Adik dan Kakak

262 29 12
                                    

Gun masih setiah menunggu didepan pintu kamar Tay, tadi Tay menyuruhnya menunggu disana hingga Tay selesai belajar, jika ingin Tay bantu mengerjakan tugas matematika yang sulitnya bukan main.

Gun melirik jam dinding, 2 jam sudah terlewatkan, tapi Tay sama sekali tidak menyuruhnya masuk. dengan otak keciknya, Gun berinisiatif mengetuk pintu kamar Tay, namun tidak ada jawabannya sama sekali. lalu dengan sedikit keberanian, Gun mencoba membuka pintu kamar Tay, dan benar saja, Tay sudah tertidur dan melupakan janjinya membantu Gun.

"b-batal la-giii..." ucapnya senduh. ini memang bukan pertama kalinya Gun mengemis meminta diajarkan pelajaran sekolah oleh Tay, tapi Tay selalu menolaknya.

Seperti...

"k-kak Tay, bi-bisa b-bantu G-gun nge-ngerjain t-tugas se-seko-lah?" tanya Gun sopan, tapi yang dia dapatkan adalah bentakan

"Pergi anjing! ganggu tau nggak sih? gue butuh fokus bangsat, bukan butuh omelan loe!!!" bentak Tay dikali pertama Gun mencoba

"Keluar Gun, Gue capek...." usir Tay saat Gun meminta tolong diajari rumus kimia

"Tolong! keluar dari kamar gue SEKARANG!!!" bentakan Tay diakhir kalimatnya membuat Gun memilih belari keluar dari pada menyelesaikan tugas sekolah

"Gue nggak mau dengar! sekarang keluar loe dari kamar gue" usir Tay seraya menutup telinganya saat Gun meminta tolong membantu Gun dalam mengerjakan proyek kliping padahal Gun belum juga mengutarakan niatnya, tapi sudah d potong lebih dulu.

"udah gue bilangan keluarrrr!!!" usir Tay seraya menarik Gun keluar dari kamarnya saat Gun kembali memintanya membantu menjelaskan materi bahasa inggris yang tidak Gun pahami

"Keluar brengsek, gue nggak mau lihat muka loe!!" usir Tay sembari membanting pintu dengan kuat tepat didepan wajah Gun saat adiknya meminta tolong mengajari cara bermain gitar untuk kelas kesenian

dan seterusnya, Tay akan langsung menyeret Gun keluar sebelum Gun bicara dan menutup pintu dengan kuat saat Gun ngotot menggagap didepannya.

tanpa disadarinya, setiap kata kasar, setiap usiran, setiap bantingan pintu yang dia buat, secara pelan mengiris hati sang adik yang begitu mengharapkan kakaknya. Gun tidak pernah ingin menyerah mendapatkan perhatian Tay, bilang saja dia caper, dia tidak perduli, yang Gun tahu, Gun ingin mendapatkan perhatian Tay lagi seperti dulu. Dimana Tay melindunginya seperti emas perak yang berharga.

Sejak kepergian Papa mereka Tay yang Gun kenal ikut pergi, diganti dengan Tay yang kasar dan berhati batu pada Gun. Gun sendiri tidak tahu kesalahan apa yang dia lakukan sampai sang kakak kebanggannya membecih dirinya dengan sepenuh hati. Rasanya sangat sakit ketika setiap permintaan Gun selalu mendapat penolakan kasar dari Tay.

Dan lebih sakit lagi saat Gun harus melihat Tay bersikap lembut dan ramah pada orang lain, terlebih jika orang itu seumuran dengannya. Gun cemburu, dalam hati juga mau diperlakukan seperti itu oleh kakaknya. Gun mau kepalanya juga diusap Tay saat Gun kesulitan belajar, seperti yang Tay lakukan pada Krist, saat Krist meminta Tay mengajarinya di perpustakaan sekolah.

Gun juga mau dibelikan teh hangat oleh Tay, seperti yang Tay lakukan pada Krist dan Win saat dua teman sekelasnya itu pura-pura sakit di hari upacara bendera.

Gun juga mau diajak jalan-jalan ke pasar malam seperti Tay mengajak Jane. Gun juga mau dibelah Tay saat Off membullynya.
Yang teepenting, Gun sangat ingin Tay mengakuinya sebagai adik Tay, bukan memperlakukannya layaknya penyakit menular yang harus dijauhi.

Gun rindu Tay yang dulu. Dulu Tay rela melakukan apa saja untuk sebuah senyuman kecil di bibir Gun. Dulu Tay selalu menggendongnya, tidur bersamanya saat orang tua mereka tidak dirumah, menyuapi Gun saat mama sibuk mengurusi papa yang sedang sakit. Mandi bersama saat Gun dengan sengaja bermain air ketika papa mencuci mobil. Ataupun menarik tangan Gun saat mereka sekeluarga sedang bertamasya ke tempat wisata.

G U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang