“Apa ini?” tanya pria itu sambil melihat-lihat sekilas beberapa lembar dokumen yang diberikan padanya.
“dokumen persetujuan pemindahan saham sir. Dan dibawahnya surat persetujuan untuk pembangunan gedung kantor baru kita.”
Jawab asistennya, tenang, seperti biasanya.
Tanpa meneliti lebih lanjut tumpukan kertas itu, pria itu langsung menandatangani setiap lembar kertas yang ada didepannya, sudah terlalu percaya pada asistennya yang sangat kompeten.
“bagaimana rencana kita untuk mengambil alih matrix?” tanya pria itu sambil menyerahkan dokumen yang baru saja ditandatanganinya.
Asistennya meneliti setiap dokumen yang diserahkannya, kompeten seperti biasanya.
“Berjalan lancar sir. Dan laporan mengenai penyebab kecelakaan keponakan anda juga sudah di proses oleh pihak kepolisian. Semua bukti yang sudah kita olah sudah di proses, sesuai rencana minggu depan, semuanya akan beres.”
“HHmmm… bagus. Bagus mark, rencanamu memang selalu cemerlang dan efektif.” tawa pria itu pecah, wajahnya menampilkan senyuman sumringah, membuat wajah ramahnya menjadi terlihat berseri. “dengan rencana ini, kita bisa memperlemah zee, dan menyingkirkan foei di saat yang bersamaan.”
Mark menganggukkan kepalanya. “boleh saya tau sir? Foei sudah setuju untuk bekerjasama dengan anda, dan bahkan memberikan kita banyak informasi penting mengenai tuan zee dan matrix. Dia juga pria yang kompeten, bukankah sebaiknya dia dipertahankan? Bukannya disingkirkan seperti ini?”
Wang tersenyum pada asistennya, benar saja, sekompeten apapun asistennya ini, mark masih muda, belum mengerti sepenuhnya seluk beluk pemikiran manusia yang mudah berubah.
“Mark, foei sudah bekerja lama untuk zee. Selalu berada disampingnya dan mendapatkan banyak keuntungan dari keponakanku itu. Tapi hanya karena aku menawarkan jabatan yang lebih tinggi dan uang sedikit lebih banyak dari yang diterimanya dari zee, pria itu dengan mudahnya berpihak padaku dan berpaling dari zee. Dia bahkan menyingkirkan mata-mataku yang sudah lama kutanamkan di matrix agar tidak ada yang menggoyahkan kepentingannya terhadapku. Kamu tau apa maksud semua itu?”
Mark menggelengkan kepalanya.
“Itu artinya, asisten zee itu adalah pria yang ambisius, seseorang yang mampu melakukan apapun untuk mendapatkan banyak keuntungan. Pria seperti itu sangat berbahaya untuk tetap berada disampingku.” Jabarnya, setelah itu tersenyum melihat wajah mark yang menunjukkan jika akhirnya pria itu mengerti dengan tindakan wang selama ini.
“ingat ini, aku tidak butuh pria berambisi dan berotak untuk mengikutiku, yang kubutuhkan hanyalah orang-orang yang setia.” Wang memandangi mark yang berdiri tegap didepannya.
“karena itu foei harus disingkirkan. Dia pria berambisi, dan tidak setia. Berbeda denganmu.” Jelas wang lalu mengalihkan pandangannya keluar jendela, isyarat agar mark meninggalkan ruangannya.
Mark berbalik dam membuka pintu ruangan wang, bersiap untuk pergi.
Tetapi gerakan pria itu terhenti, mark kembali berbalik, lalu menyunggingkan senyuman kecil pada wang.
“Anda sedikit salah sir. Saya juga memiliki ambisi, ambisi saya adalah bekerja untuk seorang penguasa, pemenang.” Ujarnya, lalu keluar dari ruangan itu setelah memberikan anggukan hormat pada wang.
Di balik pintu ruangannya yang tertutup, suara tawa puas wang terdengar menggelegar, menunjukkan jika dia sedang dalam suasana hati yang sangat bagus.
Dan mark yang mendengarkan tawa itu juga ikut tersenyum sinis, Matanya melirik pada dokumen yang dibawanya, penuh kepuasan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Yang Kedua -END-
FanfictionNunew selalu berpegang teguh pada pendiriannya untuk tidak menjadi orang ketiga dalam hubungan orang lain, karena dia sendiri juga sudah merasakan berada di posisi orang yang terkhianati. Sakit rasanya, terlalu sakit untuk diingat, Tapi apalah day...