"gue punya berita bagus...." Ucap Jayler di sambungan telpon.
"Gue tunggu di markas" jawab Luke lalu menutup panggilan itu.
Tak butuh waktu lama bagi Jayler untuk melesat cepat kemarkas mereka dan disana Luke sudah menunggu dirinya.
"Cowok gagap itu..... Pacarnya Off" ucap Jay pelan tapi berdampak besar bagi Luke. Matanya melotot terkejut menatap Jayler. Mulutnya terbuka, tapi tidak ada kata yang keluar dari sana, namun disambungnya dengan tawa keras membuat Jay menatap bingung padanya.
Tawanya terhenti, diganti dengan sebentuk senyum licik dan rencana kotor yang meluncur cepat dalam otaknya.
"Siapin anak-anak, besok kita serang Grammy...." Lagi senyum licik itu muncul di bibirnya.
"Okey, kalau gitu gue telpon Tay" ucap Jay akan beranjak pergi
"Nggak usah! Tay nggak perlu tahu..." Larang Luke serius.
Jay menatapnya bingung "ini murni dendam gue ke Off, Tay nggak ada sangkut pautnya, jadi nggak usah libatin dia, lagian Tay masih ngikut seleksi olimpiade di aceh" lanjut Luke memberi penjelasan.
Jay manggut-manggut paham, lalu sebuah ide muncul dibenaknya.
"Apa perlu guel ajak Mook?" Tawar Jay ikut tersenyum menatap Luke
Luke menjentik jarinya "gue suka otak loe Jay...." Jawabnya lalu tertawa menyonsong kemenangannya besok.
***
Bel tanda pelajaran berakhir baru saja berdering keras memenuhi gedung-gedung yang ada di GMM HS, membuat para siswa segerah membereskan peralatan tulis mereka dengan cepat, sebab ini waktunya pulang. Tidak perlu banyak waktu untuk para siswa itu berhamburan keluar kelas memenuhi lapangan dan perlahan meninggalkan sekolah.
Ada banyak siswa yang masih memenuhi jalanan depan sekolah perlahan-lahan tertelan oleh mobil jemputan, bus, ojek atau bahkan ada yang mengantri untuk membeli jajanan jalanan yang dijual disekitar jalanan depan sekolah, dan Gun salah satunya.
"Gun be-beli so-so-sis ba-bakar du-lu yah k-kak..." Izinnya pada Off yang selalu setiah menunggunya. Off mengangguk lalu melepaskan tautan tangan mereka dan membiarkan Gun sendirian mengantri sosis bakarnya. Bukan apa-apa, hanya saja Off malas berdesak-desakan bersama siswa-siswi lainnya. Soalnya terkadang kesempatan itu bisa jadi kesempatan emas untuk para siswi untuk menggoda imannya, dengan sengaja dorong-mendorong alhasil menempelnya benda-benda asing yang kenyal di punggung atau sikutnya.
Tangan kiri Gun sudah penuh dengan sekantong sosis bakar, kini Gun kembali mengantri depan gerobak yang menjual minuman.
Dan ditempat Off berdiri tepat didepan gerbang sekolah, seorang gadis dari masa lalunya, tiba-tiba saja datang mendekatinya. Tentu saja kejadian itu membuat heboh semua orang yang ada disana. Siapa sih yang tidak tahu si bad record Off Jumpol? Sekalinya ada yang aneh pasti langsung rame.
Gadis itu, Mook. Gadis seusia Off yang masih mengenakan seragam sekolah asalnya, berdiri canggung didepan Off yang menatapnya terkejut.
"Off..." Panggilnya pelan
Beberapa siswa mulai mendekati keduanya, dengan sendirinya membentuk lingkaran siap menjadi saksi alias penonton setiah.
"Mook... Loe ngapain kesini?" Off maju mendekati gadis itu.
Dengan gaya gemulainya, Mook menyampirkan rambut sebahunya kebelakang telinganya, seolah-olah mengingatkan Off bahwa dulu remaja itulah yang melakukan untuknya.
"Aku... Hmm.. " Mook terlihat bimbang. "Bisa nggak kita cari tempat lain buat ngobrol, disini terlalu....." dengan sengaja Mook mengantung kalimatnya, matanya melirik kesekitarnya, membuat Off ikut melirik dan baru dia sadari ternyata dirinya dam Mook tengah jadi tontonan.
KAMU SEDANG MEMBACA
G U N
FanfictionBahagia itu milik siapa? kesedihan juga milik siapa? aku? dia? kami? ataukah mereka? Bukan Gun namanya kalau tidak menuruti permintaan Tay, Kakaknya, termasuk dia harus menyembunyikan identitasnya sebagai adik Tay dari semua orang. sampai Off Jump...