*chapter mengandung unsur dewasa, dimohon untuk membaca dengan kebijakan masing-masing*
*
*
*
Kedua pasangan yang berada didalam ruangan itu melakukan kegiatan mereka masing-masing dengan suasana canggung.Entah apa yang mempengaruhi keduanya. Tetapi nunew menolak untuk melihat kearah zee, dan zee yang tidak tau harus berbuat apa dengan suasana canggung itu hanya bisa berdiam.
Setiap kali pandangan mata mereka bertemu, nunew hanya bisa tertunduk malu, mengingat suara desahan yang dikeluarkannya beberapa saat yang lalu ketika zee dengan lembut mencumbu bibirnya.
Memang benar sekarang mereka sudah suami istri, tapi tetap saja.
Apa lagi, ciuman mereka tadi adalah ciuman pertama yang nunew rasakan secara sadar, ciuman pertama mereka setelah keduanya memiliki hubungan yang harmonis.
Zee kembali melirik kearah nunew, jantungnya yang mulai beberapa saat lalu berdetak kencang dihadapkan dengan tubuh lembut nunew sama sekali tidak melambat, dan terus berdetak kencang setiap kali pikirannya mengingat kembali sensasi sentuhan bibir nunew.
Keduanya sama sekalo tidak bertukar kata, bahkan sampai beberapa jam kemudian, saat mereka sudah bersiap untuk kembali tidur lebih awal.
Sebenarnya masih banyak yang ingin nunew lakukan di luar sana, tetapi suasana canggung diantara mereka berdua membuat nunew sulit untuk mengajak zee keluar berdua.
Akhirnya mereka berdua terbaring di atas ranjang dengan jarak yang lumayan berjauhan. Nunew mengulum bibirnya, malu untuk berkata jika dia ingin meminta zee mendekatinya, sedangkan zee yang juga masih terjaga hanya bisa sesekali melirik kearah nunew, enggan untuk memecahkan keheningan diantara keduanya.
Zee memghela nafas, mencoba menenangkan dirinya. Kemudian dengan tangan yang sedikit dingin dan basah karena keringat, zee meraih jemari nunew didalam kegelapan kamar mereka.
Nunew sempat tersentak kaget, tetapi dengan senyum yang terkulum, nunew menyambut jemari zee dan menautkan kedua tangan mereka.
Keduanyabterdiam beberapa saat, lalu Zee perlahan menarik nunew, mendekatkan tubuh keduanya, hingga akhirnya nunew masuk kedalam pelukannya.
“Is this okay?” tanyanya berbisik.
Nunew menganggukkan kepalanya, lalu tersadar zee mungkin tidak bisa melihat gerakaannya dengan jelas.
“iya” sahutnya dengan suara lirih.
Beberapa saat, keduanya hanya saling berpelukan, denhan zee yang terus mengusap lembut punggung dan pucuk kepala nunew, dan nunew yang menggenggam erat bagian pinggang kaos yang zee kenakan untuk tidur malam itu.
Tidak ada suara, selain hembusan nafas keduanya yang terdengar nyaring di keheningan kamar mereka malam itu.
Perlahan, zee menurunkan bibirnya, menelusuri kening, hidung, pipi, dagu, hingga bibirnya menyentuh belahan bibir nunew.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...