37.|SEBENARNYA

96 8 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Aku mohon kalau semisal cerita aku cuma buat kalian lalai sama ibadah mending jangan dibaca ya. Utamakan pencipta dulu. Utamakan ibadah dulu.

Oh iya buat kalian yang udah baca ceritaku aku mohon vote dan komen nya ya. Itu berpengaruh banget buat naikin mood aku. Tolong ya kalian bisa hargai aku yang nulis mikirin alurnya disini.

Dan kalo semisal menurut kalian cerita ini bagus kalian bisa rekomendasikan ke temen kalian ya biar mereka bisa baca kisah Alfi-Difa juga ya.
.

.

.

.

.

.

Keesokan harinya Difa benar-benar kembali pulang ke rumah nya. "Assalamualaikum bun yah. " Salam Difa saat memasuki pintu rumah.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Akhirnya yang ditunggu-tunggu dateng juga. "

"Sini masuk nak. " Titah Rakhi. Difa pun langsung berjalan masuk. Ia menyalami kedua orang tua nya dan duduk tidak jauh diantara kedua orang tuanya

"Gimana kabar kamu nak? " Tanya Rakhi pada Difa. "Alhamdulillah baik yah. "  Jawab Difa.

"Ayah mau ngomong sesuatu sama kamu, itu sebabnya bunda nyuruh kamu buat pulang ke rumah. "

Difa sedikit terkejut setelah mendengar apa yang di ucapkan ayahnya. "Ngomong apa yah? "

"Jadi nanti bakal ada tamu yang jelasin semuanya ke kamu, kamu tunggu aja. Nanti kalau kita jelasin takutnya kamu enggak percaya. "

Difa dibuat semakin penasaran dengan ucapan ayahnya ini. Benar-benar membuatnya penasaran.  Akhirnya Difa hanya bisa pasrah menunggu siapa yang akan datang menemuinya. Ia memilih membereskan baju baju nya dan berbaring di kamar yang sudah sedikit lama ia tinggal.

Beberapa saat kemudian, tamu yang ditunggu tunggu alias akan menemui Difa pun datang. "Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. " Rakhi dan Delina menjawab salam tamu itu bebarengan.

"Silahkan masuk pak, Difa nya sudah pulang. " Ujar Rakhi. Tamu itu pun kemudian masuk ke dalam rumah.

Delina pun langsung memanggil Difa yang saat itu sedang nyaman nyaman nya berada di kasur empuk nya, bahkan dirinya hampir tertidur. Dirinya keluar dengan raut wajah yang ditekuk. Namun raut wajahnya itu tidak bertahan lama setelah mengetahui tamu yang datang, karena raut wajahnya menjadi melongo alias kaget.

"E-eh ada pak kepsek sama pak Taufan. " Rakhi menyuruh Putri nya untuk duduk berdekatan dengan dirinya. "Silahkan pak, bisa bapak bicarakan dengan anak saya. "

Difa benar-benar dibuat bingung, sebenarnya apa yang sedang dibicarakan oleh para orang tua tersebut? Kenapa dirinya ikut terlibat?

"Sebelumnya saya dan seluruh guru yang ada di SMA CITRA BANGSA meminta maaf yang sebesar-besarnya nya karena keteledoran kami. "

Difa bingung dengan ucapan pak Radi. Kenapa pak Radi meminta maaf padanya? Apakah beliau melakukan kesalahan pada Difa?

"Jadi begini nak Difa, saya pak Radi selaku kepala sekolah dan pak Taufan yang pernah menjadi wali kelas kamu disaat kelas 12 MIPA 2 ingin menyampaikan sesuatu yang seharusnya sudah kamu ketahui sejak dulu. " Difa pun dibuat bingung dengan ucapan Pak Radi tersebut.

Tugasku Adalah Mendoakan muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang