Hai... hai... hai...
Lama tidak berjuma. Aku bawa lanjutan rintik ke 37 nih. Tapi ini cuma spoiler.Aru you ready
*
*
*
*
*Selama perjalanan hidupnya yang kini menginjak dua puluh lima tahun, baru kali ini Utari merasa begitu hancur. Dipermalukan dan harus kehilangan bayi tidak berdosa disaat bersamaan. Padahal ia telah bertemu dengan berbagai macam karakter. Namun tidak pernah sampai membuat ia seterluka ini. Orang yang ia pikir bisa merubah hidupnya malah mendorongnya kejurang rasa sakit yang sebegitu hebatnya.
Utari keluar dari pekerjaannya sebagai staf adminitrasi rumah sakit. Wanita itu lebih memilih kembali kerutinitas awal sebagai pelayan Club malam walau Karang tidak pernah mempermasalahkan ia berkerja dirumah sakit. Malu dan sakit hati menjadi alasan, Hasil yang didapat memang tidak sepadan tapi diclub malam itulah tempat dimana ia seharusnya ada.
"Lo harus bisa ngelupain Aru? Dia juga nggak sepadan sama kita. Yang ada lo malah dijadiin pembantu kalo beneran lo nikah sama dia." Ucap seorang teman saat mereka menyeruput minuman beralkohol dibar club malam tempat Utari bekerja.
Utari terlihat cuek. Tidak peduli dengan celotehan temannya yang sudah setengah sadar. Wanita dengan rok mini dan tangtop itu berjalan gontai setelah sebelumnya ia menyambar minumannya di meja bartender terlebih dahulu. Utari menari mengikuti suara musik yang dibawakan oleh seorang Disk Joki perempuan. Utari berputar. Menggelengkan kepala kekiri dan kekanan tanpa peduli sekitar.
"Sini lo...!" sebuah tangan kekar menarik lengan Utari keluar dari kerumunan orang-orang yang sedang berdansa. Ia membawa wanita itu menuju belakang Club. Lelaki itu tidak lain adalah Gading yang beberapa hari ini jengah dengan kelakuan Utari yang selalu mabuk-mabukan, "Sampai kapan lo mabuk-mabukan kek gini?!"
"Lepas...!" Utari mengentak pegangan tangan itu, "Apa peduli lo...! Jangan sok care deh lo sama gue...! Anak lo mampus aja lo nggak pernah besukin gue...! Bapak macam apa lo...! Bapak tai..!"
"Lo mau kalo semua orang tau kalo bayi yang lo kandung itu anak gue? Lo pinter dikit dong...! Gue nggak besukin lo bukan berarti gue nggak peduli sama lo. Lo yang bilang sendiri, kalo gue harus jaga jarak sama lo biar rencana kita buat nguasain harta sibudek itu lancar. Terus kenapa sekarang lo malah nyalahin gue...! Mereka semua udah ngebunuh anak kita...! Seharusnya lo balas mereka bukan malah mabuk-mabukan nggak jelas kek gini...!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rintik Terakhir [ TERBIT ]
Teen Fiction"Tidurlah, Aru.. Dan aku mohon. Kembalikan Karangku...!!!" Musim hujan datang lagi. Silih berganti mengisi putaran alam yang itu-itu saja. Dia yang tertidur seharusnya terbangun dan menyapa. Rasa rindu berselimut sepi itu seolah-olah melekat tak ter...