Sosok Pelindung

285 39 6
                                    

Seminggu setelah meninju Luke di markas cowok itu sendiri, Tay kembali menemui Luke, kali ini hanya mereka berdua. Bukan apa-apa Tay hanya ingin meminta maaf atas kejadian malam ini. Waktu itu dia terlalu terbawa emosi karena Luke membicarakan adiknya. Tapi bagaimanapun juga, Tay butuh sesuatu dari Luke untuk menjatuhkan Off.

Luke mematap Tay malas, jujur saja dia masih cukup dendam dengan pukulan yang Tay berikan palam itu, bibirnya sampe pecah, kan sakit!

Tay berdehem lalu duduk dibangku yang berhadapan dengan Luke.

"Ngapain sih ngajak gue kesini?" Tanya Luke ogah-ogahan

"Sorry, malam itu gue benar-benar emosi" jawab Tay

"Yah nggak pa-pa sih, cuman sakit anjirr..." Jawab Luke lalu tersenyum.

Benar seperti dugaan Tay, Luke ini bodoh dan gampang distel, berbedah dengan Jay yang punya otak cerdas. Untung saja Luke setuju untuk bertemu hanya berdua saja. Jika ada Jay pasti pria itu sudah menanyai Tay macam-macam. Jujur saja dua tahun Tay memilih bekerja sama dengan Luke, Tay tahu hampir semua rencana busuk Atlantis berasal dari otak Jay, bukan Luke. Justru Luke yang terlihat iya-iya saja diatur Jay, meski dirinya adalah ketua Atlantis.

"Nih gue bawain pitzza sama minuman, sebagai permintaan maaf gue" ucap Tay juga tersenyum sembari meletakam sedus pittza dan dua minuman kaleng.

"Wiihh... Oke permintaan maaf loe gue terima, dan thanks yah.... Tau ajah lagi laper..." Luke dengan cepat mencomot sepotong pitzza dihadapannya lalu lahap memakan pitzza itu, dan Taypun melakukan  hal yang sama. Lalu keduanya mengobrol soal rekaman video bagaimana Off bisa berlutut mengakui kekalahannya secara paksa didepan Luke dkk.

'jadi ini yang buat loe ngamuk, Off' ucap Tay dalam hatinya.

"Apa sih yang buat loe sebenci ini sama Off? Sampe-sampe mau balas dendam lewat pacarnya?" Tanya Tay serius. Jujur saja dalam hatinya dia cukup khawatir akan Gun. Jangan sampe Gun benar-benar jadi pelampiasan dendam Luke pada Off.

Luke terdiam beberapa detik, meneguk kasar savilanya, otaknya mulai terbayang-bayang kenangan masa lalu.

"Dulu, waktu SMP, gue punya cewek, namanya Namtan. Gue sayang bangat sama cewek gue, kita juga satu sekolahan dan loe tahulah gimana remaja yang lagi kasmaran... Sampai hari itu, Namtan pergi pake sepeda pinknya, gue masih ingat Tay, hari itu Namtan pake sweter ungu sama rok panjang sebetis." Luke lagi-lagi meneguk paksa savilanya, menelan semua kepedihannya. Didepannya mata Tay membola terkejut. Gadis SMP, sepeda Pink, sweter ungu. Sepertinya ini kisah yang sama.

"Si Off brengsek itu dengan begonya dia nabrak cewek gue Tay, dia nabrak cewek gue pake mobilnya, padahal dia baru ajah belajar bawah mobil... Loe bayangin Tay gimana frustasinya gue waktu itu... Cewek yang cinta, yang gue jaga, ditabrak sama orang yang baru belajar nyetir, dan sialnya lagi karena kekuasaan yang dia punya, dia dibebasin dan nggak pernah bertanggung jawab atas kecelakaan cewek gue Tay...." Sambung Luke

Tanpa Luke sadari, Tay membeku ditampatnya. Lidah Tay keluh, bahkan Tay tidak bisa lagi merasakan pedas gurih pitzza yang belum habis dikunyanya. Sial ini benar-benar kisah yang sama. Ini salahnya!.

Flasback on

Siang itu, setelah pulang sekolah seperti biasa Tay dan Arm akan ikut kerumah Off sekedar numpang makan siang, bermain ps, ataupun belajar bersama. Karena tidak ada tugas untuk hari esok, ketiganya asik mencoba ATV milik Off yang baru dibeli, dan berujung dengan melati Tay menyetir.

Memang dari ketiganya hanya Tay yang belum benar-benar bisa menyetir mobil, kalau Off dan Arm sudah lincah meski keduanya belum memiliki SIM. Sebenarnya Tay sudah cukup berlatih dengan mobil mama, tapi belum percaya diri jika mengendara sendirian. Dan siang itu entah setan apa yang merasukinya hingga Tay berani berujar.

G U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang