Grammy dan Off

127 20 3
                                    

Hari ini satu sekolah dibuat bingung dengan keadaan Gun dan Off.

Pagi tadi keduanya bertemu tanpa sengaja di tengah lapangan. Yang membuat bingung adalah, pagi ini Off datang dengan keadaan kacau, tangannya terbalut perban, pipinya membelau dan seragamnya tidak sesuai hari yang seharusnya. Pakiannya yang bedah sendiri membuat banyak pasang mata dengan muda menemukan hal-hal aneh dari Off hari ini.

Sedangkan Gun tak kalah anehnya. Penampilannya memang biasa saja seperti kesehariannya, tapi wajah yang pucat, dengan bibir yang membengkak, dan mata yang sembab membuat para siswa Grammy penasaran minta ampun. Belum lagi keduanya yang tidak saling menyapa saat bertemu menciptakan tanda tanya besar dikepala mereka semua.

Terbongkarnya masalah Ohm yang selama ini menjadi musuh dalam selimut belum meredah, namun kini datang lagi masalah baru yang diciptakan OffGun. Huh Grammy sungguh sibuk!

"HAH LOE DIPUTUSIN GUN!!??" Tanya Arm dengan suara yang cukup keras membuat suasana kantin yang awalnya ramai menjadi hening seketika.

Semua mata menatap padanya, ada yang merasa terganggu, ada yang penasaran, ada yang meminta kejelasan, bahkan ada yang bahagia sekali.

Off berdecak agak kesal, sementara Arm hanya bisa cengengesan tak jelas setelah digeplak Singto.

"Sorry" ucap Arm tak enak hati pada kawannya yang tengah patah hati.

"Off, serius loe diputusin Gun?" Tanya Jan yang kelewat semangat

Off mengangguk ringan sembari melirik pada Gun yang duduk didekat jendela bersama teman-temannya. Pria kecil itu hanya menunduk, lalu terlihat mengangguk samar saat Jane berbicara sesuatu padanya, mungkin gadis itu juga bertanya hal yang sama.

"Wah..wah..wah..... nggak nyangkah yah gue, ada manusia yang seenggak tahu terima kasihnya kayak loe!! Udah dibantuan dijagain sama Off sampe berlutut depan musuh! eh malah diputusin gitu ajah, ckckck" ujar Jan dengan decakan diakhir kalimatnya. Seakan menekankan pada semua siswa bahwa dirinya sunggu heran akan sikap tidak pantas yang ditunjukan Gun pada Off.

Gadis cantik itu melipat kedua tangannya menatap merendahkan pada Gun yang masih berusaha sibuk dengan makanannya.

Lalu dengungan-dengungan mulai bermunculan memenuhi kantin dan menemani makan siang Gun yang memaksa menelan semua makanannya dengan susah payah.

"Dih nggak tahu diri bangat sih jadi orang"

"Nggak tahu terima kasih!"

"Sia-sia deh berlututnya!"

"Ini mah air susu di balas air tuba"

"Kok masih berani sih masuk sekolah? Kalau gue mah mending pindah ajah, kerjanya cuman buat malu, udah gitu nggak tahu diri pula"

"Iya benar tuh, ngerusak nama Grammy ajah"

Jan tersenyum licik mendengar banyak makian yang ditujukan pada Gun. Bahkan teman segengnya malah makin memanasi anak-anak lain.

"Yah seenggaknya Off nggak lagi malu-maluin nama Lucifer karena pacaran sama anak cacat kek dia" ucap seseorang dengan suara yang menggapai tiap sudut kantin. Keadaan kantin yang awalnya ramai akan makiam kini berubah hening dengan banyak tanda tanya.

"Cacat?" Tanya seorang memecah keheningan

"Iyalah, gagap gitu..." jawab yang lain

"Bukan cuman itu woy! Kata nyokap gue dia anak autis... yang kabarnya mau dirawat di rumah sakit keluarga Off loh... ckck kurang baik apa cobaaa..." sambung seorang lagi.

Mendengar rahasia itu terbongkar didepan seluruh siswa grammy membuat senyum Jan makin melebar, lain hal dengan Gun yang pucat pasih lalu menoleh kearah Off yang ternyata juga tengah menatapnya dengan ekspresi yang tak bisa Gun artikan dengan baik.

G U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang