Lunas ya janjinya, selanjutnya update seperti biasa 😃
###
Yuri kembali ke rumah Panich dengan pikiran yang kacau. Wanita itu bahkan tidak menyadari bagaimana dia bisa tiba-tiba terduduk di ruang tamu tanpa mengingat perjalanan yang sudah dilakukannya.
Pikirannya masih terpaku pada kejadian yang disaksikannya siang tadi.
Tidak mungkin,
Sangat tidak mungkin, pikirnya.
Zee bukanlah tipe pria seperti itu.
Zee adalah pria yang setia, moral compass nya lurus, dan sifatnya yang chivalrous tidak akan membiarkan Zee untuk berselingkuh darinya.
Munafik
Sejenak perkataan itu terlintas dibenak Yuri.
Sebelum wanita itu menepisnya jauh-jauh.
Ahh.. memang kenapa jika selama ini dia sudah beberapa kali berselingkuh dibelakang Zee?
Pria-pria itu hanyalah pengganti suaminya. Hubungannya dengan pria lain hanyalah sebatas hiburan dan tidak akan berbuah apa-apa, hanya Zee yang berbeda. Zee seorang yang Yuri cintai.
Dan selama ini Yuri yakin jika hati Zee juga miliknya, walaupun akhir-akhir ini Zee seringkali bersikap dingin dan mengacuhkannya, yuri yakin jika hati pria itu hanyalah untuknya.
Tetapi pemandangan siang tadi benar-benar mengguncangnya. Yuri menjadi meragukan keyakinannya selama ini.
Apa selama ini, saat Zee mulai berubah padanya, ada orang lain yang memaksa masuk kedalam hati suaminya?
Apakah posisinya akan segera tergantikan?
Tidak, Yuri tidak bisa menerimanya. She have to do something sebelum semuanya terlambat.
===
Setelah berpisah dengan Nunew, saat itu juga Zee memerintahkan Foei untuk menghubungi kedua orangtuanya, meminta mereka agar bisa meluangkan waktunya malam ini untuk bertemu dengannya.
Sebenarnya Zee bisa saja menghubungi pasangan paruh baya itu sendiri, tetapi saat ini Zee belum sepenuhnya siap untuk berbicara langsung dengan papi ataupun maminya. Keduanya memiliki intuisi yang kuat, terlebih lagi pada anak-anak mereka, Zee yakin dia akan dipaksa untuk menceritakan semuanya saat itu juga. Belum lagi keduanya belum mengetahui sama sekali tentang keretakan hubungannya dengan Yuri.
Zee harus menyiapkan argumennya dengan matang tentang keputusannya untuk menikahi Nunew sebelum bertemu keduanya.
Jika dia tidak ingin Nunew menanggung beban kesalahfahaman sebagai orang ketiga didalam pernikahannya.
Zee sudah berjanji jika dia akan melindungi Nunew, dan dia berniat akan menjalankan janjinya tersebut dengan baik dan tidak akan membiarkan pria manis itu tersakiti sedikitpun, baik fisik ataupun mentalnya.
===
Yuri terus memikirkan kejadian siang tadi, bahkan berjam-jam kemudian, wajah Zee yang tersenyum pada lawan bicaranya, gemggaman tangannya yang lembut, semua yang sudah bertahun-tahun tidak diterima oleh Yuri tetapi malah diberikan dengan percuma pada orang lain masih terngiang di benaknya.
Sebenarnya wanita itu tidak ingin memikirkannya, tetapi entah kenapa wajah lawan bicara Zee terus terpampang didalam benaknya.
Aneh, Yuri sangat yakin dia tidak mengenal pria itu, tetapi entah kenapa dia merasa mengenali wajah itu setelah berkali-kali dipikirkan.
“Siapa?..... siapa yang sudah berani…”
Belum sempat Yuri menyelesaikan kalimatnya, wanita itu tiba-tiba teringat darimana dia mengenali wajah pria itu.
Yuri tidak ingat siapa nama pria itu, tapi dia sangat yakin kalau pria yang dia lihat siang tadi secara tidak langsung memiliki hubungan dengannya.
“Chawarin… aku yakin namanya chawarin. Bukannya dia tunangannya Pike?”
Yuri bergegas mengambil ponselnya dan mengirimkan pesan singkat berisi suruhan untuk menyelidiki tunangan mantan selingkuhannya itu kepada kali tangannya.
Yuri perlu menyusun rencana untuk menyingkirkan pria itu dari sisi Zee. Tidak ada yang boleh merebut Zee darinya, siapapun itu.
Zee, angsa emasnya.
===
“So… apa yang mau kamu bicarakan sampai jauh-jauh pulang ke rumah tua ini tanpa istrimu Zee?” Tanya seorang wanita paruh baya yang duduk berhadapan dengan Zee.
Pon namanya, Pon Saat Panich. istri pengusaha kaya raya yang saat ini sedang menikmati masa tuanya bersama suaminya tanpa kesibukan apapun kecuali acara amal dan kunjunga-kunjungan ke panti asuhan yang dibiayai oleh keluarganya.
Wanita itu memang sudah berusia di pertenganhan 50 tahun, tetapi wajahnya yang segar memancarkan kebahagiaan dan bibirnya yang tidak berhenti menyunggingkan senyuman tipis membuatnya terlihat awet muda.
Disebelahnya papi Zee duduk sambil menikmati secangkir teh panas sambil memandangi Zee dengan fokus. Wajahnya tidak seramah istrinya, jika ditanya darimana Zee mendapatkan wajah dinginnya, mungkin jawaban yang tepat adalah dari papinya, ayah dan anak ini memiliki ciri khas yang sama, berwajah dingin dan tidak terlalu suka dengan basa basi, walaupun sebenarnya orang terdekat Mr.Panich atau Theo nama akrabnya, akan tau jika pria paruh baya ini sebenarnya bukanlah orang yang benar-benar dingin dan sangat peduli pada keluarganya.
“Zee?” tanya pria paruh baya itu ketika mendapati anak sulungnya itu hanya terdiam memandangi kedua orangtuanya.
“sebenarnya…. Zee kemari untuk meminta izin dan restu dari papi dan mami… untuk menikah lagi…” bukanya sambil terus memandangi reaksi keduanya.
Tiba-tiba ekspresi wajah mami Zee berubah, senyum yang terus tersiungging di bibir wanita itu menghilang, dan matanya memandang demgan penuh fokus tajam pada anaknya.
“Apa maksud kamu?” Zee tertunduk, sebenarnya tidak ada yang dia takutkan, hanya saja sudah lama dia tidak mendapatkan pandangan seperti itu dari maminya.
“kamu sudah berkhianat dari Yuri?” tanya wanita paruh baya itu.
“ Tunggu dulu Mi, Biarkan anak ini menjelaskan semuanya dulu. Papi tahu Zee bukan orang yang seperti itu.” ujar papi Zee sambil memandang tajam ke arah anaknya.
“coba kamu jelaskan apa maksud kamu.” Lanjut Theo dengan suara dingin.
Zee diam sejenak, memperhatikan raut wajah kedua orang tuanya. pria itu menghela nafas sebelum akhirnya menceritakan secara detail apa yang sudah terjadi antara dia dan Nunew 2 bulan yang lalu.
Setelah Zee selesai dengan penjelasannya, pria itu memperhatikam dengan seksama reaksi orangtuanya, dan mendapati papinya yang sedang terdiam berfikir dan maminya yang terlihat setengah tidak percaya.
“Oh god... semua itu benar-benar terjadi?” tanya ibunya dengan tidak percaya.
Zee mengangguk mengiyakan
“Dan kamu yakin semuanya nyata dan bukan sebuah skema penipuan yang mereka rancang untuk menjebak kamu?” tanya papinya dengan nada dingin.
Zee baru saja akan membantah papinya ketika maminya langsung menyambar, membenarkan ucapan pria paruh baya itu.
“itu benar nak, kamu yakin anak yang bernama Nunew itu bukan bagian komplotan mereka? Yang hanya berniat menjebak kamu dengan anak yang belum jelas adalah darah daging kamu atau bukan agar bisa bergabung dalam keluarga kita?”
“kamu tau keluarga kita bukan keluarga biasa. Kamu bukan orang biasa, all this wealth and power.... banyak orang yang rela melakukan apa saja untuk bisa mendapatkan apa yang kamu punya Zee”
“dan bagaimana dengan Yuri? Bukannya kamu sangat mencintai istrimu? kamu nggak kasian sama dia Zee?” tanya ibunya dengan nada yang semakin meninggi.
“Pi,mi, stop! Nunew bukan seperti yang kalian kira. Zee tau itu, karena malam kejadian itu bukan pertama kalinya zee mengenal dia, Zee sudah pernah bertemu dengan Nunew sebelumnya, dan zee cukup yakin akan karakter Nunew yang Zee lihat.... dia tidak seperti yang kalian pikirkan.” Ujarnya, memotong argumen lain yang akan diucapkan oleh papinya.
“Apa maksud kamu?” tanya ayahnya heran
“jadi maksud kamu selama ini kamu memang sudah menjalin hubungan dengan anak itu? Kamu mengkhianati Yuri?”
“Zee!!”
Zee menghela nafas, menahan rasa lelah karena harus bersabar menjelaskan semuanya pada kedua orangtuanya. Zee tidak bisa kehilangan kesabarannya disini, dia perlu untuk tetap tenang.
Jelas kedua orangtuanya akan kebingungan dan terguncang dengan berita yang Zee bawa ini. Tetapi malam ini zee berniat untuk menceritakan segalanya pada pasangan paruh baya itu. Bukan hanya soal hubungan rumitnya dengan Nunew, tetapi tentang semuanya
Termasuk Yuri
Dan kondisi internal perusahaan mereka saat ini
Zee akan menceritakan semuanya tanpa menyisakan sedikitpun detail, untuk memberikan jalan bagi Nunew agar bisa di terima didalam keluarganya.
Mungkin saat ini Zee baru bisa memperjuangkan dan memberikan Nunew posisi sebagai istri keduanya, yang tentunya tidak seindah dan terpandang seperti posisi istri pertama pemimpin grup Panich yang di pegang Yuri. Tetapi Zee berniat, pada akhirnya nanti Nunew akan menjadi istrinya satu-satunya.
Saat semua ini berakhir, hanya akan ada Nunew yang menyandang status sebagai istrinya, dan tidak akan ada yang lain lagi.
Zee meletakkan sebuah amplop berisi berkas yang sudah dipersiapkan oleh Foei sebelumnya. Berkas itu berisikan detail mata-mata keluarga Kwon, besannya, yang sudah menyusup kedalam jajaran karyawan dan eksekutif perusahaan mereka yang selama ini bekerja untuk menggerogoti panich group dari dalam.
Papinya memandangi Zee dengan heran dan penuh curiga sebelum mengambil amplop yang diserahkan oleh putranya itu, lalu membaca dengan seksama isinya.
Sedangkan maminya melirik isi dokumen dari balik bahu suaminya.
Beberapa saat kemudian keduanya memandangi Zee dengan tidak percaya, tangan maminya yang dari tadi memegangi cangkir berisi teh mulai bergetar.
“Zee... this is...”
Tapi zee belum selesai, dia kembali meletakkan satu amplop yang terlihat lebih tipis dari sebelumnya, berisi detail perselingkuhan Yuri dengan Pike, dan hubungan keduanya dengan Nunew. Detail bagaimana zee bisa mengenal Nunew.
Sebenarnya Zee ingin menambahkan detai perselingkuhan-perselingkuhan Yuri yang lain, tetapi pria itu pikir hal itu tidak terlalu penting dalam skala besarnya. Dia hanya perlu memberitahukan kedua orangtuanya bagaimana dia dan Nunew bisa saling terhubung, dan menumbuhkan sedikit simpati keduanya pada Nunew, agar si manis itu bisa memiliki jalan yang lebih mudah untuk bisa menjadi istrinya.
Kedua orangtuanya kembali terperangah setelah selesai membaca isi dokumen tersebut. Dan hanya memandangi Zee dengan tatapan tidak percaya.
“Zee... apa semua ini benar? Ini bukan tipuan?” tanya maminya dengan suara bergetar.
Sedangkan papi Zee hanya terus memandangi dokumen yang berisikan laporan kerugian perusahaan yang tidak mereka sadari, dan deretan nama-nama penghianat yang pernah dia anggap sebagai orang-orang kepercayaannya.
“Benar jika Zee pernah mencintai Yuri.... tapi setelah mengetahui semua ini, bagaimana Zee masih bisa mencintai dia? Mami dan papi tau Zee punya harga diri yang tinggi, bagamana mungkin Zee masih tetap mau menaruh hati pada orang yang sudah mengkhianati Zee seperti ini?”
Zee menatap kedua orangtuanya dengan tajam, pandangannya menyampaikan api kemarahan yang sebelumnya selalu dia tahan sendiri.
“Dan Nunew.... Zee seharusnya berterimakasih padanya, kita harusnya berterimakasih padanya. Kalau saja dulu Nunew tidak mengungkapkan perselingkuhan Yuri pada Zee, Zee mungkin akan terus tidak tahu menahu tentang semua ini. Kita semua mungkin akan hancur tanpa tau penyebabnya, dan Zee akan menjadi orang paling bodoh karena tidak menyadari semua ini sebelumnya...”
“Tapi bukannya berterimakasih padanya, bukannya melindungi Nunew. Zee malah melakukan hal yang tidak pantas padanya, Zee malah menyakiti Nunew, Zee malu pi, mi. Malu pada Nunew, pada diri sendiri, Zee berniat bertanggung jawab dan menebus kesalahan Zee pada Nunew seumur hidup.”"Sebenarnya Zee bisa saja menikahi Nunew secara diam-diam dan memberikan uang dah perlindungan yang layak padanya di belakang keluarga kita dan juga pandangan orang lain. Tapi Zee tidak ingin membuat Nunew hidup seperti itu, Nunew adalah pria baik-baik yang pantas hidup dengan status yang terhormat dan di akui. Karena itu Zee disini, meminta restu pada papi mami agat bisa menerima Nunew dalam leluarga kita."
“Menikahi Nunew, memberikannya nama Panich dengan segala keuntungan dan kekuasaan yang mengikuti nama kita hanyalan sebagian kecil penebusan Zee Untuk dia. Jadi tolong, jangan salahkan Nunew dalam hal ini, Nunew adalah orang baik, Zee tahu itu, tolong beri Dia kesempatan."
Zee menundukkan kepalanya, wajahnya yang biasa terlihat dingin menunjukkan ekspresi memohon pada kedua orangtuanya.
“tolong beri Nunew kesempatan, dia orang baik-baik pi, mi. Dan saat ini dia sedang mengandung anak Zee…”
Tuan dan nyonya Panich saling berpandangan. Keduanya sebenarnya masih dikejutkan dengan fakta-fakta yang baru saja Zee berikan, dan masih belum bisa memproses semuanya dengan benar.
Tetapi melihat wajah Zee yang memelas seperti ini membuat keduanya tidak tega, akhirnya Nyonya Panich mengulurkan tangannya dan memegang tangan Zee dengan lembut. Wanita itu menatap anaknya dengan dalam, lalu dengan sedikit berat hati mengucapkan "saat ini mami masih belum bisa mengiyakan permintaanmu Zee, tapi mami dan papi akan pikirkan dulu, tolong beri kami waktu.”
Tuan Panich juga melihat kearah anaknya, matanya tidak setajam sebelumnya, tetapi pria itu masih terlihat ragu. Tapi baru kali ini pria itu melihat Zee memohon pada keduanya seperti ini, Sehingga tanpa pikir panjang pria paruh baya itu mengiyakan ucapan istrinya.
" dan sebelum itu, Kami ingin bertemu dengan Nunew. Papi ingin melihat langsung orang macam apa yang ingin kamu nikahi ini"
Zee terlihat lega setelah mendengarkan respon kedua orang tuanya itu, tujuan awal Zee bertemu dengan orang tuanya bukan karena dia ingin Nunew langsung diterima oleh keduanya, dia hanya ingin memberikan jalan agar Nunew lebih diterima oleh kedua orang tuanya. Respon keduanya terlihat lebih baik dari Apa yang Zee dipikirkan.
Zee merasa lega karenanya, dengan ini jalan Nunew untuk menjadi Nyonya muda Panich yang kedua akan lebih mudah.
Zee mengangguk
" baiklah, tapi Zee harap papi dan Mami tidak akan memerlukan waktu yang lama. Zee berharap Nunew sudah menjadi istri Zee yang sah ketika anak Zee lahir"
“Jangan berpikir ke sana dulu, yang harus kamu pikirkan sekarang Bagaimana kamu bisa menikahi Nunew dengan lancar tanpa gangguan dari keluarga Kwon” putus papi Zee.
Pria paruh baya itu menatap anaknya lekat-lekat, seakan menyampaikan Jika keputusan Zee ini tidak akan mudah. Pasalnya besan mereka itu, the Kwon, bukan juga keluarga biasa-biasa saja, mereka memilih pengaruh yang cukup besar walaupun tidak sebesar grup Panich.Dan keluarga Kwon tidak akan mungkin menyetujui dan membiarkan Zee memberikan gelar Nyonya muda Panich pada orang lain selain anak mereka.
Zee mengangguk mengiyakan,
“I understand.”
===
Yuri memandangi informasi yang terpampang di layar ponselnya, raut wajahnya menampakan ekspresi tidak suka yang sangat berlebihan. Jemari wanita itu bergerak cepat di atas layar ponselnya sambil sesekali berhenti di atas beberapa foto yang terpampang. Sesekali wanita itu memandangi wajah manis yang terpampang di layar ponselnya, Matanya penuh dengan ketidaksukaan.Di ponsel itu tertera poin-poin dan waktu-waktu di mana Nunew sudah bertemu dengan suaminya dengan diam-diam, dasar jalang.
Ya, informasi yang terpampang di layar ponsel Yuri saat ini adalah info yang dia dapatkan dari orang-orangnya mengenai Nunew Chawarin, seseorang yang Yuri pikir tidak akan pernah dia temui lagi karena hubungannya dengan Pike yang sudah berakhir.
Sialnya perkiraan Yuni salah, ternyata pria yang dulunya menangis dan mengucapkan jika mereka berbeda dan tidak sama itu sama saja dengannya.Yuri Mungkin memang sudah tidur dengan tunangan Nunew, tapi itu hanyalah permainan biasa. A fling.
berbeda dengan Nunew saat ini,
Nunew sudah dengan berani dan lancangnya mendekati suami Yuri. Satu-satunya orang yang tidak akan pernah Yuri ijinkan untuk direbut darinya. Yuri akan memastikan jika Nunew tidak akan pernah muncul lagi di hadapan suaminya.
Karena Zee, adalah miliknya
===Rencananya aku mau ganti panggilan nunew ke zee dari bapak/pak zee jadi :
1. Abang
2. Mas
3. Kakak
4. Kang?Mana yg paling cocok buat mereka disini guys? Pendapatnya dooong.
Untuk MAUNYA SAMA KAMU masih ku kerjakan, ngulang lagi dong nulis epilognya dr awal 😭😭
Anyway, please vote, comment dan follow ya bebs ❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...