BAB | 18

1.2K 37 0
                                    

"Jadi lo di ancam bakal sebarin vidio hubungan intim lo dengan Renard, kalau nggak balikan sama dia?" ucap Cica, tentu ia shock bukan main, ketika Humaira menjelaskan semua nya pada kedua sahabatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jadi lo di ancam bakal sebarin vidio hubungan intim lo dengan Renard, kalau nggak balikan sama dia?" ucap Cica, tentu ia shock bukan main, ketika Humaira menjelaskan semua nya pada kedua sahabatnya. Cica dan Gelisha tidak tahu apa-apa mengenai hubungan Humaira dan Renard ternyata akan sejauh itu.

"Humaira kenapa lo pacaran sejauh itu?" tanya Gelisha, masih tak percaya dengan sahabatnya ini.

"Gue cinta sama Renard, kalian tahu gue dulu sebucin apa sama dia. Apapun gue lakuin demi dia..." lirih Humaira, kedua matanya berkaca-kaca menatap sendu kedua sahabatnya itu. "Bahkan ketika gue pacaran sama dia, gue rela pake pakaian seksi saat ketemu sama dia ... Gue rela ngelakuin semuanya karna gue cinta sama dia..." air mata Humaira luruh, rasanya sesak sekali ketika mengingat masa lalunya yang begitu menjijikan, jika di ingat-ingat begitu murahannya Humaira. Karena cinta ia sampai rela melakukan apa saja.

Dulu saat berpacaran dengan Renard Humaira sangat mencintai Renard, meski Renard bukanlah lelaki baik namun di mata Humaira Renard adalah cinta pertamanya, lelaki baik yang mampu membuat Humaira jatuh cinta.

"Emang brengsek Renard!" umpat Cica, kedua tangannya terkepal menahan emosi.

"Terus kalau lo balikan sama Renard, Mas Ustadz lo gimana?" tanya Gelisha, menghela nafasnya. "Kenapa lo nggak mikir dua kali sebelum bertindak sih Ra? Lo tahu, lo itu punya suami dan gue yakin suami lo itu baik. Nggak seharusnya lo ngekhianatin dia kaya gini." ucap Gelisha.

Humaira menghapus kasar air matanya. "Terus kalau gue nggak balikan lagi sama Renard, gue biarin gitu aja vidio gue kesebar? Gue biarin gitu aja tubuh polos gue di lihat satu Indonesia?!" Humaira semakin terisak, perasaannya campur aduk sekarang antara marah, sesak tercampur menjadi satu.

Gelisha diam, ia tidak tahu harus menjawab apa, ia juga bingung sekaligus sedih menatap sahabatnya yang begitu frustasi.

"Gue harus gimana Gel, jawab gue harus gimana? Hidup gue penuh dengan ketakutan sekarang..." kedua tangan Humaira memegang bahu Gelisha, menggoyang-goyangkan tubuh sahabatnya itu.

Bukannya menjawab, Gelisha memeluk tubuh bergetar Humaira, mengusap pelan punggung Humaira menenangkan sahabatnya itu. Sedangkan Cica yang melihat itu pun ikut memeluk tubuh kedua sahabatnya itu.

***

Sehabis isya Humaira baru saja sampai di rumahnya, dengan ragu ia mengetuk-ngetuk pintu rumahnya, berharap Mbok Nur-selaku pembantu di rumah nya yang belum lama ini bekerja membuka pintunya.

Namun nihil, ketika pintunya terbuka, Harist sudah ada di hadapannya dengan kedua tangan melingkar di depan dadanya. "Dari mana saja kamu? Kenapa baru pulang sekarang? Kenapa pesan Mas nggak kamu balas, kenapa seharian ini kamu nggak ada kabar Humaira?" Humaira menunduk takut ketika mendengar pertanyaan-pertanyaan dari suaminya.

Kepincut Ustadz TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang