Bersiaplah Gun!

210 30 2
                                    

Sore-sore mendung begini memang enaknya berdua dengan buku, dan itu yang Gun lakukan sekarang, membaca buku fiksi disalah satu cafe yang ada di Mall, tadinya Gun bersama Jane, Krist dan Win, tapi Jane sudah lebih dulu pulang karena dijemput kakaknya, sedangkan Krist dan Win lagi berkeliling belanja, Gun cape, dua cowok itu tidak habisnya berbelanja, Gun nyerah dan memilih menunggu mereka di cafe sambil membaca. awalnya Gun sendirian, sampai seseorang datang dan duduk didepanya tanpa persetujuan. Gun mendongkak, dan mendapi Luke tersenyum padanya.

cowok kecil itu terkesiap, tapi buru-buru menetralkan air mukanya.

"kok sendirian ajah? pacar kamu mana?" tanya Luke. tapi Gun diam. jujur saja ingin rasanya Gun menjambak Luke sekuat tenaga jika mengingat betapa jahat pria itu pada kekasihnya tempo hari.

"K-kak nga-ngapa-in ke-kesi-ni?" tanya Gun tergagap

Luke menaikan dua alisnya "yah suka-suka gue lah, inikan tempat umum" jawab Luke santai.

Gun terlihat was-was, anak itu bahkan menegakkan tubuhnya menghadap Luke, diam-diam menyiapkan diri untuk kabur dari Luke jika remaja besar itu ingin meculiknya sekali lagi.

Luke tertawa renyah melihat sikap Gun "tegang amat sih, santai ajah donk, kan nggak gue apa-apain,,,, eh belum sih..." ucap Luke tanpa beban.

Gun diam tidak menyahutinya sama sekali, bahkan saat Luke mengambil alih minumannyapun Gun tetap tidak memberi protes, hanya diam menonton Luke. 

tapi Luke tidak suka begini, dia ingin Gun menjawabnya, dia ingin mendengar suara manis itu, dia ingin meihat bibir berisi itu bergerak lihai ketika menjawabnya. Luke benci keterbungkaman Gun saat ini.

"Oke kalau loe nggak mau ngobrol sama gue, biar gue ajah yang ngobrol sama loe...." ucap Luke akhirnya mengalah juga.

"gue mau ngasih tahu sesuatu sama loe, tapi loe jangan kaget yah cantik..." lanjut remaja besar itu sembari berusaha menyentuh punggung tangan Gun yang ada diatas meja.

Gun terkesiap saat merasakan kulit Luke menyentuh punggung tangannya. ada sedikit guratan kesal yang tersirat pada wajah ayunya.

"jangan kesal-kesal dong, nanti cantiknya hilang" ucap luke sembari mengusap pipi gembil Gun yang langsung mendapatkan penolakan dari Gun. anak itu menepis tangan Luke cukup kuat.

"ja-ja-ngan se-sen-tuh Gun!!" ucap Gun yang akhirnya angkat bicara dengan wajah kesal namun tampak begitu menggemaskan bak anak kucing bagi Luke.

Luke tersenyum lagi, diam-diam memaki Off Jumpol atas keberuntungannya mendapatkan kekasih semolek Gun. setelah ditatap lagi lebih dalam, Luke merasa ada sedikit kegunadaan dalam hatinya dalam pembalasan dendamnya, ada sedikit rasa kasihan pada remaja mungil didepannya itu. jelas saja, Gun tentu tidak bersalah dalam kecelakaan kekasihnya beberapa tahun silam, Gunpun tidak bersalah bahkan tidak tahu menau atas apa yang terjadi antara Off, Mook dan Jayler juga bayi mereka yang menjadi kartu As Off untuk menyerang Jayler jika pria itu sudah gila. itu semua sungguh tidak adil untuk remaja kecil didepannya ini.

Luke meneguk salivanya, raut wajahnya beruba serius, ditatapnya Gun dengan serius, membuat Gun menatapnya makin was-was.

"gimana kalau kita buat kesepakatan?" tanya Luke

Gun tidak menjawabnya, remaja itu hanya menaikan sebelah alisnya, menatap bertanya pada Luke yang terlihat ragu.

"tinggalin Off dan jadi pacar gue?" tawar Luke akhirnya

kedua mata indah Gun membola terkejut. "Ma-mak-sud k-kakak a-pa?" tanya Gun

Luke mengusap wajahnya sebentar, menjilat bibir bawahnya lalu kembali menatap Gun.

G U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang