“Nunew….Nunew… aku mau Nunew, Nunew sedang menungguku…” gumam Pike, sambil terduduk lesu di pojok sel sementara, kedua tangannya terborgol tapi benda besi itu terasa tidak berguna karena Pike sama sekali tidak menggerakkan kedua tangannya. Matanya hanya memandang lurus kosong seakan melihat kejadian yang tidak ada didepannya.
Padahal baru beberapa menit yang lalu Pike meronta dan melukai beberapa petugas kepolisian dan pengawal Zee yang mencoba untuk menenangkannya.
Berguman, terus menggumamkan nama Nunew dan dengan pandangan kosong. Terus menggumam pada dirinya sendiri.
Mengingat masalalunya dengan Nunew, penyesalannya, dan angannya jika Nunew akan segera menceraikan Zee sekarang Yuri sudah dia singkirkan, dan bagaimana dia akhirnya bisa hidup bahagia bersama tunangan yang dulu pernah dia khianati.
Dan semuanya, disaksikan oleh Zee yang menyusul pengawalnya ke kantor polisi terdekat. Pria itu memandangi sosok Pike datar, sama sekali tidak terlihat iba ataupun tidak nyaman mendengarkan Pike yang berkhayal tentang istrinya.“apa dia gila?” Tanya Zee, akhirnya, pada salah Foei yang berdiri setia dibelakangnya.
“masih belum bisa dipastikan sir. Tapi jika dilihat sekilas…” Foei tidak bisa melanjutkan kata-katanya. Didalam hati, pria berkacamata itu sedikit menyayangkan bagaimana seseorang yang terlihat bugar cerdas, dan kokoh saat pertama kali ditemuinya bisa berubah menjadi sosok menyedihkan yang kacau karena kenyataan.
“lemah.” Ucap Zee. Matanya masih memperhatikan Pike dengan dingin. “padahal setelah selesai mengurusi pamanku, aku ingin membuat perhitungan dengannya, karena sudah menyakiti Nunew dulunya, dan dengan lancang berani mengusik istriku lagi setelah dia kembali.”
“aku ingin membuat perhitungan karena tindakannya menyebabkan Nunew merasakan banyak sakit setelah pertunangan mereka putus. Tapi seperti ini… apa gunanya memberikan pelajaran pada orang yang otaknya sudah rusak? Benar-benar pria yang mengecewakan.” Sambung Zee dengan tatapan penuh cemooh.
“seseorang akan memeriksanya lebih lanjut sir, dan jika dia benar-benar sudah kehilangan kewarasannya. Maka tuan Pike akan dipindahkan ke rumah sakit jiwa, dan terlepas dari tuntutan penyerangannya pada tuan muda.”
“ck… biarkan polisi mengurusi sisanya. Kita tidak perlu ikut campur lagi. Kita anggap saja urusan dengan pria ini selesai sampai disini.”
“baik sir.”
Zee dan Foei berjalan beriringan keluar dari kantor polisi, lagi. Belakangan ini Zee bahkan berfikir dia mulai terbiasa dan familiar dengan suasana kantor polisi karena seringnya berkunjung. Tapi setelah ini, Zee mungkin tidak akan mau kembali lagi ke tempat ini. Terlalu banyak hal-hal yang tidak ingin dia ketahui dari banyak orang bermuka dua yang menyapanya untuk membangun koneksi.
“uhh.. dan nyonya Yuri.”
“ada apa dengannya? Bukannya dia juga sudah diurus?”
Alasan Zee kembali kekantor polisi kali ini, bukan hanya untuk melihat keadaan Pike dengan mata kepalanya sendiri, tetapi juga untuk memberikan kesaksiannya sebagai salah seorang sipil yang menemukan Yuri di rumah Pike.
Mantan istrinya itu…. Terlihat jauh dari gambaran Yuri sebelumnya.
Zee masih mengingat bau busuk dan menyengat yang menyerang indranya ketika menemukan Yuri terkapar di tengah salah satu kamar dirumah Pike.
kotor, pucat dan terlihat seperti mayat. Mantan istri Zee itu terbaring di tengah-tengah muntahan, dan kotorannya sendiri, dengan mata yang memaling putih, tidak sadarkan diri.
Tidak ada rasa iba didalam diri Zee melihat sosok menyedihkan Yuri itu. Segala perasaan yang pernah Zee rasakan pada Yuri, semuanya hilang. Cinta, marah, dendam, semuanya hilang tidak berbekas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...