Rintik Ke-Duapuluhdua

21.9K 1.7K 276
                                    

Jangan lupa Vote dulusebelum mulai baca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa Vote dulu
sebelum mulai baca.

*
*
*
*
*

Perihal jatuh cinta tidak bisa memilih pada siapa
Lalu mengapa harus dijatuhkan pada yang akhirnya yang tak mampu bersama.

Perihal jatuh cinta tidak bisa memilih pada siapaLalu mengapa harus dijatuhkan pada yang akhirnya yang tak mampu bersama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

Semilir angin pagi yang menusuk tulang membangunkan Aru dikamar tidur yang sudah jarang ia tempati. Udara menelisik masuk lewat celah jendela yang sengaja tidak tertutup rapat. Sinar mentari pagi mulai bertemu sapa dengan tetes embun yang mulai mengering. Remaja yang hanya menggunakan kolor tersebut perlahan membuka mata. Dengan malas beranjak meninggalkan kasur empuknya menuju guyuran shower kamar mandi yang menyegarkan.

Ia bersenandung lagu favoritnya yang berjudul 'Ambilkan bulan bu.' sembari menggosok rambut dengan shampoo. Hanya satu lagu yang ia tahu bahkan sampai diusianya yang akan menginjak 24 tahun. Aru tidak bisa mendengar. namun entah kenapa, lagu itu masih teringat jelas dalam ingatan.

Brak...!!! Pintu kamar mandi terbuka dengan tiba-tiba.

Sontak membuat penghuni didalamnya terkejut, "Oh Shit...!!!" dengan kecepatan cahaya Aru meraih handuk yang tergantung dan menutup burung miliknya, "Apa-apaan sih lo grasak-grusuk...?!! Bisa nggak sih lo nunggu gue sebentar...!!!" Omelnya.

"Gue lagi nggak pengen nunggu. Buruan... Gue tunggu lo dibawah. Kalo lo lelet. Gue tinggal." Balas Biru.

"Tiga puluh menit." Tawar Aru.

"Nggak bisa-nggak bisa. Tiga puluh menit kelamaan. Atau lo mau bareng Papa?"

"Nggak. Gue mau bareng sama lo."

"Kalo gitu buruan. Kalo agak siangan, Jakarta macet. Gue ogah kejebak macet."

"Makanya sana lo keluar...! Masa lo mau liatin gue mandi." Usir Aru seraya menyeka busa shampo yang mengalir kemata.

"Gue tunggu lo diluar. Kalo lo lama, gue balik lagi intipin lo."

"Gelo gue sama lo. Keluar buruan...!!!" Aru mendorong tubuh Biru untuk keluar dari kamar mandi.

Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang