28.|BERPISAH?

81 4 0
                                    

بسم الله الر حمن الر حيم

Aku mohon kalau semisal cerita aku cuma buat kalian lalai sama ibadah mending jangan dibaca ya. Utamakan pencipta dulu. Utamakan ibadah dulu.

Oh iya buat kalian yang udah baca ceritaku aku mohon vote dan komen nya ya. Itu berpengaruh banget buat naikin mood aku. Tolong ya kalian bisa hargai aku yang nulis mikirin alurnya disini.

Dan kalo semisal menurut kalian cerita ini bagus kalian bisa rekomendasikan ke temen kalian ya biar mereka bisa baca kisah Alfi-Difa juga ya.

.

.

.

.

.

.

.

Difa yang melihat kelakuan sahabat nya pun hanya bisa terkekeh pelan. Tiba-tiba terbesit dipikiran nya. Bagaimana suatu saat jika keduanya sudah sama sama memiliki impian masing masing. Apakah masih bisa saling mengobrol? Masih bisa saling menyapa?

"Saya harap kamu tetep jadi temen saya Lin, " Gumam Difa.

°•°

Seminggu berlalu LUS pun selesai.
Saat istirahat Difa tengah duduk  dilantai yang ada di kelas nya. Ia tidak sendirian melainkan di sana ada Lina, Arul dan juga Alfi.

"Jadi nih kita kerjain yang mana dulu? " Tanya Lina.

"Matematika duluan, gurunya galak. " Jawab Arul.

Mereka mendapatkan tugas kelompok, untung saja kelompok nya bebas beranggotakan berapa dan siapa.

Mereka pun terlihat sangat antusias untuk mengerjakan. Bagaimana tidak? diantara mereka adalah 3 besar. Pasti mereka sangat ambis. Sedangkan Lina yang menatap mereka. Jujur saja Lina tak mengerti soal nya.

"Dif, bantuin gue. " Rengek Lina membuat Arul dan Alfi juga ikut menoleh.

"Kamu ga bisa? " Tanya Difa.

"Ck, udah tau pake nanya lagi. Udah cepetan mana liat. " Ujar Lina sambil ingin mengambil alih buku Difa. Dengan cepat Difa menarik buku nya agar tidak dicontek oleh Difa.

"Ihh pelit banget, lagi pun kita kan kerja kelompok, boleh dong liat? "

"Kita emang kerja kelompok yang artinya ngerjain bareng bareng bukan nyontek. Lo paham? " Kali ini bukan Difa yang membuka suara melainkan Arul.

Setelah perdebatan yang amat panjang, akhirnya Lina mengalah ia memilih untuk diajari oleh Difa. Meski Difa tau Lina ini sebenarnya adalah murid cerdas hanya saja sifat malas nya yang membuatnya terlena dan ogah-ogahan untuk belajar.

"Paham? " Tanya Difa entah ke berapa kali sehabis menerengkan.

"Oke oke kali ini gue paham, thanks ya udah mau ajarin gue. "

Tugasku Adalah Mendoakan muTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang