30.|PESANTREN

81 7 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Aku mohon kalau semisal cerita aku cuma buat kalian lalai sama ibadah mending jangan dibaca ya. Utamakan pencipta dulu. Utamakan ibadah dulu.

Oh iya buat kalian yang udah baca ceritaku aku mohon vote dan komen nya ya. Itu berpengaruh banget buat naikin mood aku. Tolong ya kalian bisa hargai aku yang nulis mikirin alurnya disini.

Dan kalo semisal menurut kalian cerita ini bagus kalian bisa rekomendasikan ke temen kalian ya biar mereka bisa baca kisah Alfi-Difa juga ya.

.

.

.

.

.

.

.

Semenjak pembagian raport keadaan Difa memang memburuk. Ia merasa kecewa bahkan ia melukai tangan nya sendiri atau istilah jaman sekarang sih barcode.

Rambut Difa pun hanya sebatas telinga. Jika kalian pernah melihat kartun dora tidak jauh seperti itu rambut Difa. Selain rambut tangan kiri nya penuh sayatan.

Ia berkali kali ingin menghabisi hidupnya sendiri. Hanya 1 orang yang menjadi penyemangat Difa untuk terus berjuang dan bangkit lagi.

Siapakah dia??

Dia adalah..

Arul.

"Rul, difa pergi aja ya? " Ucap Difa dengan pandangan kosong mengarah ke depan.

Mendengar itu dengan cepat Arul menggeleng. "Gaboleh, nanti kalo difa pergi, Arul sama siapa dong? "

Difa hanya tersenyum memperlihatkannya deretan giginya yang rapi. Tapi masih dengan pandangan kosong.

"Difa ga boleh nyerah. "

"Difa harus berjuang. "

"Demi om Rakhi dan tante Delina, juga demi aku sih hhe. "

Seperti itulah ungkapan penyemangat untuk Difa yang diucapkan oleh Arul.
Agar Difa masih mau terus menjalani hidup nya.

Perlahan dirinya mulai pulih dan mencoba mengikhlaskan apa yang sudah terjadi. Meskipun memang ia kecewa tapi ia tidak bisa berbuat apapun. Menangisi nya pun tiada guna.

Hari ini Difa terlihat duduk bersama Arul di teras rumah Difa. "Rul, saya mau ngelamar jadi guru di pesantren kira kira ke terima enggak ya? " Tanya Difa.

"Saya takut gagal. " Lanjutnya.

"Dicoba dulu, kita gak bakalan bisa tau kalo kita ga nyoba dulu. " Jawab Arul.

"Kalo saya gagal? "

"Ya coba lagi. "

"Sampai? " Tanya Difa menatap Arul yang saat itu tidak menatapnya.

"Ya sampai berhasil. " Ujar Arul.

"Tidak ada salah nya kita mencoba dulu kan? Kegagalan itu dalam setiap usaha hal yang wajar fa. Lebih baik gagal dalam mencoba daripada tidak mencoba sama sekali. "Jelas Arul.

Tugasku Adalah Mendoakan muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang