Wedding

1.7K 149 34
                                    

Suasana aula terbuka hotel bintang 5 itu begitu meriah, tamu undangan yang mengenakan pakaian terbaik mereka berseliweran dengan wajah yang cerah. Banyak dari mereka yang berbisik memuji pasangan pengantin yang saat ini sedang duduk di meja utama, bertukar kata dengan keluarga terdekat.

Sebagian besar tamu undangan yang hadir adalah rekan bisnis dari kedua mempelai, sisanya adalah keluarga dan teman terdekat zee dan nunew. Tidak banyak dari teman-temannya yang nunew undang, mengingat sebagian besat teman-temannya itu juga adalah teman pike. Dan nunew sama sekali tidak ingin kembali membuka celah bagi pike untuk mengetahui kabarnya.

Nunew tersenyum, mengingat janji zee yang dia bisikkan pada nunew sesaat setelah keduanya resmi menjadi suami istri.

'Kamu mungkin bukan yang pertama untuk saya, tapi saya berjanji, kamu akan menjadi yang terakhir'

Dadanya terasa menghangat mengingat moment itu, nunew percaya sepenuhnya pada ucapan zee itu.

Mata suaminya penuh keyakinan, penuh pujaan terpendam untuknya.

Nunew terlihat tidak nyata hari ini, begitu yang dipikirkan zee dan banyak tamu undangan yang melihat kecantikannya.

Pakaian pengantin yang pria manis itu gunakan sebenarnya memiliki desain sederhanya, setelan putih yang berhias lace dan ratusan butiran-butiran kecil swarovsky, dengan cape panjang yang dikenakan sebagai sentuhan akhir. Rambutnya pun tidak ditata sedemikian rupa, hanya berhiaskan mahkota kecil berbentuk rangkaian daun berwarna silver, dan nunew sama sekali tidak mengenakan hiasan tebal, hanya sedikit sentuhan yang menonjolkan mata dan bibirnya. Tapi entah kenapa, nunew seperti memiliki cahanyanya sendiri hari itu, wajahnya berseri dan membuat banyak orang terpana, termasuk zee.

Zee tau jika pria yang dinikahinya memang cantik dan manis, zee memiliki mata yang berfungsi dengan baik, tentu dia bisa melihatnya. tapi hari ini, ada sesuatu pada setiap gerak dan senyuman yang diberikan nunew padanya yang membuatnya takjub.

“Kak, kenapa?” bisik nunew padanya, disela sapaan orang terdekat yang ingin mengucapkan selamat pada keduanya.

Zee yang kembali disadarkan dari ketakjubannya pada nunew, hanya memberikan senyuman kecil pada pria manis yang sekarang bisa dia panggil sebagai istrinya itu.

“nggak papa, kamu cantik.” Sahutnya, nunew yang mengira zee kembali menggodanya nya seperti biasa berpura-pura kesal pada pria itu sambil mencubit pinggang suaminya.

Zee seakan tidak merasakan sakit dari cubitan itu hanya tersenyum manis, lalu menautkan tangan keduanya dan kembali berbisik pada nunew.

“betul kok, kamu memang cantik biasanya, tapi hari ini lebih cantik lagi.”

“Kakkk....” nunew hanya bisa menahan malu.

Tidak berani berkata lebih banyak lagi karena puluhan pasang mata yang memperhatikan keduanya.

Di kejauhan, yuri memandangi zee dan nunew yang terus berbisik sambil tersenyum satu sama lain dengan mata yang penuh benci.

Sebenarnya yuri sama sekali tidak ingin menghadiri acara pernikahan zee dan nunew hari itu, siapa yang ingin menunjukkan dirinya hanya untuk dijadikan bahan ejekan dan bisikan menghina dari orang-orang sekelilingnya?

Tapi setelah mendapat omelan panjang ibunya yang ingin yuri tetap menunjukkan mukanya didepan umum seolah tidak terjadi perubahan besar pada rumah tangganya, seolah dia masih yang teratas, yang masih memegang kendali, dan wanita paruh baya itu juga tidak ingin yuri memberikan kesan kepada nunew kalau dia memiliki posisi diatas yuri hanya karen suaminya lebih memilih nunew saat ini, nyonya kwon ingin yuri memberikan pesan kepada nunew hari ini jika yuri masih diatasnya, dan nunew tidak akan bisa menganggunya.

Mereka harus segera memulihkan kedudukan keluarga mereka di antara para panich.

Yuri tidak membantah ibunya sama sekali, dan mengatakan jika zee sudah menaruh kecurigaan pada keluarganya dan mungkin saja sudah mengetahui permainan kotor mereka, jika saat ini mungkin saja zee sudah tidak mencintainya lagi. Yuri takut akan menjadi sasaran amarah wanita tua itu.

Akhirnya setelah omelan panjang ibunya itu, yuri menyerah dan hadir di sepanjang acara hari itu, menyaksikan dengan kedua matanya sendiri bagaimana manis dan lembutnya suaminya memperlakukan nunew.

Aku Yang Kedua -END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang