"PA!" teriak nunew lantang, ini pertama kalinya lelaki mungil itu meninggikan suaranya pada orangtuanya.
Biasanya nunew tidak akan mencoba berargumen pada kedua orangtuanya, tapi kali ini dia merasa ayahnya sudah keterlaluan dalam mengatur hidupnya.
"nunew duduk dulu, kita bicarakan baik-baik" tegur ibunya dengan sedikit nada peringatan.
"bicara baik-baik seperti apa? Mama sudah jelas dengar sendiri omongan papa!" balas nunew dengan nada bicara yang lebih tinggi lagi.
"nunew! Yang sopan sama mama mu ya!"
"pa! Sekali aja bisa nggak sih papa nggak ngatur hidup aku? Aku bisa atur hidupku sendiri! Aku selalu berusaha buat nurut sama semua kemauan papa dan mama, tapi aku nggak bisa kali ini! Aku kan bilang aku masih belum siap untuk menikah sekarang? Kalau aku sudah siap aku bisa cari calonku sendiri!"
"kapan? Kapan kamu akan siap? Tiga tahun lalu kamu juga ngomong begitu! Tapi sampai sekarang kamu masih keluyuran nggak karuan seperti ini!" tegas papanya.
Di samping pria yang sedang berdiri geram sambil memegangi pinggangnya, mama nunew terduduk kaku disofa ruang tamu mereka sambil melihat kearah nunew dengan tegas.
"nu, kamu sudah 25 tahun sekarang, kamu nggak muda lagi. Sampai kapan kamu mau terus menghindari omongan tentang pernikahan?"
Nunew tercengang mendengarkan perkataan mamanya "25 ma, aku baru 25. Aku bahkan belum 30 tahun!"
"dan sebelum kamu tau kamu sudah 30 tahun dan masih sendiri!" sahut papanya, "lagipula, dulu sudah bagus kamu tunangan sama Pike, tapi kamu batalkan secara sepihak begitu saja, padahal tinggal tiga bulan lagi dari tanggal pernikahan kalian! Kamu nggak mikir apa malunya orang tua kamu ini seperti apa? Keluarga kita dan Pike di luar sana sampai sekarang masih bicara gosip tentang kamu! Tentang kamu yang labil dan tentang mama dan papa yang tidak becus membesarkan kamu!"
Nunew secara tidak sadar mengambil satu langkah mundur ketika mendengar perkataan papa nya tersebut, merasakan phisical blow dari ucapan papanya yang penuh dengan amarah dan tuduhan.
Pike sinnaphot, mendengar nama mantan tunangannya itu saja sudah membuat nunew merasa pusing dan mual, apalagi mengingat tentang sejarah mereka.
Perlahan genangan airmata mulai berkumpul dikedua mata besar nunew, tapi pemuda itu menahannya, agar cairan kristal itu tidak jatuh membasahi pipinya.
Hatinya sakit mendengarkan tuduhan ayahnya yang seolah-olah menyalahkannya atas batalnya pernikahan diatara dirinya dan pike tiga tahun lalu. Seandainya kedua orang tuanya mengetahui alasannya mundur dari pernikahan itu, apa keduanya akan masih menyalahkannya seperti ini? Apa mereka akan masih menatap nunew dengan pandangan seperti ini? Penuh dengan tuduhan terselubung dan kekecewaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...