sudah 2 minggu sejak pertemuan pertama Nunew dengan David, pria yang di perkenalkan secara 'paksa' oleh kedua orang tua mereka itu begitu gencar mendekati Nunew setiap harinya.
David terlihat sopan, ramah, dan selalu memperlakukan Nunew dengan lembut dan penuh perhatian. Jika di pandang sekilas, pria itu adalah seseorang yang akan sangat sulit di tolak, terlebih lagi David berasal dari keluarga yang terpandang dan memiliki penampilan fisik yang tidak kalah dengan selebriti papan atas yang berseliweran di layar TV.
Tetapi setiap kali Nunew berdekatan dengan pria itu, dia selalu saja merasakan ada sesuatu yang janggal, entah apa itu.
Nunew ingin mengutarakan perasaannya ini pada kedua orangtuanya, atau mungkin pada teman terdekatnya, tapi Nunew khawatir jika perasaannya ini tidak akan di gubris oleh siapapun, malah Nunew merasa sangat takut jika kedua orangtuanya yang sudah mulai bersikap hangat lagi padanya akhir-akhir ini akan kembali mendiamkannya jika dia mengatakan berhubungan dengan David membuatnya merasakan sesuatu yang mengganggu.
Malam ini, Nunew dengan terpaksa mengikuti ajakan David yang mengajaknya untuk menghadiri pesta perayaan pembukaan cabang baru perusahaannya di sebuah hotel ternama di kota mereka. Bukannya Nunew tidak bisa menolak ajakan pria itu, tapi David dengan langsung mengajaknya di hadapan mama Nunew, yang kemudian setengah memaksanya untuk mengiyakan ajakan pria itu.
Segelas Mocktail yang sedari tadi dia genggam sudah mulai kehilangan sensasi dinginnya, dan hati Nunew yang dari awal memang sudah tidak nyaman dengan kerumunan teman-taman David yang mengelilinginya saat ini menjadi tambah gelisah Seiring berjalannya waktu.
David yang terlihat tidak peka dengan kegelisahannya terus saja menarik lengan nunew kesana kemari untuk memperkenalkannya pada para kolega dan karyawannya sebagai 'calon'nya.
ketika David selesai memperkenalkannya pada dua temannya kali ini, Nunew menghentikan langkah David dengan meletakkan satu tangan di lengan pria itu.
"David, saya merasa agak pusing, saya keluar sebentar untuk menghirup udara segar ya." ucapnya dengan canggung.
Sebenarnya, sudah beberapa kali David memintanya untuk memanggil pria itu dengan sebutan akrabnya, yaitu 'Dave'. Tapi nunew tidak menggubrisnya, dan masih tetap memanggil pria itu dengan nama David. Dan setiap kali David memintanya untuk mengubah cara bicara mereka dengan 'kamu-aku' nunew juga menolaknya secara halus dengan alasan jika dia masih belum terbiasa dengan pria itu.
ada sesuatu didalan diri Nunew yang membuatnya menolak untuk lebih dekat dengan David.
"aku temani ya nu?"
"nggak usah, itu sepertinya ada rekan kamu yang mau mengobrol lagi."
Nunew segera beranjak dari sana tanpa mendengarkan jawaban dari David. Melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju taman hotel agar David tidak bisa mengejarnya.
Ketika Nunew berhasil menghirup udara segar taman hotel, tidak terasa beban yang serasa bertumpuk di pundaknya sedikit demi sedikit terasa lebih ringan, membuat pria manis itu menyunggingkan senyuman simpul sambil menuju salah satu bangku taman.
Nunew menghirup dalam udara segar malam itu, menyandarkan punggungnya pada sandaran bangku, mengarahkan pandangannya pada langit malam yang terlihat gelap tanpa hiasan bintang-bintang.
Pikirannya kosong untuk beberapa saat sampai ada sebuah tangan yang menariknya dengan paksa untuk berdiri.
"disini kamu rupanya, dasar jalang tidak tau diri!"
Nunew yang terkejut dan dirinya yang tidak mengantisipasi perlakuakn kasar pemilik suara tersebut terhuyung akibat tarikan keras pada tangannya, sebelum akhirnya bisa menyeimbangkan badannya dan menatap kearah pemilik suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...