setelah melewati Atala, mereka berdua melanjutkan perjalanannya menuju ke taman belakang dan sesampainya disana Juan membuka earphone yang masih melekat di telinga Acha
"nah udah sampe" ucap Juan pada Acha
"ngapain kesini?" tanya Acha melihat sekelilingnya
"nangis"
"hah"
"tadi pengen nangis kenceng kan? nangis disini semua orang ga akan tau"
Acha yang masih berdiri disana pun di tarik oleh Juan untuk duduk di sampingnya
"kak" panggil Acha pada Juan
"apa, hm?" jawab Juan memandangi gadis di sampingnya itu
"kak" panggil Acha sekali lagi menahan tangisnya
Akhirnya badan kekar Juan memeluk tubuh mungil Acha, dan saat itu juga tangis yang sudah tidak terbendung lagi pecah
"nangis yang kenceng ga akan ada yang tahu kalo kaya gini" ucap Juan memperkuat rengkuhannya pada Acha dengan bahu yang bergetar Acha menangis di rengkuhan Juan
setelah cukup lama menangis Acha kembali duduk seperti semula dan mulai menceritakan alasan kenapa dia menangis
"udah tenang? mau berbagi?" tanya Juan dan di angguki oleh Acha
"tadi di lapangan aku liat kak Atala sama kak Alisa pelukan, terus kak Atala bilang dia masih sayang sama kak Alisa" cerita acha pada Juan, dan Juan yang mendengar cerita Acha tertawa geli
"kok ketawa sih" kesal Acha melihat kakak kelasnya itu mentertawakan dirinya
"mana yang sakit? disini?" tunjuk Juan pada dadanya sendiri
"iya"
"cup cup cup" elus Juan di kepala Acha
"ish berantakan nihhh"
"gini gini, jangan deketin orang yang belum selesai sama masa lalunya"
"kenapa gitu?" tanya Acha
"dia ga akan memulai cerita baru karena cerita kemarin belum dia tutup dengan semestinya"
"sampe kapan ya kak kira kira"
"percaya sama kata 'nanti pasti' ?" tanya Juan dan di angguki oleh Acha
"nanti pasti ditutup, mungkin dengan cara terbiasa sama kehadiran kamu pasti banyak cara lain" ucap Juan menatap gadis di depannya
kringggggg!! bel istirahat berbunyi
"udah bel kak, makasi udah mau dengerin cerita aku kapan kapan ketemu lagi ya" pamit Acha tersenyum
"jangan kapan kapan dong, sering sering aja" ucap Juan bercanda
"iya makasi aku emang se ngangenin itu" ejek Acha pada Juan
"dih PD, kalo suasana hati lo lagi buruk di sekolah lo bisa cari gue di lapangan basket gue disitu"
"awas aja nanti di cari ga ketemu, yaudah pamit ya kak Juan" pamit Acha sekali lagi dan meninggalkan taman
"lo ga sendiri cha semesta berbaik hati sama lo dengan menghadirkan peran gue sebagai obat yang bahkan lo sendiri ga sadar" batin Juan menatap punggung Acha yang semakin menjauh
Acha dengan terburu-buru kembali ke kelasnya karena takut teman temannya khawatir
"aduh cape" keluh Acha yang membuka pintu kelasnya
"ACHAAA LO KEMANA AJA ANJIR, DI TELFON GA DI ANGKAT DI CHT GA DI BALES" omel ayu pada temannya yang baru datang
"maaf maaf tadi ada sedikit insiden, anjayy" ucap Acha terkekeh melihat muka temannya yang saat ini sedang marah
"gue kira lo di culik anjir, gue tanya ke rasha dia malah gatau" ucap ain menatap kesal Acha
"wah gila lo gue hampir mau telpon polisi" celetuk cila yang berada di samping ain
"berisik lo semua, ayo ke kantin gue ceritain" ajak Acha pada ketiga temannya
.
.
.
.
.
maaf kalau masih ada penulisan atau kata yang salah hehe :))masih banyak keseruan Acha di bab selanjutnya, tunggu ya
KAMU SEDANG MEMBACA
bentala & bumantara || COMPLETED
Novela Juvenil"bentala dan bumantara tidak akan pernah menjadi amorfati, mereka aksa dan akan selamanya menjadi enigma" BASED ON TRUE STORY