Nunew perlahan terbangun dari tidurnya, sinar matahari yang cerah dan hembusan angin membelai pipinya dengan lembut. Ada ketenangan sendiri yang dirasakannya saat ini, mungkin karena dia akhirnya menikah dengan pria yang dia pikir tepat untuknya, atau karena pengetahuan jika saat ini dia berada di dekapan paling aman, atau mungkin hanya karena keberadaan zee, suaminya yang saat ini sedang tertidur pulas memeluk dirinya.
Entah kapan tubuh keduanya mulai mendekat satu sama lain didalam tidur, tetapi ketika nunew membuka matanya, pria itu mendapati dirinya di peluk erat oleh zee, satu tangan suaminya itu melingkar di pinggang nunew dengan aman, dan satu lagi dijadikan tumpuan untuk kepala nunew.
Zee yang masih tertidur pulas sama sekali tidak menyadari mata nunew yang terus memperhatikannya. Nunew tersenyum, bahagia.
Setelah luka yang dia rasakan tentang pernikahan sebelumnya, nunew mengira jika dia tidak akan bisa merasakan kebahagian seperti ini, bahkan nunew tidak pernah ingat jika kebahagian dan ketenangan seperti ini bisa dia rasakan.
Nunew menghela nafas, lalu dengan hati-hati mencoba membenamkan dirinya lebih dalam lagi kedalam pelukan zee, hati-hati karena dia tidak ingin membangunkan suaminya itu.
Tetapi baru saja nunew memejamkan matanya, ingin kembali tidur, ketika kedua tangan zee mengeratkan pelukannya, membawa nunew lebih dalam lagi kedalam pelukannya.
“Em?.. jam berapa ini?” tanya zee dengan suara parau, masih mengantuk.
Nunew tersenyum, lalu melingkarkan tangannya dipinggang zee. Entah kenapa suara parau zee yang baru bangun terdengar imut di telinganya.
“Nggak tau.” Sahut nunew, karena sejak dia terbangun tadi, nunew memang tidak pernah melihat jam sekalipun. Yang pasti, melihat dari sinar matahari yang terang di balik jendela, kemungkinan besar sudah lewat tengah hari.
Wajar mereka tertidur selama ini, karena keduanya baru bisa memejamkan mata saat hampir subuh pagi tadi, dan di hari sebelumnya keduanya sudah menjalani hari yang melelahkan.
“Eemm….” Sahut zee, lalu pria itu membenamkan hidungnya diatas pucuk kepala nunew. Mencium aroma shampo istrinya.
Mereka berdiam cukup lama dalam posisi itu, entah karena kantuk atau masih tidak ingin melepaskan kehangatan yang mereka terima dari satu sama lain. Tetapi kemudian zee mendorong tubuh nunew perlahan, lalu memandangi wajah heran nunew dengan senyuman kecil.
“Hari ini mau jalan-jalan? Atau mau duduk-duduk di dekat pantai?” tanya zee.
Nunew berfikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya. “nggak ah, masih capek. Hari ini dikamar dulu aja ya kak.” Sahutnya, sambil kembali memejamkan matanya.
“ok. Kalau gitu biar saya pesan room service dulu. Kamu mau makan apa?” ujar suaminya itu sambil merapikan selimut yang menutupi nunew. Senyuman lembut itu masih tetap tersungging di bibirnya.
“Apa aja, sekarang aku sudah bisa makan apa aja kok.”
“okay.” Zee mengecup pucuk kepala nunew sekali lagi, lalu dengan sedikit berat hati meninggalkan ranjang hangat itu dan mencari buku menu resort.
Dan benar saja, sisa hari itu mereka habiskan dengan mengurung diri didalam kamar mereka.
Seharusnya mereka merasa bosan, menghabiskan hampir setengah hari didalam kamar tertutup itu, dan hanya bisa memandangi lautan dari balik jendela besar kamar itu. Tapi tidak sama sekali.
Setengah hari itu mereka habiskan dengan menceritakan kejadian lucu dan aneh yang terjadi di pernikahan mereka kemarin, sambil menyantap sederet hidangan yang zee pesan untuk mengisi perut kosong mereka.
Setelah kenyang menyantap makanan yang disediakan resort, mereka kembali keatas tempat tidur yang belum dibereskan. Dan keduanya kembali berbaring, sambil melepas lelah yang datang terlambat setelah seharian disibukkan dengan acara pernikahan mereka kemarin.
Nunew tersenyum simpul ketika zee dengan ragu meletakkan tangannya diatas gundukan kecil yang mulai terlihat di perutnya, seakan zee takut jika sentuhannya akan di tolak nunew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...