang umi maksud bukan ilmu yang disampaikan bukan, tapi adalah lingkungan. Kalau di pesantren itu sudah pasti semua islam kan, di pesantren juga kita akan mengutamakan agama. Jika disekolah mungkin memang ada namun tak seketat di pesantren. Di pesantren ada larangan bagi seorang laki-laki berdekatan dengan perempuan, dalam pesantren juga ada aturan harus menundukkan pandangan ketika kita tak sengaja bertemu lawan jenis. "

Alfi tertegun, uminya tau dimana letak yang menjadi pikiran nya.

"Kamu mau nerusin sekolah di sana fi?"

"Iya mi, juga bukannya Alfi udah menguasai ilmu di pesantren ini? "

"Iya umi tau, kalau emang kamu mau melanjutkan sekolah mu di SMA umi tidak melarang namun umi tegaskan sekali lagi jangan pernah kamu macem-macem di sana. "

"Iya mi. "

Setelah perbincangan itu selesai keduanya kembali terdiam. Alfi ingin mengungkapkan perasaan nya kepada uminya namun ada gejolak keraguan dihatinya.

"Mi boleh Alfi menyukai perempuan?" Tanya Alfi.

"Anak dari kyai siapa? Atau dari pondok mana?" Alfi mendengar pertanyaan umi nya itu sedikit terkejut.

"Bukan ning juga bukan santri mi, dia temen sekelas Alfi. "

"Apa kamu tidak ingin mencari yang sebanding dengan mu? " Tanya Umi. Alfi sedikit geram dengan uminya ini.

"Apa harus ning mi? Atau santri?"

"Fi dengerin umi, dulu abi pernah nawarin kamu buat nikah muda dan ingin dijodohkan dengan seorang ning, namun kamu menolak dan sekarang dengan mudahnya seorang anak SMA bisa mengambil hatimu secepat ini? "

"Alfi kagum sama dia dari awal kita ketemu mi, dia juga orang nya paham agama"

Umi tak menggubris ucapan Alfi malah ia berdiri dari duduknya dan masuk kedalam dan meningkatkan Alfi sendirian.

"Sulit sekali ya Allah. "

*********

Waktu terus berlalu hingga yang tadinya hari yang terang sekarang sudah menjadi gelap. Tiba sudah saatnya masuk sholat maghrib.

Alfi bergegas ke masjid ia mempunyai jadwal menjadi imam disana. Perlu diketahui bahwa Alfi merupakan seseorang lelaki yang paham agama, oleh karena itu ia mengagumi Difa yang notabene nya juga paham agama meski tidak dari kalangan santri.

Tugasku Adalah Mendoakan muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang