Love or Pride

226 41 10
                                    

Dilain tempat Gun terduduk ketakutan disebuah sofa yang ada di tengah-tengah ruangan besar itu.

Minuman yang tadi dibeli tidak jadi diminum sebab lebih dulu tumpah sebelum masuk ke mulutnya, sosis bakarnya masih aman ditangannya namun sepertinya banyak yang sudah hancur sebab sejak tadi Gun meremasnya sebagai pelampiasan perasaan takut.

"Kita nggak salah nyulik orang kan?" Tanya Luke pada Jayler dengan suara pelan.

"Nggak! Penampilannya ajah yang agak bedah, tapi dia masih si gagap itu kok...." Jawab Jayler pasti.

Luke mengangguk-angguk paham, lalu berjalan mendekati Gun yang memperhatikan sekelilingnya dengan pandangan ketakutan tangannya bahkan bergemetar

"Hey.. nama loe siapa?" Tanya Luke datar

Gun meliriknya takut-takut namun enggan menjawab pertanyaan barusan. Membuat Luke terpaksa berjongkok didepannya agar bisa menatapnya lurus-lurus.

Gun yang ketakutan berpikir Luke akan memukulnya segerah melindungi wajahnya dengan tangan yang bergemetar hebat.

"A-a-am-pun.." lirihnya

Entah bagaimana, dengan pelan Luke meraih kedua tangan gemetar milik Gun lalu menurunkannya agar tidak menghalangi wajahnya.

"Gue cuman mau tahu nama loe doang..." Ucap Luke. Pelan dan ketakutan Gun menatap Luke. Hanya sekitar dua detik awal, saat tatapan mereka bertemu secara dekat, namun entah bagaimana mata bulat dengan bulu mata tipis yang lentik itu, berhasil membuat Luke terpukau parah.

Luke terdiam cukup lama menatap Gun dan segalah keindahan pancaran cahaya kemilau dari mata indahnya itu. Apa Off pernah bercerita bahwa kekasihnya memiliki mata yang begitu indah? Tidak! Sebab Off sangat posesif, segala yang ada pada Gun hanyalah miliknya seorang, dan Off enggan berbagi.

"Cantik" gumamnya begitu pelan

"Hey... Loe takut?" Tanya Luke lebih lembut

"Sorry kalau gue udah buat loe takut! Gue nggak bakal ngapa-ngapain loe, gue janji!" Luke mengacung jari kelingkingnya, ditatapnya Gun yang juga menatapnya bingung.

Pelan, Gun menggerakkan tangannya, mengaitkan kelingking mungilnya pada kelingking Luke yang ukurannya jauh lebih besar. Luke tersenyum tipis menyadari perbedaan itu

"So... Apa gue boleh tahu nama loe?" Tanya Luke sembari menatap Gun lembut

"Gun" jawab si gagap pelan.

Luke ngangguk paham "gue Luke" sahut Luke sembari mengulurkan tangannya.

Gun mengerjab menatap uluran tangan Luke yang kini ada didepannya. Diliriknya Luke sekali lagi, tapi cowok itu hanya tersenyum sembari menaikan kedua alisnya, menanti balasan dari Gun.

Masih dengan tangannya yang bergemetar, Gun menyambut uluran tangan Luke.

"Sa-salam ke-ke-nal..." Ucapnya gagap dan memaksa untuk tersenyum.

Masih dengan tangan yang saling bertautan, Luke mengelus lembut punggung tangan Gun dengan ibu jarinya.

"Loe suka lolipop nggak? Atau permen kapas? Atau nggak suka manis yah...?" Tanya Luke dengan sengaja mencairkan suasana agar Gun tidak lagi merasa ketakutan. Tangannya bergerak pelan mengambil alih antong plastik di tangan Gun, lalu membuangnya ke tempat sampah yang tidak jauh darinya.

Gun tidak meresponnya sama sekali, dia lebih tertarik berdiam diri menatap Luke. Lalu kemudian datang seorang teman Luke membawa dua kantong plastik besar yang berusi minuman dan cemilan. Diletakannya kantong iti dimeja samping Luke.

"Ada susu pisang, kali ajah nih bocah doyan..." Ucap Sing

Luke mengangguk, lalu segerah mengambil susu pisang yang dibeli Sing dari dalam kantong plastik itu. Lalu diangsurnya kehadapan Gun.

G U NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang