Missing

1.5K 103 5
                                    


























Berjam-jam, sudah berjam-jam Wang duduk di kursi kaku yang menyakiti punggungnya ini, di sekitarnya para polisi sibuk dengan urusan mereka masing-masing, tidak ada yang terlihat peduli padanya, tidak ada yang menyadari keberadaannya.

Satu-satunya yang membuat Wang yakin dia masih diawasi adalah, setiap kali dia bergerak untuk mengganti posisi duduknya, beberapa pasang mata langsung memperhatikannya dengan tatapan menunggu.

Wang gusar, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang salah dari langkah-langkah yang sudah dia ambil selama ini. Dia Pikir dia sudah sangat rapi menyusun semuanya, menyembunyikan jejaknya. Tidak ada yang tahun tentang perbuatannya di belakang, yang mereka tau hanyalah tuan Wang panich yang selalu tersenyum, baik hati, dan bersikap rendah, berbanding terbalik dari kakak tirinya, ayah Zee yang selalu menggunakan mnama Panich dengan bangga dan kepala terangkat.

Gundah, gelisah, Wang menunggu, dan terus menunggu orang-orangnya untuk menyadari jika dia sudah ‘disekap’ oleh komplotan polisi yang memperlakukannya seperti angin ini, tapi sudah ber jam-jam lamanya, bahkan hari sudah hampir berganti, tidak ada seorangpun yang datang untuk memberikan penjelasan, apalagi membawanya pergi dari ruangan kecil dan pengap ini.

Entah berapa lama kemudian, akhirnya salah seorang polisi tanpa seragam membawa Wang kedalam ruangan lain yang lebih kecil, tapi tidak ada orang lain didalamnya. Lalu kembali meninggalkan Wang tanpa berkata apapun. Dan baru saja Wang akan kehilangan kendali atas kesabarannya dan mulai memaki, pintu ruangan sempit yang hanya berisi sebuah meja dan dua buah kursi itu kembali terbuka, dan Zee berjalan masuk kedalamnya dengan ekspresi yang sulit untuk dijelaskan.

“hallo… paman.” Sapa Zee, tenang.



” Sapa Zee, tenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




“Pike…. Pike… stop please…” mohon Yuri dengan suara yang hampir tidak terdengar.

Dari mulut wanita berjatuhan sisa-sisa makanan basi yang tidak terkunyah dengan bau menyengat. Tubuh Yuri lemas, dan perutnya mengembung tidak normal, di seluruh lantai kamar berceceran sisa makanan basi dan muntahan yang berbau menyengat.

Yuri hanya bisa bersandar di tepi ranjang dengan wajah yang pucat dan tubuh yang lemas.

Yuri… tidak ingat berapa lama dia terjebak didalam kamar ini, memakan makanan basi yang disuapkan Pike padanya setiap saat. Lau kembali memuntahkannya beberapa saat kemudian. Dan selang beberapa jam kemudian, Pike akan kembali lagi membawa makanan basi lainnya untuk Yuri dan memaksanya untuk terus makan, dan Yuri akan kembali memuntahkan isi perutnya saat pria itu pergi.

Sakit, tersiksa. Kepala Yuri terasa pusing dan perutnya sakit akibat makanan basi. Tubuhnya lemas dan kedua kakinya tidak memiliki tenaga untuk menopang berat tubuh Yuri.

Setiap saat, Yuri berdoa dan memohon agar ada seseorang yang akan menolongnya, menghentikan Pike dan membawanya kembali pulang… kepada Zee.

Dan setiap saat, setiap kali Pike kembali dan menyuapi Yuri dengan makanan sampah lainnya, doa dan harapan wanita itu terpatahkan.

Aku Yang Kedua -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang