G U N

Problame to Problame

"loe sama Off kenapaaaa??" Tanya pemuda itu antara gemas dan penasaran, dia bahkan tanpa sengaja meremat lengan Jayler

Jay lagi-lagi menghembusakan napas panjang "gue sama Off, sama-sama korban cinta ortu kita" ucap Jay tenang tapi menyayat hatinya sendiri.

Pemuda disisinya membulatkan kedua matanya menatap Jay seakan tak percaya akan penuturan Jay barusan

"Maksud loe?? Loe sama Off sodaraan gitu?" Tanya pemuda itu terlalu kentara terkajutnya. Yah siapa juga yang tidak terkejut mengetahui fakta sebesar ini

Jay menggeleng pelan "bukan...." Ucapnya mengundang kerutan pada dahi pemuda disebelahnya.

"Nyokap gue, selama ini jadi wanita simpanan bokapnya Off..." Tutur Jay sembari meletakan ukulelenya disamping kanan tubuhnya. Pemuda itu kembali menghisap rokoknya dalam-dalam lalu memghembus keluar asapnya sembari menunggu keterkejutan sepupunya cukup terkendali.

"Jadi..... Gosip soal tante Ana yang selama ini diomongin sama keluarga besar kita itu benaran? Dan cowoknya itu bokapnya Off?? Kok.. kok bisa?" Tanya pemuda itu terheran-heran

Jay mengangguk lagi "nyokap gue ternyata cinta masa lalunya bokapnya Off. Setahun setelah bokap gue meninggal, nyokap ketemu lagi sama mantannya alias bokapnya Off. Awalnya emang sembunyi-sembunyi, tapi sesuatu yang buruk tuh pasti bakalan kecium baunya, dan sialnya,,,, gue sama Off adalah orang pertama yang tahu soal hubungan mereka" jelas Jay

"Loe ingat waktu Atlantis-Lucifer berantem di pasar malam di daerah depok?" Tanya Jay mencoba membuat sepupunya mengingat

Pemuda itu mengangguk "disana kami liat mereka lagi beduaan di restoran, nggak mungkin dibilang kolega, soalnya mereka peluk-pelukan dan itu mesrah bangat njir...." Lanjut Jay dengan mengepal kedua tangannya kuat. Perasaannya tak karuan sebenarnya. Saat pertama kali melihat sang mama bersama pria yang bukan papanya, membuat Jay sedikit merasa cemburu, apa begini rasanya melihat orang tua kita mengejar cinta mereka?

Tidak Ia bayangkan, pertengkaran antar dua geng mereka kala itu malah menghantarkan Off dan dirinya pada suatu kenyataan yang pahit. Melihat orang tua mereka bersama seseorang yang bukan pasangannya.

Bagi Jay, dia tidak masalah asal ibu ya bahagia, bagaimanapun ayahnya sudah tiada, otomatis ibunya bisa mencari pengganti, tapi bagi Off? Itu terlalu sulit. Menyakitkan.

"Pas lagi berantem, emang waktu itu gue ngehindarin Off dan nggak sengaja lari ke depan resto, eh mana nyangka gue bakalan ngeliat nyokap lagi sama cowok disana..." Lanjut Jayler

"Pantasan waktu itu loe sama Off tiba-tiba menghilang" ucap pemuda disamping Jay.

"Gue sih oke ajah awalnya, tapi nggak sama Off yang ikutan nyaksiin kemesrehan mereka, bahkan Off ngegrebek mereka langsung dimuka umum, gue kasihan nyokap gue jadi bahan tontonan,.... Loe tahu sendiri gimana Off kalo udah marah..." Jay kembali menjeda ceritanya, sedangkan pemuda disampingnya dengan tekun mendengarkan.

"Waktu itu gue juga baru tahu 1 fakta, kalau ternyata bokap sama nyokapnya Off itu nikah karena dijodohkan, dan sampe sekarang bokap Off nggak pernah bisa cinta sama istrinya, kalau loe liat mereka sering berduaan, itu cuman pencitraan yang dilakuin bokap Off, bukan karena dia emang mau, karena dia cuman cinta sama nyokap gue"

"Bokap Off malah ngancem Off kalau sampe Off ngadu ke nyokapnya tentang perselingkuhan yang dia lakuin, bokapnya nggak bakalan segan-segan buat nyeraiin nyokapnya.... Karena itu Off nggak pernah mau ngaduh ke nyokapnya, karena tahu nyokapnya cinta mati sama si bajingan itu! Buntutnya malah gue  yang diancem sama Off, mana pas bangat Mook lagi hamil"

"Loe tahukan, Off nggak sepicik itu sampe harus ngancem gue pake anak gue yang nggak berdosa. Tapi karena nggak mau nyokap sama adeknya sakit hati Off terpaksa ngelakuin itu, dia ngancem gue kalo nyokap gue semakin ngebuat bokapnya menjauh dari leluarga mereka, iya gue akuin gue bisa paham perasaan Off waktu itu, pasti sulit bangat buat dia, tapi gimanapun gue juga nggak mau ngerusakin kebahagiaan nyokap gue, mereka saling cinta, gue harus apa?" Tanya Jay diakhir kalimatnya yang lebih terdengar frustasi.