33.|VANIA

75 4 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Aku mohon kalau semisal cerita aku cuma buat kalian lalai sama ibadah mending jangan dibaca ya. Utamakan pencipta dulu. Utamakan ibadah dulu.

Oh iya buat kalian yang udah baca ceritaku aku mohon vote dan komen nya ya. Itu berpengaruh banget buat naikin mood aku. Tolong ya kalian bisa hargai aku yang nulis mikirin alurnya disini.

Dan kalo semisal menurut kalian cerita ini bagus kalian bisa rekomendasikan ke temen kalian ya biar mereka bisa baca kisah Alfi-Difa juga ya.

.

.

.

.

.

Hari ini adalah hari keempat Difa mengajar. Mungkin ia belum terbiasa untuk ini semua, tapi ia yakin lama kelamaan ia akan terbiasa untuk semua Ini. Difa juga belum terlalu paham tentang lingkungan di pesantren. Bahkan ia belum terlalu tahu tentang pengajar lainnya.

Saat ini sedang jam istirahat, Difa hanya sendirian. Ia berjalan menuju kantin. Hari ini Difa belum melihat Tasya. Bahkan tadi saat ia mengajar ia  juga tidak melihat.

"Apa jangan jangan Tasya sakit ya? "

Difa berpikir jika Tasya itu sakit, akhirnya ia memutuskan untuk ke ndalem memastikan, ia mengurungkan niatnya untuk ke ka kantin.

Di pondok pesantren Baitul Azzam memang orang yang sakit biasanya dibawa ke ndalem. Ada khusus kamar untuk santri yang sedang sakit disana.

Saat tiba didepan ndalem ia mengetuk pintu sembari mengucap salam, meskipun pintu ndalem selalu terbuka namun tidak sembarangan orang boleh masuk. Sehingga siapapun yang ingin masuk ke ndalem harus mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok

Tok

Tok

"Assalamu'alaikum. "

Ceklek

Pintu terbuka, namun saat pintu terbuka membuat Difa kaget dan langsung menundukkan pandangan nya.

"Wa'alaikumussalam, ada apa Difa? " Tanya Alfi.

Ya Alfi. Hal itulah yang membuat Difa langsung menundukan pandangannya. Tiba-tiba saja rasa gugup menyelimuti nya ketika berhadapan langsung dengan Alfi.

"M-maaf gus, saya mau nyari santri yang bernama Tasya. Hari ini ia absen dan tidak masuk kelas, saya sempat berpikir apakah dia sakit? " Jelas Difa masih sambil menunduk.

"Tasya kelas 10 ya? " Difa mengangguk.

"Dia memang sedang sakit dan sedang dirawat disini. "

Difa tercengang, prediksi nya benar. "Apa saya boleh menjenguk nya gus? " Tanya Difa hati-hati.

"Boleh mari masuk. " Ajak Alfi.

Akhirnya keduanya pun masuk. "Kamu masuk saja." Pinta Alfi. Difa hanya mengangguk lalu masuk ke dalam kamar.

Saat sudah masuk Difa melihat Tasya berbaring di ranjang dengan keadaan yang sangat memprihatinkan. Wajahnya pucat, tubuhnya sedikit menggigil itu membuat Difa iba terhadap nya.

Tugasku Adalah Mendoakan muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang