Dendam

1.4K 106 19
                                    






Nunew terdiam, terus terdiam. Sejak tersadar dari pengaruh biusnya, Nunew hanya bisa terdiam, memandangi langit-langit sambil mendengarkan penjelasan Zee dan kedua orangtuanya tentang apa yang sudah terjadi selama Nunew tidak sadarkan diri, tentang benturan yang mengguncang kandungannya dan sedikit racun yang membahayakan janinnya, tentang operasinya, tentang bayinya.

Bayinya yang masih tidak berdosa.

Bayinya yang malang.

Bayinya yang harus berjuang melawan kematian saat usianya bahkan belum genap 1 jam.

Bayinya…

“Nunew mau bertemu dengannya, sekarang kak..” bisik Nunew, pada Zee yang sejak tadi memegangi tangan Nunew dengan lembut.

“Nunew…” sela Zee, tangannya mengeratkan genggaman lembutnya pada tangan lemah Nunew.

“please kak… Nunew mau bertemu anak kita, sebentar saja, please…” mohon Nunew, matanya terlihat tegar, walaupun bibirnya yang pucat bergetar, menahan berbagai macam perasaan untuk membuncah keluar.

Matanya terus menatapi Zee. Dan tidak tega, Zee akhirnya menganggukkan kepalanya, mengiyakan.



 Dan tidak tega, Zee akhirnya menganggukkan kepalanya, mengiyakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Yuri memakan ayam goreng yang ada dihadapannya dengan wajah yang sedikit menahan jijik, jika bukan karena lapar atau tidak memiliki uang untuk membeli makanannya sendiri, Yuri tidak akan pernah sudi menyentuh hidangan yang tidak berkelas dimatanya ini.

Dihadapannya, Pike yang baru saja kembali dari membeli sarapan untuk mereka berdua menatapi Yuri dengan pandangan penuh penasaran.

“Zee mengusirmu?” Tanya pria itu.
Gerapan Yuri terhenti. Lalu dengan tidak nyaman wanita itu menelam ayam yang dikunyahnya “no. aku keluar dari rumah itu atas kemauanku sendiri.” Sahutnya.
Pike terkekeh, penuh ejek.

“ayolah Yuri. Berhenti berbohong. Jujur saja, Zee akan menceraikanmu huh? Suami dan nama belakangnya yang selalu kamu banggakan itu akhirnya akan lepas dari genggamanmu kan? Bagaimana? Nunew ternyata berhasil dengan rencana balas dendamnya? Dia berhasil menyingkirkanmu dari istana keluarga panich itu? Apalagi sekarang dia juga sedang mengandung anak pertama Zee, dan kamu? Bahkan terakhir yang ku dengar dari teman-temanmu, Zee bahkan tidak pernah lagi melihat langsung wajahmu. Bagaimana rasanya? Disingkirkan oleh orang yang terus kamu hina dan rendahkan?” bombardir Pike penuh ejek, wajahnya yang tampan menyengir tajam, memandangi Yuri dengan cemooh yang sama sekali tidak bisa disembunyikan.

Tersulut. Yuri membanting alat makan yang digunakannya, memandangi Pike dengan tajam dan nafas yang memburu, menahan amarah.

“bukan dia yang menyingkirkanku tapi sebaliknya! Aku yang sudah menyingkirkannya dan anak pembawa sialnya itu!!” teriak Yuri akhirnya.

Mereka berdua terdiam, saling menatap. Sebelum akhirnya mata Yuri membesar menyadari apa yang baru saja dia katakana. Yuri dengan cepat berdiri, dan bergeas menjauhi meja makan. Tetapi Pike yang jauh lebih gesit darinya menangkap tangan Yuri, lalu dengan paksa membalikkan tubuh wanita itu.

Pike menggenggam erat kedua bahu Yuri, memaksa wanita itu menghadapinya.

“apa maksud perkataanmu?!” Tanya Pike dengan mata membelalak.

“aw!! Pike that’s hurt!”

“jawab aku Yuri!! APA. MAKSUD. PERKATAANMU!” bentak Pike dengan mata yang memerah dan nafas yang semakin memburu, menahan cemas dan amarah.
Yuri membeku. Tubuhnya terasa lemas dan kaku disaat yang bersamaan, menerima tatapan tajam dari Pike.

“P-Pike… maksudku…”

“jawab!!!”

Yuri menelan ludahnya kasar, menahan takut dan rasa akit di kedua lengannya yang sudah di cengkram Pike dengan sangat kuat, sebelum akhirnya memaksakan diri untuk menjawab pertanyaan pria itu.

“aaahh… m-maksudku bukan begitu… ke-kecelakaannya tidak ada hubungannya denganku. Aku Cuma salah bicara Pike… sungguh, semuanya tidak ada hubungannya denganku!” jawab Yuri, dengan suara yang bergetar.

Matanya terus menatap sekeliling dengan gelisah, mata itu menolak untuk menatap langsung pada sepasang mata merah penuh amarah milik Pike.

“omong kosong!! Jawab yang jujur Yuri!!!” bentak Pike sambil kembali mengguncangkan tubuh kurus Yuri dengan kekuatan yang sama sekali tidak dibendung.

Bergetar, Yuri menggelengkan kepalanya, ingin membantah jika apa yang baru saja dia katakana adalah kebohongan.

Tetapi cengkraman kuar Pike dikedua lengannya, dan tatapan tajam yang seolah akan membunuhnya detik itu juga akhirnya membuat lidah Yuri melemas. Mengatakan sejauh mana keterlibatannya pada kejadian yang sudah menimpa Nunew.

“a-aku khilaf Pike. Benar-benar khilaf!! Aku sama sekali tidak bermaksud membuat Nunew celaka!! Aku hanya ingin sedikit mencelakai anak yang ada didalam kandungan Nunew. Aku hanya ingin anak itu mati. Nunew harusnya hanya keguguran!! Sungguh!! Nunew mu baik-baik saja, dia pasti baik-baik saja!! Kata penjual racun itu, racunnya hanya akan mencelakai janinnya dan bukan ibunya!! Setelah mereka mengeluarkan anaknya, Nunew akan sehat kembali, sumpah Pike!! Nunew akan baik-baik saja!!” racau Yuri. Dengan suara yang semakin meninggi dan histeris setiap detiknya.

Dengan mata yang menggelap tertutupi amarah panas, Pike menyeret kasar tubuh Yuri,

“ahh!! Pike!! Pike please.. kamu menyakitiku!!” mohon Yuri, berusaha untuk melepaskan cengkraman Pike pada lengannya.

Tapi Pike, seolah pria itu tuli pada permohonan Yuri, terus memperlakukan wanita itu dengan kasar. Lalu melemparkannya kekamar tamu yang ditempati wanita itu semalam.

Pike melemparkannya dengan sangat kasar, sampai-sampai tubuh kurus wanita itu terhuyung, hingga terjatuh diatas lantai berlapis karpet milik Pike.

“Ah!!” jeritnya,

Pike, masih tuli dengan jeritan Yuri, dengan gerakan kasar menutup pintu kamar itu, lalu menguncinya. Mengurung Yuri yang masih meringis didalam kamar kecil itu.

Yuri, sama sekali tidak menghiraukan lutut dan kedua tangannya yang sakit karena bergesekan dengan karpet kasar Pike langsung berusaha untuk membuka pintu yang terkunci itu dengan sekuat tenaganya.

“Pike!! Pike!!! Apa-apaan ini!! Kamu nggak bisa begini!! Pike keluarkan aku!!”

Pike, sama sekali tidak menghiraukan permohonan Yuri berlalu pergi, meninggalkan rumahnya dengan langkah yang tergesa-gesa.

“PIKE!!!”



Aku Yang Kedua -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang