BAB | 28

1.3K 39 1
                                    

Indahnya dicintai karena Allah itu adalah hal yang membuat perasaan tenang, tak ada kekhawatiran di dalam diri, yang ada hanya kebahagiaan dan ketenangan.

Semoga yang membaca cerita ini, Allah berikan jodoh yang baik dan sesuai kriteria kalian😇🤍

Aamin Allahuma aamin.

Harist dan Humaira baru saja menyelesaikan sholat Subuh, mereka berdua kini tengah asik mengobrol—romantis di pagi hari adalah nikmat dunia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Harist dan Humaira baru saja menyelesaikan sholat Subuh, mereka berdua kini tengah asik mengobrol—romantis di pagi hari adalah nikmat dunia.

Iri nggak melihat keromantisan Harist dan Humaira? Kalian kapan kaya gini?

MasyaAllah, istrinya Mas kenapa tambah cantik semenjak mengandung buah hatinya Mas.”  Kata Harist, ia menatap wajah Humaira yang terbalut mukena pink.

Humaira tersenyum, satu tangannya terulur mengelus lembut rahang Harist. “Mas juga MasyaAllah banget, kenapa ya Allah bisa sebaik ini menjodohkan Mas dengan Humaira? Padahal Humaira itu Astagfirullah banget untuk Mas yang terlalu MasyaAllah.” Ucapnya.

Harist menghela nafasnya, ia sangat tidak suka jika Humaira merendahkan dirinya sendiri di hadapannya. “Sayang,” balas Harist dengan suara parau juga nada yang terdengar lembut, Harist mengelus pipi istrinya. “Kamu adalah istri Mas yang MasyaAllah.” Harist menjeda ucapannya.

Cup!

Lalu ia melayangkan sebuah kecupan singkat di pipi Humaira. “MasyaAllah cantiknya.”

Cup!

Setelah itu ia mengecup kening Humaira. “MasyaAllah baiknya.”

Terakhir ia mengecup bibir Humaira. “Yang ada di dalam diri kamu itu indah Humaira, kamu adalah perempuan yang begitu indah yang Allah ciptakan untuk menjadi pendamping hidup Mas.”

Harist mengelus lembut perut Humaira. “Dan ini adalah bentuk cintanya Mas pada kamu.” setelah itu, Harist menundukkan kepalanya lalu mengecup perut Humaira. “Allahumma sholli ala sayyidina Muhammad wa ala ali sayyidina muhammad, jadi anak yang sholeh dan sholehah ya Nak. Abba di sini sangat menanti kehadiran kamu.”

Humaira yang diperlakukan seperti itu pun tersenyum salah tingkah, wajahnya pun bersemu merah. “Aamin.”

Harist mendongakkan wajahnya, kembali menatap wajah cantik istrinya.

Seperkian detik mereka saling menatap satu sama lain, membuat Humaira tersenyum salah tingkah, ia refleks menutup wajahnya yang semakin memerah. “Mas Harist, kenapa natap wajah Humaira kaya gitu? Humaira kan jadi malu!” kesal Humaira.

Harist terkekeh, ia mengelus lembut puncak kepala istrinya. “Gemes banget istrinya Mas.” ucapnya membuat Humaira tambah salah tingkah.

“Mas Harist!” marah Humaira.

Kepincut Ustadz TampanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang