Pembalasan

1.6K 113 32
                                    















“dia tidak tau apa-apa.” Ucap Nunew lemah, matanya memandangi sedih sosok kecil yang terhubung dengan banya selang didalam inkubator.

“Nunew…”

“kak… apa wajar jika Nunew memiliki rasa benci sebesar ini pada seseorang?” tanyanya dengan suara yang bergetar.

Dan Zee yang mendengar nada bicara itu hanya bisa menggigit pipi dalamnya, menahan sumpah serapah agar tidak keluar dan menambah buruk suasana hati istrinya.

Kedua tangannya menggenggam erat tangan Nunew, dan matanya memandangi wajah datar Nunew dengan dalam.

“nu...”

“Nunew… tidak akan pernah memaafkan dia, tidak akan pernah.” Sumpah Nunew, matanya memerah dan sesaat kemudian mengeluarkan butiran bening yang membasahi pipinya.

Nunew sudah boleh pulang hari ini, walaupun kondisinya masih lemah, tapi sudah cukup stabil untuk kembali melanjutkan perawatan di rumah.

Tapi bayinya… banyinya harus tetap tinggal di rumah sakit ini, di dalam incubator kecil itu.

Tubuh kecil bayinya masih berwarna merah, rapuh dan tidak berdaya. Bahkan untuk bernafas, bayinya membutuhkan bantuan selang-selang yang bahkan lebih besar  dari pergelangan tangan mungilnya.

Bayinya… harus tinggal didalam incubator itu selama berminggu-minggu lagi, sampai kondisinya benar-benar stabil dan bisa bernafas sendiri, sampai fisik bayinya tidak rapuh dan rentan karena bakteri.

Bayinya yang harus dikeluarkan dari perutnya lebih cepat karena ulah wanita serakah yang tidak pernah tau kapan harus berenti.

Bayi mungilnya yang tidak berdosa.
“dia tidak akan hidup tenang.” Bisik Nunew, tapi bisikan itu masih terdengar jelas oleh Zee.

Zee yang memahami sepenuhnya siapa yang sedang Nunew bicarakan.

“kak Zee akan pastikan, mereka semua akan menerima balasan atas apa yang sudah mereka kalukan pada kita. Semuanya.”

Zee menarik tubuh lemah Nunew, dan memeluknya erat. “sebentar lagi, tolong bersabar sebentar lagi. Kak Zee akan membayar kembali apa yang sudah mereka lakukan pada kita.”

Perlahan, Nunew membalas pelukan itu, dan membenamkan wajahnya di bahu suaminya.

“ya… ya… mereka semua akan membayarnya… semuanya.” Bisiknya.



” Bisiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Wang…tidak mengerti apa yang sudah terjadi saat ini.

Tubuhnya terasa kaku dan bel-bel peringatan terus berdering didalam otaknya. Mark, asistennya yang kompeten, asistennya yang seharusnya beada dipihaknya sedang bertukar kata dengan Foei, keduanya terlihat tidak canggung sama sekali seperti interaksi sebelum-sebelumnya. Seolah keduanya sudah melepaskan topeng yang sudah lama di pakai.

Aku Yang Kedua -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang