Rintik Ke-Duapuluhlima

20.9K 1.6K 1.8K
                                    

Makasi untuk 1k komen di chapter sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Makasi untuk 1k komen di chapter sebelumnya. Jadi semangat deh buat lanjut.

Sebelum baca jangan lupa vote dan ramaikan kolom komentar seperti chapter sebelumnya.


Ingat klik tanda bintang dulu.

⚠️Warning⚠️
Chapter ini tidak cocok untuk anak dibawah umur. Jadi diskip aja kalo sekiranya berbahaya 🤭

*
*
*
*
*

Aku masih ingin menguji takdir
Yang tidak memungkinkan kita
menjadi mungkin.

Aku masih ingin menguji takdirYang tidak memungkinkan kitamenjadi mungkin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌧🌧🌧

Launa datang bergegas bersama Lingga dan Rania menuju rumah sakit saat Abi mengabarkan berita kehilangan tersebut. Didalam ruang rawat intensif tersebut, sudah ada Abi, Wulan dan beberapa kerabat Rania yang belum pernah Launa temui sebelumnya.

Rania maju berjalan mendekati tubuh Buih yang sudah tertutup bergambar kue stowbery kesukaannya. Dengan tangan dan sekujur tubuh yang gemetar, wanita itu menyingkap selimut yang menutup wajah putri kecilnya.

"Karang?" Batin Launa. Launa kaget dan sontak menutup mulut kala kain penutup Buih tersingkap dn menunjukkan wajah pucatnya yang sangat mirip dengan Karang. Jenazah kecil itu seperti sedang tertidur lelap. Membuatnya semakin mirip dengan Karang entah dilihat dari sudut manapun juga.

 Membuatnya semakin mirip dengan Karang entah dilihat dari sudut manapun juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rintik Terakhir [ TERBIT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang